Apakah Anda (pernah) berhubungan dengan kekasih yang begitu pencemburu sehingga mengawasi seluruh aktifitas komunikasi Anda, seperti SMS, Facebook, dan e-mail? Atau jangan-jangan Anda sendiri yang seperti itu, memiliki kecemburuan tingkat tinggi? Ini adalah hari yang tepat untuk menyingkap fenomena tersebut.
Saya harap Anda sudah membaca tulisan tempo hari tentang mengapa otak yang selalu merealisasi apapun yang yang kita duga dan ekspektasikan, karena hari ini saya akan melanjutkannya dalam area yang lebih spesifik: sekali saja Anda mengijinkan ide-ide pemicu kecemburuan muncul di dalam kepala, otak Anda akan terus-menerus dibajak dan diarahkan untuk membuktikan kebenarannya, seperti yang disampaikan oleh seorang peneliti bernama Jon Maner:
“The mind is altered by the fear that a lover is about to be lured away. Attention and memory systems are hijacked, turned to focus on attractive rivals. That’s one of the first studies to look at how romantic jealousy alters low-level cognitive functioning. Prompting concerns about infidelity caused jealous participants to find it difficult to drag their attention away from photos of attractive people of the same sex as themselves. It was as if their minds had become focused on romantic threats. Their attention to average looking people, by contrast, was unaffected.“
Semakin seseorang cemburu, semakin ia akan menemukan segudang bukti bahwa dugaan kecemburuannya itu benar, dan akhirnya membara oleh api cemburu yang terlalu sulit untuk diatasi. Misalnya, pasti ada saja yang bisa membuat hati Anda panas ketika Anda melirik-lirik akun Facebook-nya, atau bahkan membuka isi inbox. Tiga orang peneliti dari Universitas Guelph di Ontario telah mendokumentasikan hasil penelitiannya tersebut.
Sesuai pengkategorian B.P. Buunk, cemburu dapat dikenali dalam tiga dimensi, yakni Preventif, Reaktif, dan Kecemasan. Reaktif dan preventif memiliki sifat yang hampir mirip karena dipicu oleh hal-hal eksternal (mis. melihat gejala, mendengar kabar burung, dsb), sementara Kecemasan merupakan dimensi yang paling berbahaya karena berakar pada insekuritas seseorang akan dirinya sendiri.
Seorang pencemburu tingkat tinggi kemungkinan besar dikendalikan oleh dimensi yang terakhir di atas. Jadi ia memang sudah semenjak awal sudah curigaan, cemburuan, berprasangka buruk tentang Anda dan intensitas romansa yang dijalani.
Jika Anda baru saja menjalani hubungan dengan orang yang berperilaku demikian, bersiap-siaplah untuk menemui banyak goncangan di depan. Anda tidak perlu menghabiskan terlalu banyak waktu dan tenaga, apalagi pengorbanan, ketika terjadi konflik-konflik absurd yang dia ungkit atas nama cemburu. Dia akan selalu seperti itu, terus menyakiti Anda dan dirinya sendiri, sampai ia bersedia mendapatkan perawatan kejiwaan yang tepat.
Sementara jika Anda berhubungan dengan seseorang yang cemburu atas dasar preventif dan reaktif (mis. cemberut karena melihat Anda terlalu akrab dengan lawan jenis lain, atau Anda meladeni seseorang yang jelas-jelas terlihat menyukai Anda), berikan pujian padanya dan coba perbaiki sikap Anda seadanya. Pertahankan si dia karena sulit sekali menemukan pribadi yang memiliki kebiasaan cemburu yang cukup seperti itu (dibandingkan dengan dimensi lainnya).
Bagaimana jika orang itu, sang pencemburu tingkat tinggi, adalah Anda?
Sabtu, 16 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar