Sabtu, 16 Januari 2010

Mitos Kebiasaan 21-Hari

Menyenangkan sekali jika kita bisa dengan mudah melakukan hal-hal yang kita inginkan secara nyaris-otomatis. Jadi berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengubah atau belajar sebuah perilaku baru hingga akhirnya kita nyaman dan tertanam sebagai sebuah kebiasaan? Berapapun jawaban Anda, kemungkinan besar salah. Jawaban saya juga.

Manusia adalah makhluk yang terpola. Kebiasaan atau habit merupakan perilaku yang terjadi secara nyaman dan otomatis karena sudah dilakukan berulang kali di masa lampau. Repetisi ini menciptakan asosiasi mental antara keadaan (pemicu) dan tindakan (perilaku), sehingga ketika kita dihadapkan dengan pemicu, maka perilakunya akan mudah muncul atau nyaris otomatis.

Selama ini, saya yakin Anda pasti sering mendengar ungkapan yang menyatakan bahwa habit akan terbentuk setelah proses pengulangan sepanjang 21 hari (atau variasi lainnya, 28 hari). Saya juga selama ini terbiasa mengutip hal tersebut bagi para klien dan peserta pelatihan yang bertanya kapan mereka bisa melakukan tindakan ini dan itu tanpa perlu merasa memaksakan diri atau berpikir panjang lagi.

Namun saya baru menemukannya hari ini bahwa ternyata itu adalah mitos yang bersumber dari buku Dr. Maxwell Maltz, seorang ahli bedah plastik, di tahun 1960an. Ia mengamati bahwa seseorang yang diamputasi memerlukan waktu rata-rata 21 hari untuk beradaptasi terhadap kehilangan anggota tubuhnya. Berdasarkan itulah Dr. Maxwell mengambil kesimpulan pendek bahwa manusia memerlukan waktu sekitar tiga minggu untuk mengadaptasikan diri terhadap perubahan-perubahan di dalam hidup.

Saya akui, saya ikut bersalah menyebarkan miskonsepsi mitos 21-hari tersebut. Sepertinya mulai hari ini saya perlu membiasakan diri dengan hasil penelitian terbaru Phillippa Lally dari University College London yang dipublikasikan dalam European Journal of Social Psychology.

“To investigate the process of habit formation in everyday life, 96 volunteers chose an eating, drinking or activity behaviour to carry out daily for 12 weeks. The time it took participants to reach 95% of their asymptote of automaticity ranged from 18 to 254 days; indicating considerable variation in how long it takes people to reach their limit of automaticity and highlighting that it can take a very long time.“

Waktu yang diperlukan untuk menciptakan habit ternyata bervariasi tergantung tingkat kompleksitas/kesulitan perilaku yang diinginkan. Grafik di atas menunjukkan dua aktifitas yang berbeda tingkatnya, yaitu minum segelas air setiap pagi dan melakukan 50 sit-up setiap pagi. Setelah kalkulasi, ditemukan bahwa secara rata-rata diperlukan waktu 66 hari agar aktifitas itu bisa dilakukan dengan otomatis. Semakin mudah, semakin cepat Anda terprogram untuk melakukannya dan demikian juga sebaliknya.

Jadi apapun transformasi yang sedang Anda lakukan sekarang -berlatih narsis, menghentikan kecanduan, membiasakan manipulasi, mengontrol drama, menghentikan paranoia, mengatasi rasa malu, ngehit, dsb- silakan koreksi agenda program Anda tersebut dari 21 hari menjadi 66 hari, alias kira-kira dua bulan. Memang kadang tidak perlu selama itu, namun angka tersebut bisa dibilang sebagai batas universal.

Lakukan repetisi terus secara konsisten, khususnya pada hari-hari awal, karena penelitian di atas juga menemukan bahwa disiplin diri di awal akan sangat mempercepat proses instalasi habit. Tidak perlu terlalu khawatir jika Anda sempat ‘bolos’ satu hari karena, “… missing one opportunity to perform the behaviour did not materially affect the habit formation process.“

Dan sedikit food for thought, proses romansa juga terdiri dari sekumpulan proses instalasi program. Silakan memutar otak sedikit tentang bagaimana mengaplikasikan info segar hari ini dalam strategi-strategi romansa Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar