Gloria, seorang pasien dengan gangguan bipolar, menyebutkan, “Kestabilan adalah tempat bertamu penderita bipolar. Tak seorang pun dari kami yang benar-benar tinggal disitu.” Saya, seorang konsultan dengan gangguan sindrom Alice in Wonderland, menyebutkan, “Kestabilan adalah ilusi. Kita semua memang tidak pernah stabil semenjak awalnya.” Hmm, lalu bagaimana dengan (gangguan) Anda?
Pada tahun 2012 nanti, American Psychiatric Association akan menerbitkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi ke-5. Disingkat menjadi DSM-V, itu adalah kitab utama yang dipakai oleh para pekerja ilmu psikis di seluruh dunia untuk mengenal daftar apa saja yang tergolong ke dalam penyakit kejiwaan.
Semenjak edisi pertama di tahun 1952 dan keempat di tahun 1994, sudah terjadi penambahan halaman sebanyak tujuh kali lipat dan peningkatan kategori sebanyak lebih dari tiga kali lipat. Melihat tren tersebut, maka bisa diperkirakan edisi kelima nanti akan jadi setebal 1,256 halaman dan memiliki 1,800 kategori diagnostik.
Memang masih ada beberapa tahun lagi untuk hasil akhir DSM-V, namun sudah tersebar pergunjingan tentang hal-hal baru apa saja yang akan dikategorikan sebagai gangguan kejiwaan: kecanduan internet, aktifitas seksual yang berlebih, berbelanja kompulsif, dan kepahitan.
National Institute of Mental Health melaporkan bahwa gangguan jiwa adalah sebuah fenomena yang sangat umum terjadi. Di Amerika Serikat, setidaknya 26.2% dari orang dewasa mengalami gangguan ringan, sementara 6% (1 dari 17 orang) mengalami gangguan yang serius. Lalu kira-kira setengah dari semua orang yang mengalami gangguan kejiwaan juga mengalami satu atau dua gangguan lainnya yang belum terdeteksi.
“Experts say we all have the potential for suffering from mental health problems, no matter how old we are, whether we are male or female, rich or poor, or ethnic group we belong to. In the UK over one quarter of a million people are admitted into psychiatric hospitals each year, and more than 4,000 people kill themselves. They come from all walks of life.“
Jika Anda pikir itu adalah angka yang kecil, saya ingin Anda ingat bahwa hasil penelitian di atas tentunya didasarkan pada pengkategorian kitab DSM-IV. Bayangkan betapa gila lonjakan angka tersebut ketika DSM-V yang berisi seluruh label dan kategori-kategori baru itu diterbitkan di tahun 2012.
Pada tahun 2008, Menteri Kesehatan RI mengungkap bahwa 1 dari 4 orang Indonesia terkena gangguan jiwa. Usia produktif pun dinyatakan rawan akan gangguan jiwa. Itu sebabnya saya menulis di judul bahwa Anda memiliki gangguan kejiwaan. Tidak perlu menolak ataupun membantah. Anda pasti memiliki gangguan kejiwaan, Anda hanya belum menyadarinya atau itu tidak (atau belum?) menimbulkan konflik serius dalam hidup.
Tulisan hari ini sederhana. Saya hanya ingin membongkar stigma yang ada di kepala Anda tentang gangguan kejiwaan yang selalu dikaitkan dengan imej gila dan sakit jiwa. Kenyataannya adalah tidak harus seperti itu. Ada banyak sekali variasi gangguan kejiwaan manusia, dimulai dari hal-hal kecil seperti mimpi buruk, stres dan kecemasan, hingga sesuatu yang lebih serius seperti fobia, depresi klinis, atau kepribadian ganda.
Camkan baik-baik: Anda tidak perlu malu, apalagi takut, jika menyadari bahwa ada sedikit gangguan pada kejiwaan Anda. Itu sama sekali tidak berarti Anda gila! Yang Anda perlukan hanyalah seksama menyelidiki diri sendiri, dan jika memiliki kecurigaan akan gangguan tertentu (atau bisa juga disampaikan oleh orang-orang terdekat), jangan sungkan untuk berkonsultasi pada orang yang profesional di bidangnya.
Berkonsultasi ke psikiater atau psikolog bukanlah hal yang memalukan. Anda juga tidak akan dicap sebagai orang gila atau sakit jiwa ala berjalan telanjang di pinggir jalan. Seperti yang sudah saya tulis di paragraf awal, kestabilan adalah ilusi. Pada dasarnya kita semua memiliki gangguan, itulah harga yang harus dibayar untuk sebuah kehidupan. Ketika mati, barulah Anda stabil sestabil-stabilnya!
Sekali lagi, mengalami gangguan jiwa sama sekali tidak berarti Anda sakit dan perlu dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Tidak! Seringkali Anda hanya butuh didengarkan, diberi perhatian, dibela, dipeluk, dsb. Dalam pada kasus-kasus tertentu, Anda mungkin perlu mendapatkan perawatan, terapi dan tuntunan yang lebih intensif agar keindahan dan kebahagiaan Anda tidak perlu rusak hanya karena gangguan-gangguan kejiwaan yang tidak disadari.
Jadi demi masa depan Anda sendiri, mulai hari ini, tolong kendurkan persepsi Anda tentang isu gangguan jiwa agar suatu saat nanti, atau mungkin sekarang, Anda memiliki keberanian untuk mengakui dan meminta pertolongan yang tepat.
Sabtu, 16 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar