Seorang teman mengirimkan kisah ini kepada saya dan tak diketahui dari mana asalnya.........
Dikisahkan bahwa sebuah perusahaan telekomunikasi di Italia sedang mencari
satu tenaga teknis Untuk menangani salah satu departemen dari perusahaan tersebut.
Begitu banyak yang datang melamar dan menjalani ujian tertulis.
Perusahaan tersebut dikenal dengan tingkat kesejahteraannya yang tinggi..
Namun sesudah ujian tertulis ini, semua peserta diberi pekerjaan rumah,
setiap orang diberi semangkok bibit kacang hijau untuk disemaikan.
Dan setelah jangka waktu yang diberikan setiap orang harus membawa pulang
bibit kacang hijau yang telah disemai ke perusahaan tersebut.
Setelah jangka waktu yang diberikan itu para peserta ujian kembali lagi
ke perusahaan, sambil membawa bibit kacang hijau yang telah bertumbuh segar menghijau.
Setiap orang memamerkan hasil usaha mereka dan berharap terpilih..
Sekilas tampak bahwa team penilai akan sulit memutuskan siapa yang jadi pemenangnya,
karena semua membawa bibit kacang yang telah bertumbuh itu sama bagus dan sama segarnya.
Setelah diabsensi ternyata satu orang tidak muncul di tengah para peserta.
Sang manager perusahaan lalu menelpon pelamar yang tak hadir itu dan
menanyakan alasan ketidak-hadirannya.
Orang tersebut dengan penuh penyesalan serta rasa bersalah memberikan
alasan ketidak-hadirannya saat ini.
Ia mengatakan bahwa bibit yang diberikan itu hingga saat ini belum tumbuh
padahal ia sudah berusaha memberi pupuk, dan air yang cukup.
Semua persyaratan yang dibutuhkan agar bibit kacang hijau bertumbuh subur telah dipenuhinya,
namun anehnya, bibit tersebut seakan berkepala keras tak mau bertumbuh.
"Aku berpikir bahwa aku pasti gagal untuk memperoleh posisi dalam perusahaan.
Karena itu saya memutuskan untuk tidak datang hari ini ke perusahaan bapak."
Sang manager berkata "Engkaulah yang diterima perusahaan kami. Profisiat!"
Orang itu heran dan kaget tak percaya....
Sesungguhnya, bibit kacang hijau yang dibagikan kepada para peserta tersebut
adalah bibit yang telah diproses sehingga tak bisa bertumbuh lagi.
Perusahaan akan dengan mudah mengetahui peserta mana yang jujur.
Dan ternyata hanya seorang yang tak mampu membawa bibit kacang yang telah tumbuh.
Dan dialah orang yang dicari itu.
"Inilah prinsip kami, nilai moral dalam pekerjaan lebih ditinggikan
ketimbang kemampuan dalam bekerja." Demikian sang manajer menjelaskan.
Beri perhatian lebih pada karakter dari pada reputasi, karena karakter adalah diri sebenarnya,
sementara reputasi hanya anggapan orang tentang anda. (John Wooden)
Selasa, 26 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar