Sabtu, 26 Desember 2009

LOVE U MOTHER

Ini adalah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak
yang mendapatkan
ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur.
Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang
bertulis sesuatu. si
ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima
kertas yang
dihulurkan oleh si anak dan membacanya.

OngKos upah membantu ibu:
1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
2) Menjaga adik Rp20.000
3) Membuang sampah Rp5.000
4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
5) menyiram bunga Rp15.000
6) Menyapu Halaman Rp15.000
Jumlah : Rp85.000

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak
yang raut mukanya
berbinar-binar. Si ibu mengambil pena dan menulis
sesuatu dibelakang
kertas yang sama.

1) OngKos mengandungmu selama 9bulan- GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu -GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu -GRATIS
4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu
-GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan
keperluanmu -GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak
menatap wajah ibu,
memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu".Kemudian si
anak mengambil
pena dan menulis sesuatu didepan surat yang
ditulisnya: "Telah
Dibayar" .

Jika kamu menyayangi ibumu,"FORWARD" lah
Email ini kepada sahabat-sahabat anda.

1 orang :Kamu tidak sayang ibumu
2-4 orang :Kamu sayang ibumu
5-9 orang :Bagus! Ternyata Kamu Sayang juga Kepada
Ibumu
10/lebih : Waahhhh....Kamu akan disayangi Ibumu
dan juga semua orang...

KAMU SAYANG IBUMU????

Mother is the best super hero in the world.

Cinta Sejati

Seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan bertanya kepada dokter, " Bisa saya melihat bayi saya ?"

Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya.
Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit.
Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga !

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna.
Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk.
Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis.
Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi.

Anak lelaki itu terisak-isak berkata, " Ma, seorang anak laki-laki besar mengejek saya. Katanya, saya ini makhluk aneh."

Anak lelaki itu tumbuh dewasa.
Ia cukup tampan dengan cacatnya.
Ia pun disukai teman-teman sekolahnya.
Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis.
Ia ingin sekali menjadi ketua kelas.

Ibunya mengingatkan, " Bukankah nantinya kamu akan bergaul dengan remaja-remaja lain ?"

Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.
Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya.

Dokter itu berkata, " Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya."

Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka.
Beberapa bulan sudah berlalu.
Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya.

Sang ayah berkata, " Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia."

Operasi berjalan dengan sukses.
Seorang lelaki baru pun lahirlah.
Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan.

Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya.
Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat.

Ia menemui ayahnya, " Pa, saya harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua pada saya. Orang itu telah berbuat sesuatu yang besar namun saya sama sekali belum
membalas kebaikannya."

Ayahnya menjawab, " Papa yakin kamu takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu."

Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, " Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagi kamu untuk mengetahui semua
rahasia ini."

Tahun berganti tahun.
Kedua orangtua itu tetap menyimpan rahasia.
Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu.

Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal.
Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah bahwa sang ibu tidak memiliki telinga.

Sang ayah berbisik, " Mama kamu pernah berkata bahwa Mama senang sekali bisa memanjangkan rambutnya. Dan tak seorang pun menyadari bahwa Mama telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan ?"

Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam batin.
Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat.
Cinta yang sejati tidak terletak pada perbuatan kasih yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada perbuatan kasih yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar