Sabtu, 16 Januari 2010

Mitos Perbedaan Cewek dan Cowok

Dari dulu saya selalu jengah memandang buku-buku yang menyinggung Pria dari Mars dan Wanita dari Venus. Alasannya adalah, menurut saya, John Gray dan segenap penulis sejenisnya terlalu membesar-besarkan perbedaan dua kutub antar pria dan wanita yang sebenarnya tidak sebegitu parahnya, melainkan kita sendiri yang membangunnya setiap hari semenjak dari kecil. Menurut saya, pria dan wanita tidak seberbeda itu!

Perbedaan planet pria dan wanita adalah sebuah narasi retorik yang enak didengung-dengungkan sehingga keadaan terasa lebih sulit untuk diperbaiki daripada seharusnya. Terkesan saintifik, tapi pada kenyataannya tidak begitu. Saat ini kita tinggal di dunia yang begitu kental dengan penemuan sains ini dan itu yang mengakibatkan sains begitu cemar dan abu-abu. Hampir setiap hari kita mendengar stereotip pria-wanita yang dipresentasikan sebagai seolah-olah fakta padahal sebenarnya adalah opini media massa yang diterima begitu saja tanpa filter cerna yang baik.

Erina L. MacGeorge dari Universitas Purdue menerbitkan tulisannya yang berjudul The Myth of Gender Cultures: Similarities Outweigh Differences in Men’s and Women’s Provision of and Responses to Supportive Communication dalam jurnal Sex Roles yang menjernihkan suasana keruh tersebut. Setelah melakukan riset pada 417 wanita dan 321 pria, ia tidak menemukan bukti kuat kedua gender itu memiliki budaya komunikasi yang berbeda.

“In fact, the author finds, the sexes are very much alike in the way they communicate. Both men and women view the provision of support as a central element of close personal relationships; both value the supportive communication skills of their friends, lovers, and family members; both make similar judgments about what counts as sensitive, helpful support; and both respond quite similarly to various support efforts.“

Semenjak kecil kita terbiasa diajarkan perbedaan pria dan wanita dari segi minat, keahlian, atau gaya komunikasi. Pria dengan otomatis percaya bahwa dirinya kurang sensitif, cepat bosan, dan minim empati, sementara wanita otomatis percaya bahwa dirinya kurang cocok untuk kegiatan yang kompetitif, kepemimpinan, atau profesi yang matematis dan teknis. Sejumlah riset ternyata telah membuktikan bahwa mereka berdua sama-sama memiliki kelemahan dan kelebihan seperti itu.

“Researchers examined the standardized test scores of over 7 million students in grades 2 through 11, and found no difference in performance between girls and boys. They also checked to see if a gender gap appeared in high school, as had been shown in a study 20 years ago. But researchers found no difference in scores among today’s students, which they attributed to an increased number of girls taking advanced math classes.”

Jadi mitos perbedaan komunikasi pria dan wanita sepertinya lebih bersifat dogma dan hipotesis yang ditularkan dari generasi ke generasi tanpa ada yang berani menyuarakan yang sebaliknya. Tidak peduli apakah Anda pernah membaca buku Pria Mars & Wanita Venus atau tidak, Anda pasti percaya akan pembedaan-pembedaan seperti itu, dan kepercayaan itu membuat Anda menemui kesulitan yang seharusnya tidak Anda alami.

Lalu siapakah yang paling bersalah dalam hal ini?

Menurut Lise Elliot, penulis Pink Brain Blue Brain: How Small Differences Grow Into Troublesome Gaps, jawabannya adalah para orangtua. Mereka menciptakan begitu banyak batasan identitas yang pada akhirnya membuat anak-anak mereka mengalami ‘kecacatan’ saat menjalani kehidupan sebagai orang dewasa nantinya.

“Our children become a self-fulfilling prophecy — they turn into the kids we, by and large, imagine them to be. Parents don’t usually do this consciously, of course. It is the stereotyped roles hammered into us at an early age, reinforced by consumerism and toy makers and commercials, and our own mothers and fathers. Boys are athletic and competitive, while girls are less so, and more social and emotional. These are stereotypes we imprint on our children; but they are not naturally this way.“

Anda telah termanipulasi oleh orangtua dan lingkungan Anda. Saatnya untuk memanipulasi balik dan mengembalikan citra diri Anda menjadi sosok yang lebih bebas dan lepas dari batasan-batasan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar