John Blanchard tertarik dengan seorang gadis yang dikenalnya lewat surat menyurat. Ia belum pernah tahu seperti apa wajah dan penampilannya. Yang ia tahu bahwa ia lembut, baik, penuh kasih dan sungguh hatinya manis. Demikianlah kesimpulannya setiap kali membaca surat dari Miss Hollis Maynell, gadis yang dikenal lewat surat menyurat itu. Lebih dari satu tahun Blanchard saling berkirim surat dengan Miss Maynell. Setiap surat merupakan benih yang jatuh dalam hati yang subur. Sebuah kisah cinta mulai bersemi di antara mereka. Blanchard pernah minta dikirimi foto, tapi gadis itu menolaknya. Menurut dia, kalau memang Blanchard benar-benar mencintainya, tidak menjadi soal bagaimana paras mukanya. Setelah satu tahun berlalu mereka memutuskan untuk bertemu di Grand Central Station, New York, dengan tanda bahwa Miss Maynell akan menyelipkan mawar ke bajunya.
Waktu yang ditentukan tiba, dan Blanchard dengan hati berdegup mulai mencari-cari gadis dengan bunga mawar. Dalam pencariannya itu, ia bertemu dengan seorang gadis yang luar biasa cantik. Blanchard mulai berjalan beriringan dengannya beberapa waktu lamanya ketika gadis itu bertanya, “Anda ke jurusan sama seperti saya?” Hanya sayang, gadis itu tidak memakai mawar merah. Dan ketika ia sedikit menoleh ke belakang, ia melihat seorang wanita dengan bunga mawar merah berdiri di belakang gadis itu.
Wanita itu jauh diatas 40 tahun. Terlalu gemuk untuk ukuran wanita. Parasnya pun sangat biasa. Sangat berbeda jauh dengan gadis cantik tadi. Blanchard sedikit bimbang. Ia ingin mengikuti gadis cantik tadi, tapi hatinya sudah terlanjur melekat dengan tulisan-tulisan lembut Miss Haynell. Ia lebih memilih hati daripada mencintai paras dan penampilan luar. Akhirnya ia putuskan untuk menyatakan diri kepada wanita gemuk itu. “Saya John Blanchard dan Anda pasti Miss Mayneel. Saya sangat senang bertemu dengan Anda dan kalau tidak keberatan saya mengundang Anda untuk makan malam.” Wanita itu tersenyum, “Saya tidak tahu pasti apa yang sedang terjadi. Tetapi gadis cantik di depan saya tadi membujuk saya untuk memakai bunga mawar ini. Dan katanya, kalau Anda mengundang saya untuk makan malam, saya harus mengatakan kepada Anda bahwa ia sedang menunggu Anda di restoran besar di depan sana. Katanya, ini semacam ujian hati untuk sebuah cinta dan ketulusan!”
(Taken from :Max Lucado, And The Angels Were Silent)
Well guys mari belajar dari hati seorang John Blanchard, memang sulit sekali mencari seorang pria bahkan wanita zaman sekarang ini dengan hati yang demikian, saya pribadi pun sangat terharu melihat kisah ini, dan belajar untuk menghargai orang lain tanpa memandang status, paras, kekayaan dan semua atribut di luarnya, melainkan melihat apa yang jauh ada di dalamnya. Seperti pepatah Inggris bilang :
- Don’t judge this book by it’s cover -
Selasa, 26 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar