Tahun yang lalu, ketika ibu saya berkunjung, ia mengajak saya untuk berbelanja bersamanya karena dia membutuhkan sebuah gaun yang baru.
Saya sebenarnya tidak suka pergi berbelanja bersama dengan orang lain,dan saya bukanlah orang yang sabar, tetapi walaupun demikian kami berangkat juga ke pusat perbelanjaan tersebut.
Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun wanita, dan ibu saya mencoba gaun demi gaun dan mengembalikan semuanya. Seiring hari yang berlalu, saya mulai lelah dan ibu saya mulai frustasi.
Akhirnya pada toko terakhir yang kami kunjungi, ibu saya mencoba satu stel gaun biru yang cantik terdiri dari tiga helai. Pada blusnya terdapat sejenis tali di bagian tepi lehernya, dan karena ketidaksabaran saya, maka untuk kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama ibu saya dalam ruang ganti pakaian, saya
melihat bagaimana ia mencoba pakaian tersebut,dan dengan
susah mencoba untuk mengikat talinya. Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan oleh penyakit radang sendi dan sebab itu dia tidak dapat melakukannya, seketika ketidaksabaran saya digantikan oleh suatu rasa kasihan
yang dalam kepadanya. Saya berbalik pergi dan mencoba menyembunyikan air mata yang keluar tanpa saya sadari.
Setelah saya mendapatkan ketenangan lagi, saya kembali masuk ke kamar ganti untuk mengikatkan tali gaun tersebut. Pakaian ini begitu indah, dan dia membelinya.
Perjalanan belanja kami telah berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat terlupakan dari ingatan saya. Sepanjang sisa hari itu, pikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam ruang ganti pakaian tersebut dan terbayang tangan ibu saya yang sedang berusaha mengikat tali blusnya. Kedua tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi saya, memandikan saya, memakaikan baju, membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari semuanya, berdoa untuk saya, sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling membekas dalam hati saya.
Kemudian pada sore harinya, saya pergi ke kamar ibu saya, mengambil tangannya, menciumnya ... dan yang membuatnya terkejut, memberitahukannya bahwa bagi saya kedua tangan tersebut adalah tangan yang paling indah di dunia ini. Saya sangat karena saya dapat melihat dengan mata baru, betapa bernilai dan berharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari seorang ibu. Saya hanya dapat berdoa bahwa suatu hari kelak tangan saya dan hati saya akan memiliki keindahannya tersendiri.
With Love to All Mother
" JIKA KAMU MENCINTAI IBU MU KIRIMLAH CERITA INI KEPADA ORANG LAIN, AGAR SELURUH ORANG DIDUNIA INI DAPAT MENCINTAI DAN MENYAYANGI IBUNYA".
Note :
Berbahagialah yang masih memiliki Ibu. Dan lakukanlah yang terbaik untuknya...........
Sabtu, 26 Desember 2009
LOVE U MOTHER
Ini adalah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak
yang mendapatkan
ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur.
Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang
bertulis sesuatu. si
ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima
kertas yang
dihulurkan oleh si anak dan membacanya.
OngKos upah membantu ibu:
1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
2) Menjaga adik Rp20.000
3) Membuang sampah Rp5.000
4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
5) menyiram bunga Rp15.000
6) Menyapu Halaman Rp15.000
Jumlah : Rp85.000
Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak
yang raut mukanya
berbinar-binar. Si ibu mengambil pena dan menulis
sesuatu dibelakang
kertas yang sama.
1) OngKos mengandungmu selama 9bulan- GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu -GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu -GRATIS
4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu
-GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan
keperluanmu -GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS
Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak
menatap wajah ibu,
memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu".Kemudian si
anak mengambil
pena dan menulis sesuatu didepan surat yang
ditulisnya: "Telah
Dibayar" .
Jika kamu menyayangi ibumu,"FORWARD" lah
Email ini kepada sahabat-sahabat anda.
1 orang :Kamu tidak sayang ibumu
2-4 orang :Kamu sayang ibumu
5-9 orang :Bagus! Ternyata Kamu Sayang juga Kepada
Ibumu
10/lebih : Waahhhh....Kamu akan disayangi Ibumu
dan juga semua orang...
KAMU SAYANG IBUMU????
Mother is the best super hero in the world.
Cinta Sejati
Seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan bertanya kepada dokter, " Bisa saya melihat bayi saya ?"
Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya.
Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit.
Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga !
Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna.
Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk.
Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis.
Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi.
Anak lelaki itu terisak-isak berkata, " Ma, seorang anak laki-laki besar mengejek saya. Katanya, saya ini makhluk aneh."
Anak lelaki itu tumbuh dewasa.
Ia cukup tampan dengan cacatnya.
Ia pun disukai teman-teman sekolahnya.
Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis.
Ia ingin sekali menjadi ketua kelas.
Ibunya mengingatkan, " Bukankah nantinya kamu akan bergaul dengan remaja-remaja lain ?"
Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.
Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya.
Dokter itu berkata, " Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya."
Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka.
Beberapa bulan sudah berlalu.
Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya.
Sang ayah berkata, " Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia."
Operasi berjalan dengan sukses.
Seorang lelaki baru pun lahirlah.
Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan.
Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya.
Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat.
Ia menemui ayahnya, " Pa, saya harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua pada saya. Orang itu telah berbuat sesuatu yang besar namun saya sama sekali belum
membalas kebaikannya."
Ayahnya menjawab, " Papa yakin kamu takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu."
Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, " Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagi kamu untuk mengetahui semua
rahasia ini."
Tahun berganti tahun.
Kedua orangtua itu tetap menyimpan rahasia.
Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu.
Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal.
Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah bahwa sang ibu tidak memiliki telinga.
Sang ayah berbisik, " Mama kamu pernah berkata bahwa Mama senang sekali bisa memanjangkan rambutnya. Dan tak seorang pun menyadari bahwa Mama telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan ?"
Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam batin.
Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat.
Cinta yang sejati tidak terletak pada perbuatan kasih yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada perbuatan kasih yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.
yang mendapatkan
ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur.
Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang
bertulis sesuatu. si
ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima
kertas yang
dihulurkan oleh si anak dan membacanya.
OngKos upah membantu ibu:
1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
2) Menjaga adik Rp20.000
3) Membuang sampah Rp5.000
4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
5) menyiram bunga Rp15.000
6) Menyapu Halaman Rp15.000
Jumlah : Rp85.000
Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak
yang raut mukanya
berbinar-binar. Si ibu mengambil pena dan menulis
sesuatu dibelakang
kertas yang sama.
1) OngKos mengandungmu selama 9bulan- GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu -GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu -GRATIS
4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu
-GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan
keperluanmu -GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS
Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak
menatap wajah ibu,
memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu".Kemudian si
anak mengambil
pena dan menulis sesuatu didepan surat yang
ditulisnya: "Telah
Dibayar" .
Jika kamu menyayangi ibumu,"FORWARD" lah
Email ini kepada sahabat-sahabat anda.
1 orang :Kamu tidak sayang ibumu
2-4 orang :Kamu sayang ibumu
5-9 orang :Bagus! Ternyata Kamu Sayang juga Kepada
Ibumu
10/lebih : Waahhhh....Kamu akan disayangi Ibumu
dan juga semua orang...
KAMU SAYANG IBUMU????
Mother is the best super hero in the world.
Cinta Sejati
Seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan bertanya kepada dokter, " Bisa saya melihat bayi saya ?"
Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya.
Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit.
Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga !
Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna.
Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk.
Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis.
Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi.
Anak lelaki itu terisak-isak berkata, " Ma, seorang anak laki-laki besar mengejek saya. Katanya, saya ini makhluk aneh."
Anak lelaki itu tumbuh dewasa.
Ia cukup tampan dengan cacatnya.
Ia pun disukai teman-teman sekolahnya.
Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis.
Ia ingin sekali menjadi ketua kelas.
Ibunya mengingatkan, " Bukankah nantinya kamu akan bergaul dengan remaja-remaja lain ?"
Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.
Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya.
Dokter itu berkata, " Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya."
Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka.
Beberapa bulan sudah berlalu.
Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya.
Sang ayah berkata, " Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia."
Operasi berjalan dengan sukses.
Seorang lelaki baru pun lahirlah.
Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan.
Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya.
Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat.
Ia menemui ayahnya, " Pa, saya harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua pada saya. Orang itu telah berbuat sesuatu yang besar namun saya sama sekali belum
membalas kebaikannya."
Ayahnya menjawab, " Papa yakin kamu takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu."
Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, " Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagi kamu untuk mengetahui semua
rahasia ini."
Tahun berganti tahun.
Kedua orangtua itu tetap menyimpan rahasia.
Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu.
Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal.
Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah bahwa sang ibu tidak memiliki telinga.
Sang ayah berbisik, " Mama kamu pernah berkata bahwa Mama senang sekali bisa memanjangkan rambutnya. Dan tak seorang pun menyadari bahwa Mama telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan ?"
Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam batin.
Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat.
Cinta yang sejati tidak terletak pada perbuatan kasih yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada perbuatan kasih yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.
Ortu Kita Semua
Waktu kamu berumur 1 tahun , dia menyuapi dan memandikanmu ... sebagai balasannya ... kau menangis sepanjang malam.
Waktu kamu berumur 2 tahun , dia mengajarimu bagaimana cara berjalan .
sebagai balasannya ... kamu kabur waktu dia memanggilmu
Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang .. sebagai balasannya ... kamu buang piring berisi makananmu ke lantai
Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna ... sebagai balasannya .. kamu corat coret tembok rumah dan meja makan
Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mah al dan indah..sebagai balasannya ... kamu memakainya bermain di kubangan lumpur
Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah ... sebagai
balasannya ... kamu berteriak "NGGAK MAU ..!"
Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola ... sebagai balasannya .kamu melemparkan bola ke jendela tetangga
Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim ... sebagai dalasann ya ..kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu
Waktu kamu berumur 9 tahun , dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu .sebagai balasannya ... kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar
Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun .. sebagai balasannya ... kamu melompat
keluar mobil tanpa memberi salam
Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu kebioskop .. sebagai balasannya ... kamu minta dia duduk di barisan lain
Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa ... sebagai balasannya ... kamu tunggu sampai dia keluar rumah
Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya .sebagai balasannya.. kamu bilang dia tidak tahu mode
Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan .. sebagai balasannya ... kamu nggak pernah menelponnya.
Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu ...
sebagai balasannya ... kamu kunci pintu kamarmu
Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil ...sebagai balasannya ... kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa
mempedulikan kepentingannya
Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting .. sebagai balasannya ... kamu pakai telpon nonstop semalaman,
waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA.. sebagai balasannya ... kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi
Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu
ke kampus pada hari pertana ... sebagai balasannya ... kamu minta
diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen.
Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya "Darimana saja seharian ini?".. sebagai balasannya ... kamu menjawab "Ah, cerewe t amat sih, pengen tahu urusan orang."
Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu ... sebagai balasannya ... kamu bilang "Aku nggak mau
seperti kamu."
Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus
perguruan tinggi .. sebagai balasanmu ... kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri
Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah
barumu ... sebagai balasannya ... kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu
Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya
tentang rencana di masa depan ... sebagai balasannya .. kamu mengeluh
"Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu."
Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu ..
sebagai balasannya ... kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.
Waktu kamu berumur 30 tahun, dia memberimu nasehat bagaimana merawat
bayimu ... sebagai balasannya ... kamu katakan "Sekarang jamannya sudah beda."
Waktu kamu berumur 40 tahun , dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah
satu saudara dekatmu .. sebagai balasannya kamu jawab "Aku sibuk sekali,
nggak ada waktu."
Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu ... sebagai balasannya ... kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya
dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang ... dan tiba-tiba kamu
teringat semua yang belum pernah kamu lakukan, ... dan itu menghantam
HATIMU bagaikan pukulan godam
MAKA ..
JIKA ORANGTUAMU MASIH ADA .. BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI
JIKA ORA NG TUAMU SUDAH TIADA ... INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU
Waktu kamu berumur 2 tahun , dia mengajarimu bagaimana cara berjalan .
sebagai balasannya ... kamu kabur waktu dia memanggilmu
Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang .. sebagai balasannya ... kamu buang piring berisi makananmu ke lantai
Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna ... sebagai balasannya .. kamu corat coret tembok rumah dan meja makan
Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mah al dan indah..sebagai balasannya ... kamu memakainya bermain di kubangan lumpur
Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah ... sebagai
balasannya ... kamu berteriak "NGGAK MAU ..!"
Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola ... sebagai balasannya .kamu melemparkan bola ke jendela tetangga
Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim ... sebagai dalasann ya ..kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu
Waktu kamu berumur 9 tahun , dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu .sebagai balasannya ... kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar
Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun .. sebagai balasannya ... kamu melompat
keluar mobil tanpa memberi salam
Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu kebioskop .. sebagai balasannya ... kamu minta dia duduk di barisan lain
Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa ... sebagai balasannya ... kamu tunggu sampai dia keluar rumah
Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya .sebagai balasannya.. kamu bilang dia tidak tahu mode
Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan .. sebagai balasannya ... kamu nggak pernah menelponnya.
Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu ...
sebagai balasannya ... kamu kunci pintu kamarmu
Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil ...sebagai balasannya ... kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa
mempedulikan kepentingannya
Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting .. sebagai balasannya ... kamu pakai telpon nonstop semalaman,
waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA.. sebagai balasannya ... kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi
Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu
ke kampus pada hari pertana ... sebagai balasannya ... kamu minta
diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen.
Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya "Darimana saja seharian ini?".. sebagai balasannya ... kamu menjawab "Ah, cerewe t amat sih, pengen tahu urusan orang."
Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu ... sebagai balasannya ... kamu bilang "Aku nggak mau
seperti kamu."
Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus
perguruan tinggi .. sebagai balasanmu ... kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri
Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah
barumu ... sebagai balasannya ... kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu
Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya
tentang rencana di masa depan ... sebagai balasannya .. kamu mengeluh
"Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu."
Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu ..
sebagai balasannya ... kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.
Waktu kamu berumur 30 tahun, dia memberimu nasehat bagaimana merawat
bayimu ... sebagai balasannya ... kamu katakan "Sekarang jamannya sudah beda."
Waktu kamu berumur 40 tahun , dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah
satu saudara dekatmu .. sebagai balasannya kamu jawab "Aku sibuk sekali,
nggak ada waktu."
Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu ... sebagai balasannya ... kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya
dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang ... dan tiba-tiba kamu
teringat semua yang belum pernah kamu lakukan, ... dan itu menghantam
HATIMU bagaikan pukulan godam
MAKA ..
JIKA ORANGTUAMU MASIH ADA .. BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI
JIKA ORA NG TUAMU SUDAH TIADA ... INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU
4 Cara Bicarakan Perceraian pada Anak
KOMPAS.com - Suatu kebingungan melanda ketika hubungan Anda dan pasangan tidak bertambah baik, sehingga yang Anda berdua takutkan mungkin bisa terjadi. Perceraian, kata ini seringkali menyebabkan stres dan momok dalam diri Anda berdua, terutama pada mereka yang sudah memiliki anak.
Rasanya begitu sulit untuk membicarakan mengenai perpisahan yang akan terjadi pada buah hati Anda. Anda takut reaksi mereka akan di luar dugaan dan mungkin saja mereka takkan menerima keadaan yang baru. Beberapa cara berikut ini mungkin bisa diterapkan ketika keputusan tersulit yaitu perceraian, harus diambil sebagai jalan terakhir.
1. Biarkan anak Anda tahu mengenai kemungkinan bercerai dari awal
Sejujurnya, meski mereka masih kecil, anak Anda bukanlah individu yang tidak bisa melihat ketidakcocokan orangtuanya. Mungkin saat Anda berdua berselisih pendapat, Anda tidak sadar bahwa anak Anda sedang memperhatikan Anda.
Beritahukan situasi yang sedang terjadi dan mungkin terjadi kepada mereka, jangan biarkan anak Anda seperti merasa di tengah kegelapan. Tidak tahu menahu mengenai kemungkinan perceraian yang akan mereka hadapi.
Sebenarnya, mereka bahkan sudah menyadari bahwa "sesuatu" tengah terjadi sebelum Anda mengambil keputusan untuk bercerai. Tidak usah beberkan detail-detailnya kepada anak Anda. Tapi, jika Anda berniat untuk mengambil keputusan bercerai, beritahukanlah alasan utama mengapa Anda mengambil keputusan itu. Pembicaraan ini haruslah dilakukan pada saat Anda tenang dan bisa mengontrol emosi Anda.
Sebisa mungkin janganlah membiarkan anak menjadi tempat bersandar Anda dalam hal perceraian ini. Bagaimanapun juga mereka pun akan mengalami perubahan besar dalam hidup mereka. Sebaiknya Anda harus ingat bahwa biarkanlah mereka yang bersandar kepada Anda dan bukan Anda yang bertumpu kepada mereka untuk mencari penghiburan yang tidak Anda dapatkan dari pasangan.
Ingat, mungkin Anda merasa tidak seperti itu, tapi seringkali pada situasi perceraian, anak menjadi sandaran curahan hati orangtua dan itu tidaklah baik. Bagaimanapun, anak Anda tak perlu mendengar bahwa pasangan Anda kurang ajar dan tak tahu diri atau menjelek-jelekkan sikap buruk pasangan Anda bukan?
2. Yakinkan anak bahwa bukan mereka penyebabnya
Ketika berbicara kepada anak, beritahukan bahwa bukan mereka penyebab perceraian Anda berdua. Mungkin saja, jika anak Anda sudah mulai remaja bisa jadi mereka merasa bertanggung jawab atas semua kesalahan yang terjadi. Akan tetapi, jelaskan kepada anak bahwa semua ini merupakan keputusan yang sudah diambil berdua, dan kalian berdua akan selalu ada untuk mereka sebagai orangtua. Meskipun sudah tidak lagi bersama, mereka akan tetap menjadi anak Anda dan pasangan.
Tegaskanlah kepada anak Anda bahwa jika terjadi kesulitan menerima situasi, Anda dan pasangan Anda akan mendengarkan kesulitannya dan akan membantu ia melewati masa sulit itu. Jika anak Anda mengalami kesulitan yang berlebihan dalam menerima situasi, maka ajaklah anak Anda kepada seorang ahli dalam bidang ini.
3. Buatlah rencana bersama anak Anda setelah perceraian terjadi
Pastikanlah bahwa Anda tetap membuat rencana bersama anak Anda dan juga pasangan sebagai sebuah keluarga. Bagaimanapun, anak Anda harus dilibatkan dalam mengambil keputusan kapan pasangan Anda akan menjenguk anak Anda, apalagi jika pasangan Anda hidup jauh dari Anda.
4. Buat satu aturan kesepakatan bersama
Perceraian memang mengakibatkan Anda berdua menjadi stres. Ya... itu benar, tapi tetap ada hal yang perlu dibicarakan, apalagi jika Anda berdua tinggal berbeda rumah. Perlu ada suatu aturan sama yang diterapkan oleh Anda berdua melalui kesepakatan mengenai anak Anda dan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan olehnya.
Ini berlaku baik bila anak Anda ada di rumah Anda maupun di rumah pasangan Anda. Ingat, pergunakan kalimat yang tidak menjelekkan pasangan Anda. Bagaimanapun anak Anda tak boleh melihat Anda dan pasangan sedang saling membicarakan kekurangan masing-masing. Dan sebagai tambahan, jangan pergunakan anak Anda sebagai penengah urusan Anda dan pasangan, contohnya,"bilang mama untuk...".
Hal ini tidak sehat, sebaiknya langsung bicarakan satu sama lain sehingga anak Anda tidak merasa menjadi penengah dan merasa bertanggung jawab untuk pertengkaran Anda berdua agar Anda dan pasangan berdamai.
dr.Intan Airlina Febiliawanti
Rasanya begitu sulit untuk membicarakan mengenai perpisahan yang akan terjadi pada buah hati Anda. Anda takut reaksi mereka akan di luar dugaan dan mungkin saja mereka takkan menerima keadaan yang baru. Beberapa cara berikut ini mungkin bisa diterapkan ketika keputusan tersulit yaitu perceraian, harus diambil sebagai jalan terakhir.
1. Biarkan anak Anda tahu mengenai kemungkinan bercerai dari awal
Sejujurnya, meski mereka masih kecil, anak Anda bukanlah individu yang tidak bisa melihat ketidakcocokan orangtuanya. Mungkin saat Anda berdua berselisih pendapat, Anda tidak sadar bahwa anak Anda sedang memperhatikan Anda.
Beritahukan situasi yang sedang terjadi dan mungkin terjadi kepada mereka, jangan biarkan anak Anda seperti merasa di tengah kegelapan. Tidak tahu menahu mengenai kemungkinan perceraian yang akan mereka hadapi.
Sebenarnya, mereka bahkan sudah menyadari bahwa "sesuatu" tengah terjadi sebelum Anda mengambil keputusan untuk bercerai. Tidak usah beberkan detail-detailnya kepada anak Anda. Tapi, jika Anda berniat untuk mengambil keputusan bercerai, beritahukanlah alasan utama mengapa Anda mengambil keputusan itu. Pembicaraan ini haruslah dilakukan pada saat Anda tenang dan bisa mengontrol emosi Anda.
Sebisa mungkin janganlah membiarkan anak menjadi tempat bersandar Anda dalam hal perceraian ini. Bagaimanapun juga mereka pun akan mengalami perubahan besar dalam hidup mereka. Sebaiknya Anda harus ingat bahwa biarkanlah mereka yang bersandar kepada Anda dan bukan Anda yang bertumpu kepada mereka untuk mencari penghiburan yang tidak Anda dapatkan dari pasangan.
Ingat, mungkin Anda merasa tidak seperti itu, tapi seringkali pada situasi perceraian, anak menjadi sandaran curahan hati orangtua dan itu tidaklah baik. Bagaimanapun, anak Anda tak perlu mendengar bahwa pasangan Anda kurang ajar dan tak tahu diri atau menjelek-jelekkan sikap buruk pasangan Anda bukan?
2. Yakinkan anak bahwa bukan mereka penyebabnya
Ketika berbicara kepada anak, beritahukan bahwa bukan mereka penyebab perceraian Anda berdua. Mungkin saja, jika anak Anda sudah mulai remaja bisa jadi mereka merasa bertanggung jawab atas semua kesalahan yang terjadi. Akan tetapi, jelaskan kepada anak bahwa semua ini merupakan keputusan yang sudah diambil berdua, dan kalian berdua akan selalu ada untuk mereka sebagai orangtua. Meskipun sudah tidak lagi bersama, mereka akan tetap menjadi anak Anda dan pasangan.
Tegaskanlah kepada anak Anda bahwa jika terjadi kesulitan menerima situasi, Anda dan pasangan Anda akan mendengarkan kesulitannya dan akan membantu ia melewati masa sulit itu. Jika anak Anda mengalami kesulitan yang berlebihan dalam menerima situasi, maka ajaklah anak Anda kepada seorang ahli dalam bidang ini.
3. Buatlah rencana bersama anak Anda setelah perceraian terjadi
Pastikanlah bahwa Anda tetap membuat rencana bersama anak Anda dan juga pasangan sebagai sebuah keluarga. Bagaimanapun, anak Anda harus dilibatkan dalam mengambil keputusan kapan pasangan Anda akan menjenguk anak Anda, apalagi jika pasangan Anda hidup jauh dari Anda.
4. Buat satu aturan kesepakatan bersama
Perceraian memang mengakibatkan Anda berdua menjadi stres. Ya... itu benar, tapi tetap ada hal yang perlu dibicarakan, apalagi jika Anda berdua tinggal berbeda rumah. Perlu ada suatu aturan sama yang diterapkan oleh Anda berdua melalui kesepakatan mengenai anak Anda dan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan olehnya.
Ini berlaku baik bila anak Anda ada di rumah Anda maupun di rumah pasangan Anda. Ingat, pergunakan kalimat yang tidak menjelekkan pasangan Anda. Bagaimanapun anak Anda tak boleh melihat Anda dan pasangan sedang saling membicarakan kekurangan masing-masing. Dan sebagai tambahan, jangan pergunakan anak Anda sebagai penengah urusan Anda dan pasangan, contohnya,"bilang mama untuk...".
Hal ini tidak sehat, sebaiknya langsung bicarakan satu sama lain sehingga anak Anda tidak merasa menjadi penengah dan merasa bertanggung jawab untuk pertengkaran Anda berdua agar Anda dan pasangan berdamai.
dr.Intan Airlina Febiliawanti
Selasa, 22 Desember 2009
Samudra Kehidupan
Kengerian macam apa yang membayangi anda ketika berhadapan dengan laut lepas? Seandainya anda kecebur laut yang penuh ombak itu, kira-kira nasib apa yang akan anda alami? Jangankan kecebur laut, mendengar debur ombaknya saja rasanya sudah menggetarkan, bukan? Saat membayangkan betapa luas dan dalamnya lautan, kita sering dihantui oleh pikiran-pikiran yang menyeramkan. Takut diserang ikan hiu. Takut tenggelam ditelan gelombang. Dan beragam macam ketakutan lainnya yang membuat hati kita ciut. Lalu, ingatkah anda bahwa selain untuk menggambarkan laut luas, kita juga menggunakan kata ’Samudera’ untuk menggambarkan betapa luas dan misteriusnya kehidupan kita? Kita menyebutnya ’samudera kehidupan’. Jika demikian, apakah hati kita juga diliputi kengerian saat membayangkan betapa luas dan dalamnya samudera kehidupan ini?
Semua kengerian tentang laut benar-benar membanjiri hati istri saya ketika dia telah mengenakan pakaian khusus penyelam. Maklum, ini adalah penyelaman pertama yang dilakukannya. Tetapi, kami meyakinkan dirinya bahwa dibawah sana ada keindahan yang dihamparkan Tuhan bagi mereka yang bersedia untuk menyelaminya. Keindahan yang tidak pernah bisa kita tatap dari permukaan air laut yang penuh gelombang dan tamparan ombak beriak-riak. Keindahan yang hanya bisa kita nikmati, jika kita bersedia untuk menceburkan diri, dan menyibakkan kengerian yang menyelimutinya.
”Embaknya kok tegang begitu?” goda instruktur diving yang memandu kami. ”Tenang saja, Mbak” katanya lagi. Sembari sekali lagi dia meyakinkan bahwa diving itu adalah kegiatan yang sangat aman. Saya memegang erat tangan istri saya untuk mengurangi kecemasan yang mengganggunya. Bagaimanapun juga, untuk ukuran orang yang pertama kali diving, prestasi istri saya layak diacungi jempol. Gemetaran sedikit masih bisa dimaklumi.
”Takut ya?” tiba-tiba saja penyakit iseng saya kambuh. Istri saya hanya mencibir sambil menambah kencang pegangan tangannya ketika boat yang membawa kami meluncur semakin jauh ke tengah laut. Dan ketika tiba saatnya untuk menyelam, tidak ada lagi kesempatan untuk berpegangan tangan dengan saya. Sehingga dia harus benar-benar percaya bahwa dia bisa menyelam bukan hanya sekedar aman, tetapi juga menyenangkan. Didalam air, saya tidak melihat ketegangan menyelimuti dirinya. Mungkin beragam ikan warna-warni yang mengerubutinya telah memakan habis ketegangan itu. Meski tanpa kata, saya bisa merasakan bahwa istri saya sangat menikmatinya. Sampai-sampai kantong plastik berisi roti yang menjadi umpan ikan terlepas dari tangannya. Seekor ikan besar menyambar dan membawanya pergi. Untung instrukturnya berbaik hati memberikan umpan miliknya sehingga istri saya masih bisa merayu ikan-ikan itu untuk datang mendekat.
Setelah penyelaman itu, sama sekali tidak terlihat ketegangan yang sebelumnya saya baca diseluruh tubuhnya. Yang ada hanya tawa dan cerita ini itu tentang pengalaman menakjubkan yang baru saja didapatkannya. Terlebih lagi tentang ikan besar yang memiliki dua gigi menonjol dimulutnya. Istri saya bilang, ikan itu cantik. Bahkan dia mengatakan kalau ikan itu seperti memiliki alis mata yang diukir. Juga tentang pesona ikan- ikan yang cantik seolah mengenakan kosmetik. Serta sejuta kisah lainnya dalam penyelaman itu. Diam-diam, saya bertanya pada diri sendiri;”pergi kemana semua kengerian yang pernah menakuti dirinya?”
Tiba-tiba saja, saya jadi teringat akan Samudera Kehidupan kita. Mengingat betapa luasnya ia, kita sering ngeri dibuatnya. Kita sering dibayangi oleh ketakutan akan ada hal-hal mengerikan dalam hidup kita, seperti kita takut akan ada hiu yang siap menyerang. Mengingat betapa misteriusnya dia, kita sering khawatir atas apa yang akan terjadi esok. Mengingat betapa penuh teka-tekinya dia, kita sering tidak berani melakukan sesuatu untuk menemukan keindahan hidup yang sesungguhnya. Seperti ketakutan yang menyelimuti hati istri saya ketika dia harus terjun ke laut lepas. Padahal, seandainya dia memutuskan untuk tidak melakukannya, maka dia tidak akan pernah bisa bercerita tentang alis mata ikan-ikan yang memanjakannya itu.
Ketika membayangkan untuk terjun ke laut, istri saya begitu takut. Namun, setelah menyelam kedalamnya, dia seolah enggan untuk kembali ke perahu. Karena ternyata, didalam laut yang membuat kita takut itu, terdapat keindahan yang tiada terlukiskan. Ketika membayangkan untuk terjun kedalam samudera kehidupan, kita sering begitu takut. Kita takut tidak bisa menyelam didalamnya. Kita takut terseret gelombangnya. Kemudian tenggelam. Dan tidak bisa kembali ke permukaan. Padahal, boleh jadi; dikedalaman samudera kehidupan kita yang penuh misteri itulah keindahan hidup kita tersimpan. Sebab, seperti kita memandang lautan dari atas; kita hanya mampu melihat deburan ombak dan hamparan gelombang. Kita sama sekali tidak bisa melihat keindahan yang mereka sembunyikan dibawahnya. Demikian pula halnya dengan hidup kita. Jika kita hanya berani memandang permukannya saja; mungkin kita hanya bisa melihat gelombang-gelombang yang mendebarkan. Kita sama sekali tidak bisa melihat apa yang disembunyikan didalam gelombang kehidupan itu, jika kita tidak bersedia untuk masuk kedalamnya.
Sungguh, laut itu indah. Namun, keindahan sesungguhnya hanya bisa kita temukan ketika kita menyelam masuk kedalamnya. Sungguh, hidup ini indah. Namun, boleh jadi keindahan hidup sesungguhnya hanya bisa kita temukan ketika kita bersedia benar-benar menceburkan diri kedalam kehidupan itu sendiri. Sebab, seperti apa yang kita alami sewaktu menyelam. Pemandangan didalam air, sungguh sangat berbeda dari apa yang terlihat dipermukaan. Oleh karena itu, untuk menemukan keindahan sesungguhnya dari hidup ini, barangkali; tidaklah cukup hanya dengan melihat dan menjelajahnya dipermukaan saja. Barangkali, kita harus bersedia ’menahan nafas’, lalu terjun kedalam. Meskipun beresiko. Sekalipun pada awalnya tidak nyaman. Namun, ketika kita sudah sampai kedalam, kita akan menemukan sejatinya sebuah keindahan. Dan begitu kita berhasil menemukannya, kita menjadi tahu bahwa keindahan itu tidak bisa didapatkan jika kita bersikukuh untuk tetap tinggal dipermukaan.
Semua kengerian tentang laut benar-benar membanjiri hati istri saya ketika dia telah mengenakan pakaian khusus penyelam. Maklum, ini adalah penyelaman pertama yang dilakukannya. Tetapi, kami meyakinkan dirinya bahwa dibawah sana ada keindahan yang dihamparkan Tuhan bagi mereka yang bersedia untuk menyelaminya. Keindahan yang tidak pernah bisa kita tatap dari permukaan air laut yang penuh gelombang dan tamparan ombak beriak-riak. Keindahan yang hanya bisa kita nikmati, jika kita bersedia untuk menceburkan diri, dan menyibakkan kengerian yang menyelimutinya.
”Embaknya kok tegang begitu?” goda instruktur diving yang memandu kami. ”Tenang saja, Mbak” katanya lagi. Sembari sekali lagi dia meyakinkan bahwa diving itu adalah kegiatan yang sangat aman. Saya memegang erat tangan istri saya untuk mengurangi kecemasan yang mengganggunya. Bagaimanapun juga, untuk ukuran orang yang pertama kali diving, prestasi istri saya layak diacungi jempol. Gemetaran sedikit masih bisa dimaklumi.
”Takut ya?” tiba-tiba saja penyakit iseng saya kambuh. Istri saya hanya mencibir sambil menambah kencang pegangan tangannya ketika boat yang membawa kami meluncur semakin jauh ke tengah laut. Dan ketika tiba saatnya untuk menyelam, tidak ada lagi kesempatan untuk berpegangan tangan dengan saya. Sehingga dia harus benar-benar percaya bahwa dia bisa menyelam bukan hanya sekedar aman, tetapi juga menyenangkan. Didalam air, saya tidak melihat ketegangan menyelimuti dirinya. Mungkin beragam ikan warna-warni yang mengerubutinya telah memakan habis ketegangan itu. Meski tanpa kata, saya bisa merasakan bahwa istri saya sangat menikmatinya. Sampai-sampai kantong plastik berisi roti yang menjadi umpan ikan terlepas dari tangannya. Seekor ikan besar menyambar dan membawanya pergi. Untung instrukturnya berbaik hati memberikan umpan miliknya sehingga istri saya masih bisa merayu ikan-ikan itu untuk datang mendekat.
Setelah penyelaman itu, sama sekali tidak terlihat ketegangan yang sebelumnya saya baca diseluruh tubuhnya. Yang ada hanya tawa dan cerita ini itu tentang pengalaman menakjubkan yang baru saja didapatkannya. Terlebih lagi tentang ikan besar yang memiliki dua gigi menonjol dimulutnya. Istri saya bilang, ikan itu cantik. Bahkan dia mengatakan kalau ikan itu seperti memiliki alis mata yang diukir. Juga tentang pesona ikan- ikan yang cantik seolah mengenakan kosmetik. Serta sejuta kisah lainnya dalam penyelaman itu. Diam-diam, saya bertanya pada diri sendiri;”pergi kemana semua kengerian yang pernah menakuti dirinya?”
Tiba-tiba saja, saya jadi teringat akan Samudera Kehidupan kita. Mengingat betapa luasnya ia, kita sering ngeri dibuatnya. Kita sering dibayangi oleh ketakutan akan ada hal-hal mengerikan dalam hidup kita, seperti kita takut akan ada hiu yang siap menyerang. Mengingat betapa misteriusnya dia, kita sering khawatir atas apa yang akan terjadi esok. Mengingat betapa penuh teka-tekinya dia, kita sering tidak berani melakukan sesuatu untuk menemukan keindahan hidup yang sesungguhnya. Seperti ketakutan yang menyelimuti hati istri saya ketika dia harus terjun ke laut lepas. Padahal, seandainya dia memutuskan untuk tidak melakukannya, maka dia tidak akan pernah bisa bercerita tentang alis mata ikan-ikan yang memanjakannya itu.
Ketika membayangkan untuk terjun ke laut, istri saya begitu takut. Namun, setelah menyelam kedalamnya, dia seolah enggan untuk kembali ke perahu. Karena ternyata, didalam laut yang membuat kita takut itu, terdapat keindahan yang tiada terlukiskan. Ketika membayangkan untuk terjun kedalam samudera kehidupan, kita sering begitu takut. Kita takut tidak bisa menyelam didalamnya. Kita takut terseret gelombangnya. Kemudian tenggelam. Dan tidak bisa kembali ke permukaan. Padahal, boleh jadi; dikedalaman samudera kehidupan kita yang penuh misteri itulah keindahan hidup kita tersimpan. Sebab, seperti kita memandang lautan dari atas; kita hanya mampu melihat deburan ombak dan hamparan gelombang. Kita sama sekali tidak bisa melihat keindahan yang mereka sembunyikan dibawahnya. Demikian pula halnya dengan hidup kita. Jika kita hanya berani memandang permukannya saja; mungkin kita hanya bisa melihat gelombang-gelombang yang mendebarkan. Kita sama sekali tidak bisa melihat apa yang disembunyikan didalam gelombang kehidupan itu, jika kita tidak bersedia untuk masuk kedalamnya.
Sungguh, laut itu indah. Namun, keindahan sesungguhnya hanya bisa kita temukan ketika kita menyelam masuk kedalamnya. Sungguh, hidup ini indah. Namun, boleh jadi keindahan hidup sesungguhnya hanya bisa kita temukan ketika kita bersedia benar-benar menceburkan diri kedalam kehidupan itu sendiri. Sebab, seperti apa yang kita alami sewaktu menyelam. Pemandangan didalam air, sungguh sangat berbeda dari apa yang terlihat dipermukaan. Oleh karena itu, untuk menemukan keindahan sesungguhnya dari hidup ini, barangkali; tidaklah cukup hanya dengan melihat dan menjelajahnya dipermukaan saja. Barangkali, kita harus bersedia ’menahan nafas’, lalu terjun kedalam. Meskipun beresiko. Sekalipun pada awalnya tidak nyaman. Namun, ketika kita sudah sampai kedalam, kita akan menemukan sejatinya sebuah keindahan. Dan begitu kita berhasil menemukannya, kita menjadi tahu bahwa keindahan itu tidak bisa didapatkan jika kita bersikukuh untuk tetap tinggal dipermukaan.
Diliputi Keberuntungan
Sudah sejak lama orang tua kita percaya bahwa kehidupan kita diliputi oleh keberuntungan. Itulah sebabnya, kita selalu mengatakan ’untung…,’ sekalipun kita baru saja mengalami sebuah musibah. Selama ini, kedalam diri kita sudah ditanamkan sebuah sikap untuk selalu melihat segala situasi dari sisi positifnya. Sehingga, dalam situasi apapun kita masih merasakan betapa beruntungnya diri kita. Jika demikian, apakah sumpah serapah atau rasa syukur yang lebih layak untuk diungkapkan?
Ketika saya masih kecil, rumah kediaman kami dilalap api, hingga seluruhnya berubah menjadi abu. Ayah dan Ibu saya bilang; ”Untung kita semua selamat,”. Sampai sekarang saya masih teringat dengan kobaran api itu. Dan setiap kali mengenangnya; saya juga teringat kata-kata Ayah-Ibu saya tentang keberuntungan itu.
Ketika sudah bisa berenang di sungai, saya tenggelam. Air deras menyeret tubuh saya hingga tersangkut disela-sela pintu penahan air di bendungan. Sampai sekarang saya masih ingat betapa beruntungnya saya karena ada rongga udara yang terbentuk antara lempengan pintu irigasi dengan titik jatuh air sehingga melalui rongga itu saya bisa bernafas sampai orang-orang berhasil menemukan saya.
Ketika beranjak remaja, gejolak muda mendorong saya untuk pergi ke Gunung Tangkuban Perahu dan membiarkan diri saya menginap disana. Bermalam di gunung sama sekali bukanlah masalah. Tetapi, melakukannya sendirian dialam liar tanpa perlengkapan apapun; kedengarannya bukan gagasan yang cerdas. Sampai saat ini saya masih mengenang betapa beruntungnya saya karena bisa selamat melalui malam yang mengerikan itu.
Kemarin malam, saya melakukan beberapa permainan kecil dengan anak-anak. Setelah melalui tahap tertawa dan melompat-lompat yang seru, saya berencana untuk melakukan sesuatu yang lain. Kali ini saya membutuhkan sebuah media yang harus dipotong-potong. Maka saya mengambil cutter kecil. Ketika memotong media itu, entah kenapa ujung cutter tergelincir dan patah hingga melukai pangkal jari tangan saya, persis dibagian yang banyak urat-urat kecilnya. Darah segar segera mengalir. Dan secara spontan saya berkata dalam hati;’Untung tidak sampai memutuskan urat-uratnya.” Saya kira masalah akan terhenti sampai disana. Ternyata saya keliru.
Sebelum sempat memberi tahu orang lain bahwa tangan saya terluka, anak lelaki kecil saya yang tengah berada dipuncak rasa senang berlari kearah saya. Lalu tanpa disadari dia merebut cutter itu dari genggaman saya. Maka secara spontan saya berteriak; ”Abang, ayah pegang pisau tajam, jangan merebutnya. BAHAYA!” tapi terlambat. Dia sudah terlanjur melakukannya. Ketika itu, saya merasakan segalanya seolah berjalan dalam gerak lambat. Semua kengerian itu seolah menancap dalam pikiran saya. Mulai dari ujung cutter yang tergelincir. Lalu dia patah merobek pangkal jari tangan saya. Urat-urat yang terlihat. Darah segar yang mengalir. Rasa perih yang menyayat. Dan…, tangan-tangan kecil polos yang merebut gagang cutter mengira mainan terbuat dari plastik.
Pikiran saya secepat kilat membayangkan luka macam apa yang bisa dialami oleh anak saya. Namun, ajaib sekali; tangannya tidak apa-apa. Lalu saya melihat gagang pisau cutter kecil itu. Ternyata, memang semua bagian pisaunya sudah patah tadi ketika saya memotong media permainan itu. Sekarang, saya merasa sangat beruntung karena pisau tajamnya sudah patah. Jika tadi pisau itu tidak patah, dan tanpa bisa dihindari anak lelaki kecil saya yang antusias itu merebutnya dari tangan saya; maka boleh jadi tangannya akan terluka parah. Sekarang saya tahu, betapa beruntungnya kami…..
Jika anda merasa saya sedang memamerkan keberuntungan-keberuntungan yang pernah saya alami dalam hidup, semoga anda berkenan mengubah prasangka itu. Sebab, kalaupun saya berniat untuk pamer, maka tidaklah mungkin saya bisa menceritakan satu demi satu keberuntungan itu. Sebab, kita semua tanpa henti-hentinya mendapatkan keberuntungan hidup yang sedemikian banyaknya sehingga kita tidak mungkin mampu bahkan untuk sekedar menyebutkannya satu persatu. Seperti firman Tuhan yang pernah diajarkan oleh guru ngaji saya, bahwa;”Jika engkau menghitung nikmat yang Tuhan berikan kepadamu, niscaya kamu tidak akan bisa menghitungnya….”
Tapi, jika benar nikmat Tuhan itu sedemikian banyaknya; mengapa kehidupan kita sering tidak beranjak ke tingkat yang kita impikan? Mungkin karena kita selalu mengimpikan kehidupan materialis. Kita terlampau sering mengukur kenikmatan dari jumlah uang yang kita dapatkan. Dari kekayaan yang kita kumpulkan. Dari kedudukan yang bisa kita banggakan. Dan dari jubah nama besar yang kita kenakan. Padahal, ternyata keberuntungan kita bisa menjelma dalam bentuk lain yang sering kita abaikan. Kesehatan kita. Kesempurnaan penciptaan tubuh kita. Terbebasnya kita dari perasaan tertekan. Rasa tenang kita. Tidur nyenyak kita. Pekerjaan dan gaji rutin yang kita terima. Dan semua hal lain yang jumlahnya tiada terhingga. Namun, karena kita kurang mensyukurinya; maka kita sering lupa bahwa semua itu adalah wujud keberuntungan hidup yang Tuhan anugerahkan kepada kita.
Memang benar bahwa ’sudut pandang’ kita menentukan apakah kita bisa menemukan hikmah dibalik setiap kejadian atau tidak. Namun, saya meyakini bahwa keberuntungan sama sekali bukan soal sudut pandang; melainkan soal kesadaran. Kita perlu lebih sadar bahwa Tuhan menginginkan kehidupan kita baik. Bahkan Tuhan tetap ingin agar hidup kita baik sekalipun kita sering mengambil langkah dan keputusan-keputusan yang bodoh. Hanya saja, kita sering tidak menyadari semua kebaikan Tuhan selama ini. Sehingga, kita sering berburuk sangka kepada-Nya. Kita mengira bahwa Dia memberi orang lain lebih banyak nikmat, daripada yang diberikan-Nya kepada kita. Padahal, boleh jadi kenikmatan yang sesungguhnya terletak pada hati nurani kita. Bukan pada benda atau atribut-atribut yang kita lekatkan pada tubuh kita. Jika kita berhasil menemukan tak berhingga kenikmatan didalam hati kita; mungkin kita bisa lebih sadar akan betapa beruntungnya diri kita. Karena ternyata. Kehidupan kita. Diliputi. Oleh keberuntungan.
Ketika saya masih kecil, rumah kediaman kami dilalap api, hingga seluruhnya berubah menjadi abu. Ayah dan Ibu saya bilang; ”Untung kita semua selamat,”. Sampai sekarang saya masih teringat dengan kobaran api itu. Dan setiap kali mengenangnya; saya juga teringat kata-kata Ayah-Ibu saya tentang keberuntungan itu.
Ketika sudah bisa berenang di sungai, saya tenggelam. Air deras menyeret tubuh saya hingga tersangkut disela-sela pintu penahan air di bendungan. Sampai sekarang saya masih ingat betapa beruntungnya saya karena ada rongga udara yang terbentuk antara lempengan pintu irigasi dengan titik jatuh air sehingga melalui rongga itu saya bisa bernafas sampai orang-orang berhasil menemukan saya.
Ketika beranjak remaja, gejolak muda mendorong saya untuk pergi ke Gunung Tangkuban Perahu dan membiarkan diri saya menginap disana. Bermalam di gunung sama sekali bukanlah masalah. Tetapi, melakukannya sendirian dialam liar tanpa perlengkapan apapun; kedengarannya bukan gagasan yang cerdas. Sampai saat ini saya masih mengenang betapa beruntungnya saya karena bisa selamat melalui malam yang mengerikan itu.
Kemarin malam, saya melakukan beberapa permainan kecil dengan anak-anak. Setelah melalui tahap tertawa dan melompat-lompat yang seru, saya berencana untuk melakukan sesuatu yang lain. Kali ini saya membutuhkan sebuah media yang harus dipotong-potong. Maka saya mengambil cutter kecil. Ketika memotong media itu, entah kenapa ujung cutter tergelincir dan patah hingga melukai pangkal jari tangan saya, persis dibagian yang banyak urat-urat kecilnya. Darah segar segera mengalir. Dan secara spontan saya berkata dalam hati;’Untung tidak sampai memutuskan urat-uratnya.” Saya kira masalah akan terhenti sampai disana. Ternyata saya keliru.
Sebelum sempat memberi tahu orang lain bahwa tangan saya terluka, anak lelaki kecil saya yang tengah berada dipuncak rasa senang berlari kearah saya. Lalu tanpa disadari dia merebut cutter itu dari genggaman saya. Maka secara spontan saya berteriak; ”Abang, ayah pegang pisau tajam, jangan merebutnya. BAHAYA!” tapi terlambat. Dia sudah terlanjur melakukannya. Ketika itu, saya merasakan segalanya seolah berjalan dalam gerak lambat. Semua kengerian itu seolah menancap dalam pikiran saya. Mulai dari ujung cutter yang tergelincir. Lalu dia patah merobek pangkal jari tangan saya. Urat-urat yang terlihat. Darah segar yang mengalir. Rasa perih yang menyayat. Dan…, tangan-tangan kecil polos yang merebut gagang cutter mengira mainan terbuat dari plastik.
Pikiran saya secepat kilat membayangkan luka macam apa yang bisa dialami oleh anak saya. Namun, ajaib sekali; tangannya tidak apa-apa. Lalu saya melihat gagang pisau cutter kecil itu. Ternyata, memang semua bagian pisaunya sudah patah tadi ketika saya memotong media permainan itu. Sekarang, saya merasa sangat beruntung karena pisau tajamnya sudah patah. Jika tadi pisau itu tidak patah, dan tanpa bisa dihindari anak lelaki kecil saya yang antusias itu merebutnya dari tangan saya; maka boleh jadi tangannya akan terluka parah. Sekarang saya tahu, betapa beruntungnya kami…..
Jika anda merasa saya sedang memamerkan keberuntungan-keberuntungan yang pernah saya alami dalam hidup, semoga anda berkenan mengubah prasangka itu. Sebab, kalaupun saya berniat untuk pamer, maka tidaklah mungkin saya bisa menceritakan satu demi satu keberuntungan itu. Sebab, kita semua tanpa henti-hentinya mendapatkan keberuntungan hidup yang sedemikian banyaknya sehingga kita tidak mungkin mampu bahkan untuk sekedar menyebutkannya satu persatu. Seperti firman Tuhan yang pernah diajarkan oleh guru ngaji saya, bahwa;”Jika engkau menghitung nikmat yang Tuhan berikan kepadamu, niscaya kamu tidak akan bisa menghitungnya….”
Tapi, jika benar nikmat Tuhan itu sedemikian banyaknya; mengapa kehidupan kita sering tidak beranjak ke tingkat yang kita impikan? Mungkin karena kita selalu mengimpikan kehidupan materialis. Kita terlampau sering mengukur kenikmatan dari jumlah uang yang kita dapatkan. Dari kekayaan yang kita kumpulkan. Dari kedudukan yang bisa kita banggakan. Dan dari jubah nama besar yang kita kenakan. Padahal, ternyata keberuntungan kita bisa menjelma dalam bentuk lain yang sering kita abaikan. Kesehatan kita. Kesempurnaan penciptaan tubuh kita. Terbebasnya kita dari perasaan tertekan. Rasa tenang kita. Tidur nyenyak kita. Pekerjaan dan gaji rutin yang kita terima. Dan semua hal lain yang jumlahnya tiada terhingga. Namun, karena kita kurang mensyukurinya; maka kita sering lupa bahwa semua itu adalah wujud keberuntungan hidup yang Tuhan anugerahkan kepada kita.
Memang benar bahwa ’sudut pandang’ kita menentukan apakah kita bisa menemukan hikmah dibalik setiap kejadian atau tidak. Namun, saya meyakini bahwa keberuntungan sama sekali bukan soal sudut pandang; melainkan soal kesadaran. Kita perlu lebih sadar bahwa Tuhan menginginkan kehidupan kita baik. Bahkan Tuhan tetap ingin agar hidup kita baik sekalipun kita sering mengambil langkah dan keputusan-keputusan yang bodoh. Hanya saja, kita sering tidak menyadari semua kebaikan Tuhan selama ini. Sehingga, kita sering berburuk sangka kepada-Nya. Kita mengira bahwa Dia memberi orang lain lebih banyak nikmat, daripada yang diberikan-Nya kepada kita. Padahal, boleh jadi kenikmatan yang sesungguhnya terletak pada hati nurani kita. Bukan pada benda atau atribut-atribut yang kita lekatkan pada tubuh kita. Jika kita berhasil menemukan tak berhingga kenikmatan didalam hati kita; mungkin kita bisa lebih sadar akan betapa beruntungnya diri kita. Karena ternyata. Kehidupan kita. Diliputi. Oleh keberuntungan.
Lift Kehidupan
Kita semua tentu mengenal lift. Dengan alat itu kita bisa naik atau turun tingkat pada sebuah gedung tinggi. Jika kita ingin naik, tinggal menekan tombol naik; lalu lift membawa badan kita naik. Jika kita ingin turun, tinggal pencet tombol turun; lalu lift itu dengan patuh membawa tubuh kita turun. Secara kasat mata, lift membawa kita naik atau turun. Namun, apakah lift juga bisa membawa ‘diri’ kita menuju ke tingkat yang kita inginkan?
Saya pernah berkantor di sebuah gedung perkantoran yang langka di jantung kota Jakarta. Gedung itu bernama GKBI yang letaknya persis diseputaran jembatan Semanggi. Mengapa saya sebut langka, karena gedung itu memiliki lift yang unik. Pada kebanyakan gedung bertingkat lain, jika kita ingin menuju ke lantai tertentu, kita cukup menekan tombol up atau down saja. Jika ada orang lain yang sudah menekan tombol itu, maka kita tidak usah bersusah repot lagi untuk menekannya. Istilahnya, kita bisa nebeng kepada usaha orang lain, untuk tiba ditingkat yang kita inginkan. Ketika salah satu pintu lift akan terbuka. Lalu kita memasukinya. Didalam lift itu, barulah kita menekan tombol nomor lantai yang hendak kita tuju. Jika ada orang lain yang sudah menekan ke lantai yang kita ingin tuju, kita boleh berdiam diri saja. Kita sebut saja system seperti ini sebagai lift konvensional.
Di gedung GKBI tidak bisa begitu. Karena untuk menuju ke lantai tertentu kita harus ‘terlebih dahulu’ menekan nomor lantai yang kita inginkan secara digital ‘diluar lift’. Setelah itu, sistem canggih tersebut memilihkan untuk kita lift mana yang akan membawa kita ke lantai yang kita inginkan. Contohnya, kita menekan angka 1 dan 0 untuk menuju ke lantai 10. Maka sistem itu akan mengarahkan kita kepada lift P, misalnya. Dan itu berarti bahwa kita harus menggunakan lift P untuk bisa sampai ke tempat yang akan dituju.
Ketika pintu lift yang bukan P terbuka, maka kita diam saja. Sekalipun lift itu masih kosong. Sekalipun kita sedang terburu-buru, kita tetap tidak memasukinya. Mengapa? Karena lift itu tidak akan membawa kita ke Lt 10 yang kita tuju. Dan karenanya kita akan tetap fokus kepada lift P. Dan kita hanya akan memasuki lift P, seperti niat kita semula. Ketika pintu lift P terbuka, kita memasukinya tanpa harus menekan apapun lagi. Karena, lift itu akan membawa kita ke lantai 10 yang kita pilih diawal tadi. Saya menyebutnya lift kontemporer.
Lift konvensional versus lift kontemporer. Di lift konvensional, kita boleh saja menyerahkan tujuan hidup kita kepada arus yang diciptakan oleh orang lain. Kita boleh ikut orang lain yang sudah terlebih dahulu menekan tombol. Tidak masalah apakah tujuan orang itu sama dengan tujuan kita atau tidak. Begitu tombol up atau down ditekan oleh orang lain, maka kita tinggal mengikuti arusnya saja.
Di lift kontemporer, kita tidak bisa lagi melakukan hal itu. Artinya, kita tidak bisa mengikuti saja apa yang orang lain lakukan dengan lift itu tanpa tahu tujuannya terlebih dahulu. Kita boleh mengikuti orang itu, hanya jika kita tahu persis bahwa tujuan orang itu adalah lantai yang sama dengan yang ingin kita tuju. Anda tidak boleh mengikuti orang lain jika tujuannya berbeda dengan Anda. Bahkan, Anda pun tidak boleh mengikuti orang lain dan menyerahkan tujuan Anda kepada orang lain yang Anda tidak tahu apakah tujuannya sama dengan Anda atau tidak.
Lift konvensional versus lift kontemporer. Di lift konvensional, kita tidak perlu merencanakan, kemana kita akan pergi. Di lift kontemporer, kita harus merencanakan, kemana kita akan pergi. Sebab, jika kita tidak merencanakan kepergian kita, maka begitu memasuki lift kontemporer ini, kita akan langsung tersesat. Sebab, lift itu tidak membawa kita ke tempat yang ingin kita tuju. Melainkan tempat antah berantah yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Jika lantai yang ingin kita tuju itu adalah ‘tujuan hidup’ kita. Dan jika kehidupan kita ini adalah sebuah lift yang akan membawa kita kepada tujuan hidup yang ingin kita capai itu, maka kiranya layak jika kita mengajukan 3 pertanyaan ini:
Pertama, “Apakah kita bisa mengandalkan dan menyandarkan diri kepada orang lain yang belum jelas kemana arah tujuannya?”
Kedua, “Apakah kita bisa memasuki pintu lift peristiwa kehidupan mana saja, yang tidak jelas ke lantai kehidupan mana dia akan menuju?”
Ketiga, “Apakah kita bisa membiarkan diri kita dibawa oleh lift kehidupan itu tanpa harus menentukan terlebih dahulu, lantai dimana tujuan kehidupan kita didefinisikan?”
Kita tidak selama-lamanya berhadapan dengan lift kehidupan konvensional hingga kita boleh saja menyerahkan seluruh kepentingan hidup dan tujuan hidup kita kepada orang lain yang sudah terlebih dahulu men-set lift itu. Sebab, ada kalanya kita berhadapan dengan lift kehidupan kontemporer. Sehingga kita harus benar-benar melakukan sendiri, dan menentukan sendiri; tujuan yang ingin kita capai dalam hidup kita.
Kita tidak selama-lamanya berhadapan dengan lift konvensional hingga kita boleh saja memasuki lift kehidupan manapun yang terbuka lebih dahulu. Sebab, ada kalanya kita berhadapan dengan lift kehidupan kontemporer. Sehingga kita harus benar-benar fokus, hanya kepada lift kehidupan yang akan membawa kita kepada tempat tujuan yang sudah kita rencanakan saja.
Kita tidak selama-lamanya berhadapan dengan lift kehidupan konvensional hingga boleh-boleh saja jika kita tidak menekan dan merencanakan tombol tujuan kehidupan sebelum memulai perjalanan ini. Karena didalam lift kehidupan konvensional, ‘akan ada kesempatan’ untuk menekan tombol itu. Nanti didalam lift. Namun, ada kalanya kita berhadapan dengan lift kehidupan kontemporer. Sehingga untuk bisa sampai kepada tujuan hidup yang kita inginkan; kita harus memulainya dengan merencanakannya terlebih dahulu. Sebab, didalam lift kehidupan kontemporer ‘tidak akan ada lagi kesempatan’ untuk menekan tombol itu. Semuanya serba terlambat. Dan kita akan segera tersesat.
Namun demikian, lift kehidupan konvensional dan lift kehidupan kontemporer memberi kita inspirasi untuk menentukan; kapan saatnya kita boleh mengikuti arus yang dibuat oleh orang lain. Dan kapan saatnya untuk mengandalkan kemampuan diri kita sendiri.
Saya pernah berkantor di sebuah gedung perkantoran yang langka di jantung kota Jakarta. Gedung itu bernama GKBI yang letaknya persis diseputaran jembatan Semanggi. Mengapa saya sebut langka, karena gedung itu memiliki lift yang unik. Pada kebanyakan gedung bertingkat lain, jika kita ingin menuju ke lantai tertentu, kita cukup menekan tombol up atau down saja. Jika ada orang lain yang sudah menekan tombol itu, maka kita tidak usah bersusah repot lagi untuk menekannya. Istilahnya, kita bisa nebeng kepada usaha orang lain, untuk tiba ditingkat yang kita inginkan. Ketika salah satu pintu lift akan terbuka. Lalu kita memasukinya. Didalam lift itu, barulah kita menekan tombol nomor lantai yang hendak kita tuju. Jika ada orang lain yang sudah menekan ke lantai yang kita ingin tuju, kita boleh berdiam diri saja. Kita sebut saja system seperti ini sebagai lift konvensional.
Di gedung GKBI tidak bisa begitu. Karena untuk menuju ke lantai tertentu kita harus ‘terlebih dahulu’ menekan nomor lantai yang kita inginkan secara digital ‘diluar lift’. Setelah itu, sistem canggih tersebut memilihkan untuk kita lift mana yang akan membawa kita ke lantai yang kita inginkan. Contohnya, kita menekan angka 1 dan 0 untuk menuju ke lantai 10. Maka sistem itu akan mengarahkan kita kepada lift P, misalnya. Dan itu berarti bahwa kita harus menggunakan lift P untuk bisa sampai ke tempat yang akan dituju.
Ketika pintu lift yang bukan P terbuka, maka kita diam saja. Sekalipun lift itu masih kosong. Sekalipun kita sedang terburu-buru, kita tetap tidak memasukinya. Mengapa? Karena lift itu tidak akan membawa kita ke Lt 10 yang kita tuju. Dan karenanya kita akan tetap fokus kepada lift P. Dan kita hanya akan memasuki lift P, seperti niat kita semula. Ketika pintu lift P terbuka, kita memasukinya tanpa harus menekan apapun lagi. Karena, lift itu akan membawa kita ke lantai 10 yang kita pilih diawal tadi. Saya menyebutnya lift kontemporer.
Lift konvensional versus lift kontemporer. Di lift konvensional, kita boleh saja menyerahkan tujuan hidup kita kepada arus yang diciptakan oleh orang lain. Kita boleh ikut orang lain yang sudah terlebih dahulu menekan tombol. Tidak masalah apakah tujuan orang itu sama dengan tujuan kita atau tidak. Begitu tombol up atau down ditekan oleh orang lain, maka kita tinggal mengikuti arusnya saja.
Di lift kontemporer, kita tidak bisa lagi melakukan hal itu. Artinya, kita tidak bisa mengikuti saja apa yang orang lain lakukan dengan lift itu tanpa tahu tujuannya terlebih dahulu. Kita boleh mengikuti orang itu, hanya jika kita tahu persis bahwa tujuan orang itu adalah lantai yang sama dengan yang ingin kita tuju. Anda tidak boleh mengikuti orang lain jika tujuannya berbeda dengan Anda. Bahkan, Anda pun tidak boleh mengikuti orang lain dan menyerahkan tujuan Anda kepada orang lain yang Anda tidak tahu apakah tujuannya sama dengan Anda atau tidak.
Lift konvensional versus lift kontemporer. Di lift konvensional, kita tidak perlu merencanakan, kemana kita akan pergi. Di lift kontemporer, kita harus merencanakan, kemana kita akan pergi. Sebab, jika kita tidak merencanakan kepergian kita, maka begitu memasuki lift kontemporer ini, kita akan langsung tersesat. Sebab, lift itu tidak membawa kita ke tempat yang ingin kita tuju. Melainkan tempat antah berantah yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Jika lantai yang ingin kita tuju itu adalah ‘tujuan hidup’ kita. Dan jika kehidupan kita ini adalah sebuah lift yang akan membawa kita kepada tujuan hidup yang ingin kita capai itu, maka kiranya layak jika kita mengajukan 3 pertanyaan ini:
Pertama, “Apakah kita bisa mengandalkan dan menyandarkan diri kepada orang lain yang belum jelas kemana arah tujuannya?”
Kedua, “Apakah kita bisa memasuki pintu lift peristiwa kehidupan mana saja, yang tidak jelas ke lantai kehidupan mana dia akan menuju?”
Ketiga, “Apakah kita bisa membiarkan diri kita dibawa oleh lift kehidupan itu tanpa harus menentukan terlebih dahulu, lantai dimana tujuan kehidupan kita didefinisikan?”
Kita tidak selama-lamanya berhadapan dengan lift kehidupan konvensional hingga kita boleh saja menyerahkan seluruh kepentingan hidup dan tujuan hidup kita kepada orang lain yang sudah terlebih dahulu men-set lift itu. Sebab, ada kalanya kita berhadapan dengan lift kehidupan kontemporer. Sehingga kita harus benar-benar melakukan sendiri, dan menentukan sendiri; tujuan yang ingin kita capai dalam hidup kita.
Kita tidak selama-lamanya berhadapan dengan lift konvensional hingga kita boleh saja memasuki lift kehidupan manapun yang terbuka lebih dahulu. Sebab, ada kalanya kita berhadapan dengan lift kehidupan kontemporer. Sehingga kita harus benar-benar fokus, hanya kepada lift kehidupan yang akan membawa kita kepada tempat tujuan yang sudah kita rencanakan saja.
Kita tidak selama-lamanya berhadapan dengan lift kehidupan konvensional hingga boleh-boleh saja jika kita tidak menekan dan merencanakan tombol tujuan kehidupan sebelum memulai perjalanan ini. Karena didalam lift kehidupan konvensional, ‘akan ada kesempatan’ untuk menekan tombol itu. Nanti didalam lift. Namun, ada kalanya kita berhadapan dengan lift kehidupan kontemporer. Sehingga untuk bisa sampai kepada tujuan hidup yang kita inginkan; kita harus memulainya dengan merencanakannya terlebih dahulu. Sebab, didalam lift kehidupan kontemporer ‘tidak akan ada lagi kesempatan’ untuk menekan tombol itu. Semuanya serba terlambat. Dan kita akan segera tersesat.
Namun demikian, lift kehidupan konvensional dan lift kehidupan kontemporer memberi kita inspirasi untuk menentukan; kapan saatnya kita boleh mengikuti arus yang dibuat oleh orang lain. Dan kapan saatnya untuk mengandalkan kemampuan diri kita sendiri.
Renungan dalam Hari Ibu
Jalannya sudah tertatih-tatih, karena usianya sudah lebih dari 70 tahun, sehingga kalau tidak perlu sekali, jarang ia bisa dan mau keluar rumah. Walaupun ia mempunyai seorang anak perempuan, ia harus tinggal di rumah jompo, karena kehadirannya tidak diinginkan. Masih teringat olehnya, betapa berat penderitaannya ketika akan melahirkan putrinya tersebut. Ayah dari anak tersebut minggat setelah menghamilinya tanpa mau bertanggung jawab atas perbuatannya. Di samping itu keluarganya menuntut agar ia menggugurkan bayi yang belum dilahirkan, karena keluarganya merasa malu mempunyai seorang putri yang hamil sebelum nikah, tetapi ia tetap mempertahankannya, oleh sebab itu ia diusir dari rumah orang tuanya. Selain aib yang harus di tanggung, ia pun harus bekerja berat di pabrik untuk membiayai hidupnya. Ketika ia melahirkan putrinya, tidak ada seorang pun yang mendampinginya. Ia tidak mendapatkan kecupan manis maupun ucapan selamat dari siapapun juga, yang ia dapatkan hanya cemohan, karena telahelahirkan seorang bayi haram tanpa bapa. Walaupun demikian ia merasa bahagia sekali atas berkat yang didapatkannya dari Tuhan di mana ia telah dikaruniakan seorang putri. Ia berjanji akan memberikan seluruh kasih sayang yang ia miliki hanya untuk putrinya seorang, oleh sebab itulah putrinya diberi nama Love – Kasih.
Siang ia harus bekerja berat di pabrik dan di waktu malam hari ia harus menjahit sampai jauh malam, karena itu merupakan penghasilan tambahan yang ia bisa dapatkan. Terkadang ia harus menjahit sampai jam 2 pagi, tidur lebih dari 4 jam sehari itu adalah sesuatu kemewahan yang tidak pernah ia dapatkan. Bahkan Sabtu Minggu pun ia masih bekerja menjadi pelayan restaurant. Ini ia lakukan semua agar ia bisa membiayai kehidupan maupun biaya sekolah putrinya yang tercinta. Ia tidak mau menikah lagi, karena ia masih tetap mengharapkan, bahwa pada suatu saat ayah dari putrinya akan datang balik kembali kepadanya, di samping itu ia tidak mau memberikan ayah tiri kepada putrinya.
Sejak ia melahirkan putrinya ia menjadi seorang vegetarian, karena ia tidak mau membeli daging, itu terlalu mahal baginya, uang untuk daging yang seyogianya ia bisa beli, ia sisihkan untuk putrinya. Untuk dirinya sendiri ia tidak pernah mau membeli pakaian baru, ia selalu menerima dan memakai pakaian bekas pemberian orang, tetapi untuk putrinya yang tercinta, hanya yang terbaik dan terbagus ia berikan, mulai dari pakaian sampai dengan makanan.
Pada suatu saat ia jatuh sakit, demam panas. Cuaca di luaran sangat dingin sekali, karena pada saat itu lagi musim dingin menjelang hari Natal. Ia telah menjanjikan untuk memberikan sepeda sebagai hadiah Natal untuk putrinya, tetapi ternyata uang yang telah dikumpulkannya belum mencukupinya. Ia tidak ingin mengecewakan putrinya, maka dari itu walaupun cuaca diluaran dingin sekali, bahkan dlm keadaan sakit dan lemah, ia tetap memaksakan diri untuk keluar rumah dan bekerja. Sejak saat tersebut ia kena penyakit rheumatik, sehingga sering sekali badannya terasa sangat nyeri sekali. Ia ingin memanjakan putrinya dan memberikan hanya yang terbaik bagi putrinya walaupun untuk ini ia harus bekorban, jadi dlm keadaan sakit ataupun tidak sakit ia tetap bekerja, selama hidupnya ia tidak pernah absen bekerja demi putrinya yang tercinta.
Karena perjuangan dan pengorbanannya akhirnya putrinya bisa melanjutkan studinya diluar kota. Di sana putrinya jatuh cinta kepada seorang pemuda anak dari seorang konglomerat beken. Putrinya tidak pernah mau mengakui bahwa ia masih mempunyai orang tua. Ia merasa malu bahwa ia ditinggal minggat oleh ayah kandungnya dan ia merasa malu mempunyai seorang ibu yang bekerja hanya sebagai babu pencuci piring di restaurant. Oleh sebab itulah ia mengaku kepada calon suaminya bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
Pada saat putrinya menikah, ibunya hanya bisa melihat dari jauh dan itupun hanya pada saat upacara pernikahan di gereja saja. Ia tidak diundang, bahkan kehadirannya tidaklah diinginkan. Ia duduk di sudut kursi paling belakang di gereja, sambil mendoakan agar Tuhan selalu melindungi dan memberkati putrinya yang tercinta. Sejak saat itu bertahun-tahun ia tidak mendengar kabar dari putrinya, karena ia dilarang dan tidak boleh menghubungi putrinya. Pada suatu hari ia membaca di koran bahwa putrinya telah melahirkan seorang putera, ia merasa bahagia sekali mendengar berita bahwa ia sekarang telah mempunyai seorang cucu. Ia sangat mendambakan sekali untuk bisa memeluk dan menggendong cucunya, tetapi ini tidak mungkin, sebab ia tidak boleh menginjak rumah putrinya. Untuk ini ia berdoa tiap hari kepada Tuhan, agar ia bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat dan bertemu dengan anak dan cucunya, karena keinginannya sedemikian besarnya untuk bisa melihat putri dan cucunya, ia melamar dengan menggunakan nama palsu untuk menjadi babu di rumah keluarga putrinya.
Ia merasa bahagia sekali, karena lamarannya diterima dan diperbolehkan bekerja disana. Di rumah putrinya ia bisa dan boleh menggendong cucunya, tetapi bukan sebagai Oma dari cucunya melainkan hanya sebagai babu dari keluarga tersebut. Ia merasa berterima kasih sekali kepada Tuhan, bahwa ia permohonannya telah dikabulkan.
Di rumah putrinya, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan khusus, bahkan binatang peliharaan mereka jauh lebih dikasihi oleh putrinya daripada dirinya sendiri. Di samping itu sering sekali dibentak dan dimaki oleh putri dan anak darah dagingnya sendiri, kalau hal ini terjadi ia hanya bisa berdoa sambil menangis di dlm kamarnya yang kecil di belakang dapur. Ia berdoa agar Tuhan mau mengampuni kesalahan putrinya, ia berdoa agar hukuman tidak dilimpahkan kepada putrinya, ia berdoa agar hukuman itu dilimpahkan saja kepadanya, karena ia sangat menyayangi putrinya.
Setelah bekerja bertahun-tahun sebagai babu tanpa ada orang yang mengetahui siapa dirinya dirumah tersebut, akhirnya ia menderita sakit dan tidak bisa bekerja lagi. Mantunya merasa berhutang budi kepada pelayan tuanya yang setia ini sehingga ia memberikan kesempatan untuk menjalankan sisa hidupnya di rumah jompo.
Puluhan tahun ia tidak bisa dan tidak boleh bertemu lagi dengan putri kesayangannya. Uang pension yang ia dapatkan selalu ia sisihkan dan tabung untuk putrinya, dengan pemikiran siapa tahu pada suatu saat ia membutuhkan bantuannya.
Pada tahun lampau beberapa hari sebelum hari Natal, ia jatuh sakit lagi, tetapi ini kali ia merasakan bahwa saatnya sudah tidak lama lagi. Ia merasakan bahwa ajalnya sudah mendekat. Hanya satu keinginan yang ia dambakan sebelum ia meninggal dunia, ialah untuk bisa bertemu dan boleh melihat putrinya sekali lagi. Di samping itu ia ingin memberikan seluruh uang simpanan yang ia telah kumpulkan selama hidupnya, sebagai hadiah terakhir untuk putrinya.
Suhu diluaran telah mencapai 17 derajat di bawah nol dan salujupun turun dengan lebatnya, jangankan manusia anjingpun pada saat ini tidak mau keluar rumah lagi, karena di luaran sangat dingin, tetapi Nenek tua ini tetap memaksakan diri untuk pergi ke rumah putrinya. Ia ingin betemu dengan putrinya sekali lagi yang terakhir kali. Dengan tubuh menggigil karena kedinginan, ia menunggu datangnya bus berjam-jam di luaran. Ia harus dua kali ganti bus, karena jarak rumah jompo tempat di mana ia tinggal letaknya jauh dari rumah putrinya. Satu perjalanan yang jauh dan tidak mudah bagi seorang nenek tua yang berada dlm keadaan sakit.
Setiba di rumah putrinya dlm keadaan lelah dan kedinginan ia mengetuk rumah putrinya dan ternyata purtinya sendiri yang membukakan pintu rumah gedong di mana putrinya tinggal. Apakah ucapan selamat datang yang diucapkan putrinya ? Apakah rasa bahagia bertemu kembali dengan ibunya? Tidak! Bahkan ia ditegor: “Kamu sudah bekerja di rumah kami puluhan tahun sebagai pembantu, apakah kamu tidak tahu bahwa untuk pembantu ada pintu khusus, ialah pintu di belakang rumah!”
“Nak, Ibu datang bukannya untuk bertamu melainkan hanya ingin memberikan hadiah Natal untukmu. Ibu ingin melihat kamu sekali lagi, mungkin yang terakhir kalinya, bolehkah saya masuk sebentar saja, karena di luaran dingin sekali dan sedang turun salju. Ibu sudah tidak kuat lagi nak!” kata wanita tua itu.
“Maaf saya tidak ada waktu, di samping itu sebentar lagi kami akan menerima tamu seorang pejabat tinggi, lain kali saja. Dan kalau lain kali mau datang telepon dahulu, jangan sembarangan datang begitu saja!” ucapan putrinya dengan nada kesal. Setelah itu pintu ditutup dengan keras. Ia mengusir ibu kandungnya sendiri, seperti juga mengusir seorang pengemis.
Tidak ada rasa kasih, jangankan kasih, belas kasihanpun tidak ada. Setelah beberapa saat kemudian bel rumah bunyi lagi, ternyata ada orang mau pinjam telepon di rumah putrinya “Maaf Bu, mengganggu, bolehkah kami pinjam teleponnya sebentar untuk menelpon ke kantor polisi, sebab di halte bus di depan ada seorang nenek meninggal dunia, rupanya ia mati kedinginan!”
Wanita tua ini mati bukan hanya kedinginan jasmaniahnya saja, tetapi juga perasaannya. Ia sangat mendambakan sekali kehangatan dari kasih sayang putrinya yang tercinta yang tidak pernah ia dapatkan selama hidupnya.
Seorang Ibu melahirkan dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang tanpa mengharapkan pamrih apapun juga. Seorang Ibu bisa dan mampu memberikan waktunya 24 jam sehari bagi anak-anaknya, tidak ada perkataan siang maupun malam, tidak ada perkataan lelah ataupun tidak mungkin dan ini 366 hari dlm setahun. Seorang Ibu mendoakan dan mengingat anaknya tiap hari bahkan tiap menit dan ini sepanjang masa. Bukan hanya setahun sekali saja pada hari-hari tertentu. Kenapa kita baru bisa dan mau memberikan bunga maupun hadiah kepada Ibu kita hanya pada waktu hari Ibu saja “Mother’s Day” sedangkan di hari-hari lainnya tidak pernah mengingatnya, boro-boro memberikan hadiah, untuk menelpon saja kita tidak punya waktu.
Berikanlah kasih sayang selama Ibu kita masih hidup, percuma kita memberikan bunga maupun tangisan apabila Ibu telah berangkat, karena Ibu tidak akan bisa melihatnya lagi.
When Mother prayed, she found sweet rest,
When Mother prayed, her soul was blest;
Her heart and mind on God were stayed,
And God was there when Mother prayed!
Our thanks, O God, for mothers
Who show, by word and deed,
Commitment to Thy will and plan
And Thy commandments heed.
A thousand men may build a city,
but it takes a mother to make a home.
No man is poor who has had a godly mother!
Kita akan bisa lebih membahagiakan Ibu kita apabila kita mau memberikan sedikit waktu kita untuknya, waktu nilainya ada jauh lebih besar daripada bunga maupun hadiah. Renungkanlah: Kapan kita terakhir kali menelpon Ibu? Kapan kita terakhir mengundang Ibu? Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan-jalan? Dan kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis dengan ucapan terima kasih kepada Ibu kita? Dan kapankah kita terakhir kali berdoa untuk Ibu kita?
Siapapun Kita semua yang ada di dunia sekarang. baik itu seorang pelajar atau pejabat, baik seorang jendral maupun kopral, baik seorang mahasiswa ataupun taruna, baik itu seorang penjahat ataupun pelacur, baik itu seorang koruptor atau pun director, baik seorang menteri ataupun seorang peragawati. Kita semua terlahir dari rahim ibu, ibu yang dengan tulus ikhlas mengandung merawat dan membesarkan kita hingga sekarang kita menjadi seperti ini. Coba saja kalo ibu kita tidak ikhlas mungkin kita sudah di aborsi. Ketika kecil kita sakit beliau merawat kita, ketika kita belum bisa berjalan, beliau menuntun kita, ketika kata belum terucap beliau membimbing kita. Siapapun ibu kita entah renta atau masih muda, entah masih bersama kita ataupun sudah tiada, mari kita ucapkan terima kasih pada beliau, mari kita kasihi beliau sebagaimana kita dulu beliau kasihi, Ya Tuhanku berikanlah tempat teramat istimewa bagi ibuku tersayang.
Selamat Hari Ibu
Siang ia harus bekerja berat di pabrik dan di waktu malam hari ia harus menjahit sampai jauh malam, karena itu merupakan penghasilan tambahan yang ia bisa dapatkan. Terkadang ia harus menjahit sampai jam 2 pagi, tidur lebih dari 4 jam sehari itu adalah sesuatu kemewahan yang tidak pernah ia dapatkan. Bahkan Sabtu Minggu pun ia masih bekerja menjadi pelayan restaurant. Ini ia lakukan semua agar ia bisa membiayai kehidupan maupun biaya sekolah putrinya yang tercinta. Ia tidak mau menikah lagi, karena ia masih tetap mengharapkan, bahwa pada suatu saat ayah dari putrinya akan datang balik kembali kepadanya, di samping itu ia tidak mau memberikan ayah tiri kepada putrinya.
Sejak ia melahirkan putrinya ia menjadi seorang vegetarian, karena ia tidak mau membeli daging, itu terlalu mahal baginya, uang untuk daging yang seyogianya ia bisa beli, ia sisihkan untuk putrinya. Untuk dirinya sendiri ia tidak pernah mau membeli pakaian baru, ia selalu menerima dan memakai pakaian bekas pemberian orang, tetapi untuk putrinya yang tercinta, hanya yang terbaik dan terbagus ia berikan, mulai dari pakaian sampai dengan makanan.
Pada suatu saat ia jatuh sakit, demam panas. Cuaca di luaran sangat dingin sekali, karena pada saat itu lagi musim dingin menjelang hari Natal. Ia telah menjanjikan untuk memberikan sepeda sebagai hadiah Natal untuk putrinya, tetapi ternyata uang yang telah dikumpulkannya belum mencukupinya. Ia tidak ingin mengecewakan putrinya, maka dari itu walaupun cuaca diluaran dingin sekali, bahkan dlm keadaan sakit dan lemah, ia tetap memaksakan diri untuk keluar rumah dan bekerja. Sejak saat tersebut ia kena penyakit rheumatik, sehingga sering sekali badannya terasa sangat nyeri sekali. Ia ingin memanjakan putrinya dan memberikan hanya yang terbaik bagi putrinya walaupun untuk ini ia harus bekorban, jadi dlm keadaan sakit ataupun tidak sakit ia tetap bekerja, selama hidupnya ia tidak pernah absen bekerja demi putrinya yang tercinta.
Karena perjuangan dan pengorbanannya akhirnya putrinya bisa melanjutkan studinya diluar kota. Di sana putrinya jatuh cinta kepada seorang pemuda anak dari seorang konglomerat beken. Putrinya tidak pernah mau mengakui bahwa ia masih mempunyai orang tua. Ia merasa malu bahwa ia ditinggal minggat oleh ayah kandungnya dan ia merasa malu mempunyai seorang ibu yang bekerja hanya sebagai babu pencuci piring di restaurant. Oleh sebab itulah ia mengaku kepada calon suaminya bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
Pada saat putrinya menikah, ibunya hanya bisa melihat dari jauh dan itupun hanya pada saat upacara pernikahan di gereja saja. Ia tidak diundang, bahkan kehadirannya tidaklah diinginkan. Ia duduk di sudut kursi paling belakang di gereja, sambil mendoakan agar Tuhan selalu melindungi dan memberkati putrinya yang tercinta. Sejak saat itu bertahun-tahun ia tidak mendengar kabar dari putrinya, karena ia dilarang dan tidak boleh menghubungi putrinya. Pada suatu hari ia membaca di koran bahwa putrinya telah melahirkan seorang putera, ia merasa bahagia sekali mendengar berita bahwa ia sekarang telah mempunyai seorang cucu. Ia sangat mendambakan sekali untuk bisa memeluk dan menggendong cucunya, tetapi ini tidak mungkin, sebab ia tidak boleh menginjak rumah putrinya. Untuk ini ia berdoa tiap hari kepada Tuhan, agar ia bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat dan bertemu dengan anak dan cucunya, karena keinginannya sedemikian besarnya untuk bisa melihat putri dan cucunya, ia melamar dengan menggunakan nama palsu untuk menjadi babu di rumah keluarga putrinya.
Ia merasa bahagia sekali, karena lamarannya diterima dan diperbolehkan bekerja disana. Di rumah putrinya ia bisa dan boleh menggendong cucunya, tetapi bukan sebagai Oma dari cucunya melainkan hanya sebagai babu dari keluarga tersebut. Ia merasa berterima kasih sekali kepada Tuhan, bahwa ia permohonannya telah dikabulkan.
Di rumah putrinya, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan khusus, bahkan binatang peliharaan mereka jauh lebih dikasihi oleh putrinya daripada dirinya sendiri. Di samping itu sering sekali dibentak dan dimaki oleh putri dan anak darah dagingnya sendiri, kalau hal ini terjadi ia hanya bisa berdoa sambil menangis di dlm kamarnya yang kecil di belakang dapur. Ia berdoa agar Tuhan mau mengampuni kesalahan putrinya, ia berdoa agar hukuman tidak dilimpahkan kepada putrinya, ia berdoa agar hukuman itu dilimpahkan saja kepadanya, karena ia sangat menyayangi putrinya.
Setelah bekerja bertahun-tahun sebagai babu tanpa ada orang yang mengetahui siapa dirinya dirumah tersebut, akhirnya ia menderita sakit dan tidak bisa bekerja lagi. Mantunya merasa berhutang budi kepada pelayan tuanya yang setia ini sehingga ia memberikan kesempatan untuk menjalankan sisa hidupnya di rumah jompo.
Puluhan tahun ia tidak bisa dan tidak boleh bertemu lagi dengan putri kesayangannya. Uang pension yang ia dapatkan selalu ia sisihkan dan tabung untuk putrinya, dengan pemikiran siapa tahu pada suatu saat ia membutuhkan bantuannya.
Pada tahun lampau beberapa hari sebelum hari Natal, ia jatuh sakit lagi, tetapi ini kali ia merasakan bahwa saatnya sudah tidak lama lagi. Ia merasakan bahwa ajalnya sudah mendekat. Hanya satu keinginan yang ia dambakan sebelum ia meninggal dunia, ialah untuk bisa bertemu dan boleh melihat putrinya sekali lagi. Di samping itu ia ingin memberikan seluruh uang simpanan yang ia telah kumpulkan selama hidupnya, sebagai hadiah terakhir untuk putrinya.
Suhu diluaran telah mencapai 17 derajat di bawah nol dan salujupun turun dengan lebatnya, jangankan manusia anjingpun pada saat ini tidak mau keluar rumah lagi, karena di luaran sangat dingin, tetapi Nenek tua ini tetap memaksakan diri untuk pergi ke rumah putrinya. Ia ingin betemu dengan putrinya sekali lagi yang terakhir kali. Dengan tubuh menggigil karena kedinginan, ia menunggu datangnya bus berjam-jam di luaran. Ia harus dua kali ganti bus, karena jarak rumah jompo tempat di mana ia tinggal letaknya jauh dari rumah putrinya. Satu perjalanan yang jauh dan tidak mudah bagi seorang nenek tua yang berada dlm keadaan sakit.
Setiba di rumah putrinya dlm keadaan lelah dan kedinginan ia mengetuk rumah putrinya dan ternyata purtinya sendiri yang membukakan pintu rumah gedong di mana putrinya tinggal. Apakah ucapan selamat datang yang diucapkan putrinya ? Apakah rasa bahagia bertemu kembali dengan ibunya? Tidak! Bahkan ia ditegor: “Kamu sudah bekerja di rumah kami puluhan tahun sebagai pembantu, apakah kamu tidak tahu bahwa untuk pembantu ada pintu khusus, ialah pintu di belakang rumah!”
“Nak, Ibu datang bukannya untuk bertamu melainkan hanya ingin memberikan hadiah Natal untukmu. Ibu ingin melihat kamu sekali lagi, mungkin yang terakhir kalinya, bolehkah saya masuk sebentar saja, karena di luaran dingin sekali dan sedang turun salju. Ibu sudah tidak kuat lagi nak!” kata wanita tua itu.
“Maaf saya tidak ada waktu, di samping itu sebentar lagi kami akan menerima tamu seorang pejabat tinggi, lain kali saja. Dan kalau lain kali mau datang telepon dahulu, jangan sembarangan datang begitu saja!” ucapan putrinya dengan nada kesal. Setelah itu pintu ditutup dengan keras. Ia mengusir ibu kandungnya sendiri, seperti juga mengusir seorang pengemis.
Tidak ada rasa kasih, jangankan kasih, belas kasihanpun tidak ada. Setelah beberapa saat kemudian bel rumah bunyi lagi, ternyata ada orang mau pinjam telepon di rumah putrinya “Maaf Bu, mengganggu, bolehkah kami pinjam teleponnya sebentar untuk menelpon ke kantor polisi, sebab di halte bus di depan ada seorang nenek meninggal dunia, rupanya ia mati kedinginan!”
Wanita tua ini mati bukan hanya kedinginan jasmaniahnya saja, tetapi juga perasaannya. Ia sangat mendambakan sekali kehangatan dari kasih sayang putrinya yang tercinta yang tidak pernah ia dapatkan selama hidupnya.
Seorang Ibu melahirkan dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang tanpa mengharapkan pamrih apapun juga. Seorang Ibu bisa dan mampu memberikan waktunya 24 jam sehari bagi anak-anaknya, tidak ada perkataan siang maupun malam, tidak ada perkataan lelah ataupun tidak mungkin dan ini 366 hari dlm setahun. Seorang Ibu mendoakan dan mengingat anaknya tiap hari bahkan tiap menit dan ini sepanjang masa. Bukan hanya setahun sekali saja pada hari-hari tertentu. Kenapa kita baru bisa dan mau memberikan bunga maupun hadiah kepada Ibu kita hanya pada waktu hari Ibu saja “Mother’s Day” sedangkan di hari-hari lainnya tidak pernah mengingatnya, boro-boro memberikan hadiah, untuk menelpon saja kita tidak punya waktu.
Berikanlah kasih sayang selama Ibu kita masih hidup, percuma kita memberikan bunga maupun tangisan apabila Ibu telah berangkat, karena Ibu tidak akan bisa melihatnya lagi.
When Mother prayed, she found sweet rest,
When Mother prayed, her soul was blest;
Her heart and mind on God were stayed,
And God was there when Mother prayed!
Our thanks, O God, for mothers
Who show, by word and deed,
Commitment to Thy will and plan
And Thy commandments heed.
A thousand men may build a city,
but it takes a mother to make a home.
No man is poor who has had a godly mother!
Kita akan bisa lebih membahagiakan Ibu kita apabila kita mau memberikan sedikit waktu kita untuknya, waktu nilainya ada jauh lebih besar daripada bunga maupun hadiah. Renungkanlah: Kapan kita terakhir kali menelpon Ibu? Kapan kita terakhir mengundang Ibu? Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan-jalan? Dan kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis dengan ucapan terima kasih kepada Ibu kita? Dan kapankah kita terakhir kali berdoa untuk Ibu kita?
Siapapun Kita semua yang ada di dunia sekarang. baik itu seorang pelajar atau pejabat, baik seorang jendral maupun kopral, baik seorang mahasiswa ataupun taruna, baik itu seorang penjahat ataupun pelacur, baik itu seorang koruptor atau pun director, baik seorang menteri ataupun seorang peragawati. Kita semua terlahir dari rahim ibu, ibu yang dengan tulus ikhlas mengandung merawat dan membesarkan kita hingga sekarang kita menjadi seperti ini. Coba saja kalo ibu kita tidak ikhlas mungkin kita sudah di aborsi. Ketika kecil kita sakit beliau merawat kita, ketika kita belum bisa berjalan, beliau menuntun kita, ketika kata belum terucap beliau membimbing kita. Siapapun ibu kita entah renta atau masih muda, entah masih bersama kita ataupun sudah tiada, mari kita ucapkan terima kasih pada beliau, mari kita kasihi beliau sebagaimana kita dulu beliau kasihi, Ya Tuhanku berikanlah tempat teramat istimewa bagi ibuku tersayang.
Selamat Hari Ibu
Tuhan, Lalat dan Manusia
Sebuah renungan yang ditebus dengan nyawa seekor laler (lalat)....
Hari ini aku naik taxi dari A ke B. Waktu pintu taxi dibuka dan aku mulai naik, ada seekor lalat ikut serta naik ke dalam taxi (lumayan gede). Supir taxi membuka kaca mobil dengan harapan lalat itu keluar, sambil memohon ma'af padaku karena merasa kenyamananku terganggu oleh lalat tersebut (Emang supir Blue Bird sopan semua....). Tapi aku bilang ke sopir taxi itu gini : " Pak, biarin aja gak usah dikeluarin lalatnya, mungkin dia pingin numpang jalan2 naik taxi gratis... Dan pindah ke tempat lain untuk cari suasana baru...". Dan anehnya supir dengan kumis tebal dan sangar ini nurut, sambil ngomong : "Baik Pak...".
Dalam perjalanan lalat itu ternyata bukan sengaja ikut jalan jalan.... Dia pingin keluar, dengan cara terbang sekuat tenaga, berkali kali menghantam kaca mobil yang dikiranya tidak ada... dan menganggap angkasa raya terbentang luas diluar sana tanpa sekat yang bernama kaca. Lalat tanpa putus asa ini terus menabrakan diri ke kaca dengan sekuat tenaga, sekali gagal, dia ulang lagi... lagi... dan lagi.... hingga 6 kali (kalo gak salah hitung). Akhirnya lalat ini lemes, tergeletak dan diam gak bergerak. Mungkin mati.
Dari kesederhanaan kejadian diatas dan di sisa perjalanan ke B, aku mikir... Aku berdosa, membiarkan lalat ini mati sia sia.... Tapi aku yakin walau hanya seekor lalat Tuhan tidak menciptakannya untuk sebuah kesia siaan, termasuk lalat yang mati karena berusaha keras demi sebuah kebebasan ini. Justru lalat ini tidak mati sia sia, dia mati untuk menolong aku...... Tuhan membuka mata dan memberi pelajaran padaku lewat lalat ini.... Lho?
Ya dia mati untuk membuka pikiranku bahwa sesungguhnya semua mahluk hidup punya bakat kebodohan yang sama, lalat mungkin bodoh karena gak bisa bedain kaca apa bukan.. dia nekat aja sampe akhirnya mati...
Sedangkan manusia, kita tentu pernah berhadapan dengan masalah, tantangan & persaingan hidup, dan apapun namanya. Ibaratkan itu semua adalah kaca bagi si lalat.... Kita bekerja, berusaha keras dan sekuat tenaga, bahkan hampir seluruh waktu dan tenaga kita tersita dan habis untuk masalah dan persoalan2 serta kerjaan kita... Kita lakukan itu tiap hari berulang ulang...
Bedanya kita dengan lalat, kita dianugerahi Tuhan dengan akal. Agar kita bisa berhenti sejenak untuk merenung dan berpikir... Belajar... Dan berdoa.... Agar kita tidak melakukan usaha keras yang sama hanya untuk sebuah hasil yang sama begitu2 saja tanpa ada sebuah kemajuan... Itu berarti kita sama saja dengan lalat (bodoh)... Kita berakal untuk berhenti sejenak atas usaha keras kita, bukan berhenti untuk nyerah, tapi untuk belajar dari kesalahan dan kekurangan atas usaha kita... Agar kita tidak tergeletak lemes, setress, gila, dan mati atas hasil yang cuman gitu2 aja...
Setelah dirasa cukup kita berhenti, sekarang tinggal pilihan... karena sesungguhnya hidup itu penuh dengan pilihan... kita pilih untuk menjadi seperti lalat atau belajar dari kesalahan...
Marilah kita berhenti sejenak, untuk melonggarkan pikiran kita agar bisa berpikir jernih, meluangkan hati kita untuk Tuhan... karena sesungguhnya Tuhan tak pernah tega, jika ada mahluknya yang terus berusaha dan tak lupa merindukan-NYA....
Berhenti sejenak... Tuk dapat berlari kembali.... Yuuukkkk mariii....
ThanX to Budi Simbut,PGS, PADI, Blue Bird dan Laler....
kiriman dari Aditya Wirawan
Hari ini aku naik taxi dari A ke B. Waktu pintu taxi dibuka dan aku mulai naik, ada seekor lalat ikut serta naik ke dalam taxi (lumayan gede). Supir taxi membuka kaca mobil dengan harapan lalat itu keluar, sambil memohon ma'af padaku karena merasa kenyamananku terganggu oleh lalat tersebut (Emang supir Blue Bird sopan semua....). Tapi aku bilang ke sopir taxi itu gini : " Pak, biarin aja gak usah dikeluarin lalatnya, mungkin dia pingin numpang jalan2 naik taxi gratis... Dan pindah ke tempat lain untuk cari suasana baru...". Dan anehnya supir dengan kumis tebal dan sangar ini nurut, sambil ngomong : "Baik Pak...".
Dalam perjalanan lalat itu ternyata bukan sengaja ikut jalan jalan.... Dia pingin keluar, dengan cara terbang sekuat tenaga, berkali kali menghantam kaca mobil yang dikiranya tidak ada... dan menganggap angkasa raya terbentang luas diluar sana tanpa sekat yang bernama kaca. Lalat tanpa putus asa ini terus menabrakan diri ke kaca dengan sekuat tenaga, sekali gagal, dia ulang lagi... lagi... dan lagi.... hingga 6 kali (kalo gak salah hitung). Akhirnya lalat ini lemes, tergeletak dan diam gak bergerak. Mungkin mati.
Dari kesederhanaan kejadian diatas dan di sisa perjalanan ke B, aku mikir... Aku berdosa, membiarkan lalat ini mati sia sia.... Tapi aku yakin walau hanya seekor lalat Tuhan tidak menciptakannya untuk sebuah kesia siaan, termasuk lalat yang mati karena berusaha keras demi sebuah kebebasan ini. Justru lalat ini tidak mati sia sia, dia mati untuk menolong aku...... Tuhan membuka mata dan memberi pelajaran padaku lewat lalat ini.... Lho?
Ya dia mati untuk membuka pikiranku bahwa sesungguhnya semua mahluk hidup punya bakat kebodohan yang sama, lalat mungkin bodoh karena gak bisa bedain kaca apa bukan.. dia nekat aja sampe akhirnya mati...
Sedangkan manusia, kita tentu pernah berhadapan dengan masalah, tantangan & persaingan hidup, dan apapun namanya. Ibaratkan itu semua adalah kaca bagi si lalat.... Kita bekerja, berusaha keras dan sekuat tenaga, bahkan hampir seluruh waktu dan tenaga kita tersita dan habis untuk masalah dan persoalan2 serta kerjaan kita... Kita lakukan itu tiap hari berulang ulang...
Bedanya kita dengan lalat, kita dianugerahi Tuhan dengan akal. Agar kita bisa berhenti sejenak untuk merenung dan berpikir... Belajar... Dan berdoa.... Agar kita tidak melakukan usaha keras yang sama hanya untuk sebuah hasil yang sama begitu2 saja tanpa ada sebuah kemajuan... Itu berarti kita sama saja dengan lalat (bodoh)... Kita berakal untuk berhenti sejenak atas usaha keras kita, bukan berhenti untuk nyerah, tapi untuk belajar dari kesalahan dan kekurangan atas usaha kita... Agar kita tidak tergeletak lemes, setress, gila, dan mati atas hasil yang cuman gitu2 aja...
Setelah dirasa cukup kita berhenti, sekarang tinggal pilihan... karena sesungguhnya hidup itu penuh dengan pilihan... kita pilih untuk menjadi seperti lalat atau belajar dari kesalahan...
Marilah kita berhenti sejenak, untuk melonggarkan pikiran kita agar bisa berpikir jernih, meluangkan hati kita untuk Tuhan... karena sesungguhnya Tuhan tak pernah tega, jika ada mahluknya yang terus berusaha dan tak lupa merindukan-NYA....
Berhenti sejenak... Tuk dapat berlari kembali.... Yuuukkkk mariii....
ThanX to Budi Simbut,PGS, PADI, Blue Bird dan Laler....
kiriman dari Aditya Wirawan
Girls...You Need To Know Us!
11 Alasan Pria Menunda Pernikahan
Di Indonesia, mungkin tidak ada pria yang menganggap dirinya antikomitmen. Kalau pun ada, jumlahnya tidak banyak. Yang terjadi sebenarnya juga bukan antikomitmen, melainkan hanya menunda pernikahan. Apa yang menyebabkan si dia tak juga membicarakan rencana pernikahan dengan Anda, cari tahu alasannya di bawah ini:
Si dia masih ingin flirting around
Begitu pria memutuskan menikah, tentunya ia akan kehilangan kesempatan flirting atau mengencani wanita lain. Kebanyakan dari mereka berusaha mempertahankan kesempatan ini selama mungkin, khususnya ketika mereka tidak yakin apa yang mereka cari dari diri wanita.
Wanita lebih cepat matang daripada pria
Tentu, hal ini tidak berlaku untuk semua orang. Namun pada umumnya, "mengikat diri" sama artinya dengan "menjadi dewasa" bagi sebagian pria. Hal inilah yang ditakuti kaum pria, karena menjadi dewasa menuntut tanggung jawab lebih besar. Karena itu mereka ingin menunda proses menjadi dewasa itu selama mungkin.
Ada wanita lain di hatinya
Sulit bagi pria untuk terikat dengan satu wanita, jika pikirannya tertuju pada wanita lain. Tetapi hal ini tidak sulit dibayangkan, kok. Coba kalau Anda sendiri yang mengalaminya. Anda diminta menerima cinta seorang pria, padahal Anda tertarik dengan pria yang lain?
Ia memiliki prioritas yang lain
Entah karena memikirkan biaya pendidikan adik yang harus ditanggung, karier, hobi, atau apa pun, pria bisa memilih untuk menangguhkan dulu rencananya untuk menikah. Pria cenderung akan berkomitmen pada hal-hal lain yang lebih menuntut perhatiannya, dan memilih berusaha mengatasi persoalan cinta semampunya.
Ia kurang nyaman dengan kedekatan
Anda tak akan tahu apa yang menyebabkannya sulit berdekatan dengan wanita, kecuali Anda sudah begitu mengenalnya. Mungkin ia memiliki pengalaman buruk dengan mantan kekasihnya, atau menjadi anak korban perceraian, sehingga ia bersikap ekstra hati-hati dengan ikatan pernikahan. Rasa sakit yang masih ada dalam hatinya dapat membuatnya enggan berkomitmen dengan wanita.
Khawatir perkawinan tidak akan berhasil
Mengikat diri dengan orang lain tentu melibatkan risiko. Kedua belah pihak harus mau berkorban demi pasangannya, yang tentu saja menghabiskan energi. Bagi sebagian orang, perkawinan tidak layak dijalani, kecuali ada jaminan 100 persen akan berhasil untuk semua orang. Memang, kita tak bisa memastikan apakah jaminan itu betul-betul tidak mungkin diperoleh, namun sesuatu yang belum pasti inilah yang membuat pria mundur.
Ia memiliki banyak aktivitas
Rekan Kompas.com, seorang pria menikah, mengatakan bahwa pria umumnya tak akan merasa khawatir dengan predikat lajang pada dirinya, bila ia memiliki banyak kegiatan yang membuatnya sibuk. Pada akhirnya semua pria tentu ingin berkomitmen, namun selagi ia masih bisa memuaskan hobi mahalnya, atau bergaul dengan sebanyak mungkin manusia, kesempatan itu akan ia manfaatkan sebaik-baiknya.
Ia hanya melakukannya untuk seks
Ada sebagian pria yang memilih melajang karena ingin menaklukkan wanita. Mereka ingin meruntuhkan hati seorang wanita yang terkenal sulit dikejar, wanita yang lebih tua darinya, wanita lajang yang populer, dan lain sebagainya. Hati-hati, jika Anda merasakan sesuatu yang tidak sreg saat berdua dengannya, lebih baik tak usah diteruskan. Jangan sampai Anda hanya menjadi salah satu korbannya.
Si dia masih egois
Mengikat diri dengan satu wanita saja tentu membuatnya harus mengorbankan kepentingannya, waktu dan energinya untuk orang lain. Anda harus menghadiri pertemuan dengan orang-orang yang tak Anda kenal, sementara Anda masih ingin leyeh-leyeh sambil nonton bola di televisi. Coba, dimana letak kesenangan hidup berkomitmen bila hal ini yang harus selalu dihadapi? Suatu saat, si dia tentu tak akan seegois itu lagi, tetapi yang jelas bukan sekarang waktunya.
Dia enggak suka-suka amat dengan Anda
Ia mungkin menganggap Anda orang yang menyenangkan untuk diajak bersenang-senang, namun belum tentu Anda adalah sosok yang diinginkannya untuk hidup bersama selamanya. Anda mungkin akan sulit memahaminya, tetapi bila Anda berpikir sangat sederhana –he’s just not that into you- Anda tentu bisa segera melupakannya. Ayolah, untuk apa sih mengharapkan pria yang tidak menginginkan Anda?
Anda terlalu mendesaknya untuk segera menikah
Jika ingin dia berkomitmen, biarkan dia menemukan momen itu sendiri. Justru bila Anda selalu saja melontarkan topik “kapan kita menikah?”, dia bisa terganggu dengan segala ide tentang menikah itu sendiri. Lagipula, Anda tentu tidak ingin si dia menikahi Anda karena terpaksa, bukan? Pikirkan bila hal ini terjadi pada Anda.
Kombinasi dari berbagai alasan di atas bisa menyebabkan seorang pria bertahan untuk menunda pernikahan. Bila Anda bersabar menunggu waktu yang tepat, bukan tak mungkin ia sendiri yang tak sabar untuk menikahi Anda. Jika yang terjadi kemudian si dia malah nyaman dengan status pacaran tersebut selamanya, berarti dia memang bukan untuk Anda.
Makna Di Balik Hadiah dari Para Pria
KOMPAS.com - Wanita adalah mahluk yang sangat rumit. Hadiah apa pun yang diberikan pasangan untuk kita, seringkali membuat kita bertanya-tanya, "Kenapa sih, dia memberikan hadiah seperti ini?" Padahal, seringkali hadiah yang diberikan oleh pria sebenarnya berdasarkan pertimbangan yang sangat simpel. Oleh karena itu mereka kerap menjadi bingung, apa yang salah dengan hadiah yang diberikannya? Bila hadiah tersebut ternyata tidak sesuai selera Anda, itu kan lain persoalan?
Untuk membantu Anda memahami cara pria menunjukkan kepeduliannya pada Anda, coba lihat hadiah-hadiah yang sering diberikan pria, dan apa yang menjadi dasar pertimbangannya.
Bunga atau cokelat
Hadiah bunga atau cokelat sebenarnya terbilang standar, namun kedua benda ini memang mewakili segala suasana. Dari ucapan ulang tahun, menyampaikan terima kasih, rasa sayang, permohonan maaf, dan lain sebagainya. Pria menganggap hadiah ini juga pasti akan disukai wanita. Wangi bunga mengaktifkan bagian emosional dari otak yang membuat Anda memikirkan hal-hal yang menyenangkan tentang orang yang memberikannya pada Anda, demikian menurut Daniel Amen, MD, psikiater dan penulis Making a Good Brain Great: The Amen Clinic Program for Achieving and Sustaining Optimal Mental Performance. Sedangkan cokelat mengandung phenylethylamines dan bahan kimia lain yang menstimulasi pusat kesenangan dalam otak. Pendek kata, bunga dan cokelat adalah hadiah yang tak pernah gagal!
Pakaian, tas, atau sepatu
Sebuah survei mengenai kebiasaan belanja pria saat Natal menunjukkan bahwa mayoritas pria ingin membelikan pasangannya pakaian. Keinginan ini sungguh berisiko, mengingat pria sebenarnya tak mampu memahami bagaimana selera pasangannya sampai ke detail-detailnya. Namun hal ini sebenarnya berangkat dari motivasi yang sederhana. Mereka ingin, dengan memakai pakaian tersebut pasangannya akan selalu mengingat siapa yang menghadiahkannya. Ia akan sangat senang bila berhasil membelikan Anda tas desainer terkenal yang sudah lama Anda impikan, dan makin bahagia melihat bagaimana raut wajah Anda saat menerimanya.
Perhiasan
Diamond is a girl's best friend! Sebagai hadiah, berlian memberi banyak makna. Berlian adalah untuk selamanya, sahabat terbaik, dan tentu saja, terlihat cantik di tangan kita. Mengingat mahalnya hadiah seperti ini, dan nilai sentimental yang disampaikan, ada kemungkinan hadiah perhiasan juga menunjukkan bahwa si dia berniat serius. Apalagi bila perhiasan tersebut dalam bentuk cincin.
Lingerie
Tentu, suami memberikan hadiah semacam ini karena tahu bahwa Anda tampak begitu seksi memakainya. Hadiah berupa lingerie merupakan tanda keintiman yang manis, yang menunjukkan bahwa pria ini sudah begitu mengenal Anda sehingga tahu akan seperti apa reaksi Anda. Namun hadiah ini sangat rentan mengundang masalah, lagi-lagi, suami pun bisa saja salah menilai selera Anda.
Sesuatu yang dibuatnya sendiri
Pria yang menghadiahkan benda semacam ini sedang menunjukkan sisi dirinya yang belum pernah dilihat orang lain. Ia ingin menunjukkan sesuatu yang sangat personal, yang hanya akan Anda miliki. Sesuatu yang dibuat sendiri itu bisa saja DVD berisi kompilasi video musik favorit Anda, CD berisi lagu-lagu kesukaan Anda, atau lukisan Anda berdua.
Hadiah yang bisa dipakai berdua
Sepintas ia terkesan ogah rugi, karena berharap bisa ikut menggunakan hadiah yang diberikan kepada pasangannya. Namun motivasinya sebenarnya adalah untuk menguatkan ikatan di antara Anda. Benda yang dimaksud misalnya kamera, frame foto keren yang bisa memuat banyak foto, atau sofa yang terlihat nyaman untuk dipakai duduk sambil membaca. Hadiah seperti ini sebenarnya menunjukkan bahwa si dia sangat peduli pada Anda, begitu pendapat Ava Cadell, PhD, penulis 12 Steps to Everlasting Love. Wanita pasti suka menyimpan foto-foto, dan frame foto dapat memuat foto-foto mesra Anda dan pasangan.
Liburan
Liburan singkat di akhir minggu ke Bali atau Singapura (tentu dengan bonus shopping-nya) pasti cukup membuat wanita berbinar-binar. Hadiah semacam ini sangat tidak mungkin gagal; pesannya pun cukup jelas. "Liburan bisa memberikan banyak kenangan, berbagi pengalaman indah (bersama pasangan)," ujar Dr Amen. Jika Anda belum menikah, liburan bersama juga merupakan jalan untuk menempuh ikatan yang lebih dalam. Pada pasangan yang sudah menikah, liburan juga menjadi cara untuk menghabiskan waktu berdua, bebas dari anak-anak dan pekerjaan.
Bagaimana dengan Anda? Hadiah apa yang pernah diberikan pasangan, yang paling Anda sukai?
Pujian yang Dianggap Hinaan oleh Pria
Sebagai kekasih yang perhatian pada pasangannya, Anda tentu ingin sesekali memuji si dia. Namun setelah Anda memujinya, si dia kok malah kesal dan menganggap Anda sedang menghinanya? Bahkan hal-hal kecil yang Anda katakan malah dianggap menyerang dirinya. Mengapa demikian? Apa saja sih jenis pujian yang dibenci pria?
1. “Kamu enggak seperti mantan pacarku.”
Pria tidak suka dibanding-bandingkan, dengan mendengar pasangannya menyebut-nyebut soal mantan kekasihnya. Jadi, meskipun mantan kekasih Anda tak sehebat kekasih Anda yang sekarang, Anda tetap dinilai lebih tertarik padanya. Semakin spesifik komentar yang Anda berikan, kekasih semakin mempercayai apa yang dipikirkannya. Yang penting, hindari pembandingan secara seksual -sekali lagi- meskipun kekasih yang sekarang lebih seksi daripada yang dulu. Dan, jangan berdiskusi mengenai hal tersebut. Tak akan ada gunanya.
2. “Kamu sensitif banget.”
Pria tak ingin dianggap sensitif, tak peduli meskipun mereka sebenarnya memang sensitif. Mereka ingin terlihat seperti pria yang tangguh. Bila dibayangkan, kira-kira seperti sosok Leonardo DiCaprio dalam film Blood Diamond, bukan Leonardo DiCaprio dalam film Titanic. Mengatakan mereka sensitif sama dengan menganggap diri mereka lemah.
3. “Ih, kamu kurus banget!”
Hm... jangan samakan pria dengan kita. Kalau kita yang mendengar pujian semacam itu, wajah kita pasti langsung ceria. Tidak demikian dengan pria. Mereka tidak ingin dianggap kurus; mereka ingin terlihat berotot. Tak perlu menjadi sebesar Ade Rai, cukup lah bila ramping namun berotot seperti Vino Bastian. Bahkan bila Anda hanya mencoba mengatakan bahwa mereka terlihat keren saat melepas pakaian, akan lebih baik jika mengatakan bahwa mereka "sehat". Dengan demikian, begitu Anda keluar dari ruangan, si dia bisa berkaca sambil memandangi otot lengannya dengan bangga.
4. “Aku senang bercinta denganmu, meski aku enggak orgasme."
Banyak wanita yang merasa bahwa yang penting dalam sesi bercinta adalah kebersamaannya. Namun jangan sekali-sekali mengatakan hal ini pada pasangan Anda. Bagi pria, mana mungkin hubungan seks bisa nikmat tanpa orgasme? Jika Anda mengalami sesi bercinta yang hebat, namun tak mencapai puncak, pria akan merasa ia tak mampu membuat pasangannya merasa puas. Penjelasan Anda tentang kebersamaan itu pun tak akan berarti untuknya.
Ada Apa Antara Pria dan Sepak Bola?
Bagi sebagian besar wanita, masih merupakan misteri tersendiri mengapa pria sangat menggilai sepak bola. Pertanyaan-pertanyaan seperti, “Apa sih serunya menyaksikan 22 pria berlarian di lapangan mengejar 1 bola?” atau “Mengapa wajib hukumnya untuk begadang semalam suntuk untuk menyaksikan tim itu bertanding?”, tentu sudah sering Anda dengar. Teruslah membaca untuk mengetahui alasan mengapa si dia bisa uring-uringan seharian “hanya” karena tim kesayangannya gagal menang.
Pria ingin jadi yang terbaik
Bahkan sejak masih kecil pun laki-laki sudah memiliki sifat kompetitif. Baik saat bertanding di lapangan olahraga atau saat bermain dengan teman-temannya. Mengapa? Karena mereka menyukai perasaan menjadi seorang pemenang dan tak ada yang bisa menyamai dirinya. Nah, begitu pula ketika menyangkut pasangan Anda. Ia merasa menjadi pemain ke-12 di lapangan ketika tim kesayangannya sedang bertanding. Adalah hal yang umum jika tiba-tiba ia mengenakan kostum tim kebanggaannya itu (bahkan saat ia menonton sendiri di rumah). Jika pasangan Anda adalah termasuk fans berat, tak ada salahnya untuk mendampingi si dia saat timnya bertanding. Atau setidaknya selalu mendengar hasil akhirnya. Karena, untuk sebagian fans, adalah hal yang sangat menyakitkan ketika timnya gagal (entah itu kalah bertanding, pemain terbaiknya kena kartu merah, atau pelatihnya dipecat). Ia akan membutuhkan dukungan dan teman untuk berbagi, sama seperti kita, para wanita yang butuh penghiburan saat sepatu incaran kita yang hanya ada 1 sudah dibeli orang lain.
Semacam bentuk terapi
Ketika pria melihat pria lain beradu kepala dan tubuh hingga terjatuh-jatuh, ia melihat suatu hal yang berbeda. Mungkin bagi wanita tindakan tersebut sangat menyakitkan dan tidak menyenangkan untuk dilihat. Namun bagi pria, ia mengasosiasikannya dengan keadaan yang sedang ia hadapi di kantor, dengan teman, dengan keluarga, bahkan dengan Anda. Ketika pemain kesayangannya bisa menghadapi “tantangan” untuk beradu badan dengan pria bertubuh kekar di hadapannya, ia pun pasti bisa menghadapi tantangan yang ia miliki di kehidupannya. Jadi, anggap saja menonton sepak bola menjadi semacam terapi untuknya menghadapi hidup, sama seperti Anda saat membaca buku pengayaan diri (self improvement).
Ia ingin didengar
Pernah melihat si dia berlagak bak pelatih saat menonton sepak bola? Misal, “Ayo, Owen, kamu pasti bisa!” atau “Astaga, Ronaldo, kenapa lewat situ?” dan sebagainya. Alasannya sederhana, karena ia ingin didengar. Tugas pelatih adalah untuk “mendesain” langkah permainan dan para pemain mengikuti petunjuknya. Siapa yang lari ke arah mana, siapa yang melempar ke siapa, dan sebagainya. Secara turun-temurun, pelatih dikenal sebagai orang yang sangat berwibawa dan hebat dalam berbicara. Sosok pelatih seringkali diasosiasikan sebagai pribadi yang amat hebat, karena profesi ini harus bisa menjadi motivator, ayah, sahabat, diktator, dan sebagainya dalam waktu bersamaan.
Ketika menyaksikan pertandingan, ia akan menduga-duga apa yang akan dilakukan para pemain, dan mempertanyakan apa yang salah jika timnya kalah. Jika Anda ingin mendorong semangat dan membuatnya merasa hebat, cobalah bertanya padanya (tentu pada saat jeda iklan). Coba tanyakan arti istilah-istilah dalam persepakbolaan, atau tentang seputar pertandingan yang berlangsung. Ia akan merasa senang untuk bisa menjelaskan tentang hal ini kepada orang lain, karena ternyata ada orang yang mau mendengarnya.
Ia suka aksi seru
Seorang rekan Kompas.com mengatakan, “Sepak bola itu lebih menyenangkan kalau kita punya tim yang kita jagokan.” Anda tentu akan menjadi sangat fokus menyaksikan pertandingan ketika Anda menginginkan tim Anda memenangkan pertandingan. Saking fokusnya, Anda akan merasakan bahwa pertandingan berlangsung cepat dan menegangkan. Setiap pemain memiliki peran spesifik dan penting, tujuannya satu; menang! Sepak bola adalah olahraga tim. Para penggemar sepak bola tahu, bahwa dalam setiap pertandingan diperlukan persiapan yang sangat rumit, tak heran jika ia tak bisa melepaskan pandangannya dari layar kaca. Daripada bosan menunggunya tegang saat menyaksikan timnya bertanding, cobalah ikut mendukung tim kesayangannya. Atau, ciptakan game seru dengan mendukung tim lawannya. Misal, siapa yang menang, ia yang akan dilayani di tempat tidur besok malam. Cobalah untuk kreatif bikin suasana seru dengan memanfaatkan keadaan yang ada.
Sepak bola mendukung persahabatan
Ya, tentu Anda pernah mendengar acara “nonton bareng sepak bola”. Kegiatan ini banyak digelar pada musim pertandingan piala dunia atau piala Champions (kejuaraan sepak bola antarklub di Eropa). Dalam acara-acara semacam ini para fans bisa bersatu dan membicarakan hal yang sama, tim kebanggaan mereka. Hal semacam ini bisa membuat seorang penggemar sangat bahagia, tak heran jika si dia betah nongkrong di sana berjam-jam, bahkan saat pertandingan sudah berakhir lama. Acara nonton bareng semacam ini memberikan kesempatan untuk si dia dan teman-temannya menyoraki atau mendukung sosok pemain yang jauh lebih cepat, lebih berotot, lebih kaya, dan lebih beruntung darinya. Pada saat-saat seperti ini, wajar jika Anda merasa tersisihkan dan tak diperhatikan. Tetapi Anda bisa membuatnya merasa menjadi manusia paling beruntung sedunia ketika ia pulang ke rumah dan bertemu Anda, kan?
Di Indonesia, mungkin tidak ada pria yang menganggap dirinya antikomitmen. Kalau pun ada, jumlahnya tidak banyak. Yang terjadi sebenarnya juga bukan antikomitmen, melainkan hanya menunda pernikahan. Apa yang menyebabkan si dia tak juga membicarakan rencana pernikahan dengan Anda, cari tahu alasannya di bawah ini:
Si dia masih ingin flirting around
Begitu pria memutuskan menikah, tentunya ia akan kehilangan kesempatan flirting atau mengencani wanita lain. Kebanyakan dari mereka berusaha mempertahankan kesempatan ini selama mungkin, khususnya ketika mereka tidak yakin apa yang mereka cari dari diri wanita.
Wanita lebih cepat matang daripada pria
Tentu, hal ini tidak berlaku untuk semua orang. Namun pada umumnya, "mengikat diri" sama artinya dengan "menjadi dewasa" bagi sebagian pria. Hal inilah yang ditakuti kaum pria, karena menjadi dewasa menuntut tanggung jawab lebih besar. Karena itu mereka ingin menunda proses menjadi dewasa itu selama mungkin.
Ada wanita lain di hatinya
Sulit bagi pria untuk terikat dengan satu wanita, jika pikirannya tertuju pada wanita lain. Tetapi hal ini tidak sulit dibayangkan, kok. Coba kalau Anda sendiri yang mengalaminya. Anda diminta menerima cinta seorang pria, padahal Anda tertarik dengan pria yang lain?
Ia memiliki prioritas yang lain
Entah karena memikirkan biaya pendidikan adik yang harus ditanggung, karier, hobi, atau apa pun, pria bisa memilih untuk menangguhkan dulu rencananya untuk menikah. Pria cenderung akan berkomitmen pada hal-hal lain yang lebih menuntut perhatiannya, dan memilih berusaha mengatasi persoalan cinta semampunya.
Ia kurang nyaman dengan kedekatan
Anda tak akan tahu apa yang menyebabkannya sulit berdekatan dengan wanita, kecuali Anda sudah begitu mengenalnya. Mungkin ia memiliki pengalaman buruk dengan mantan kekasihnya, atau menjadi anak korban perceraian, sehingga ia bersikap ekstra hati-hati dengan ikatan pernikahan. Rasa sakit yang masih ada dalam hatinya dapat membuatnya enggan berkomitmen dengan wanita.
Khawatir perkawinan tidak akan berhasil
Mengikat diri dengan orang lain tentu melibatkan risiko. Kedua belah pihak harus mau berkorban demi pasangannya, yang tentu saja menghabiskan energi. Bagi sebagian orang, perkawinan tidak layak dijalani, kecuali ada jaminan 100 persen akan berhasil untuk semua orang. Memang, kita tak bisa memastikan apakah jaminan itu betul-betul tidak mungkin diperoleh, namun sesuatu yang belum pasti inilah yang membuat pria mundur.
Ia memiliki banyak aktivitas
Rekan Kompas.com, seorang pria menikah, mengatakan bahwa pria umumnya tak akan merasa khawatir dengan predikat lajang pada dirinya, bila ia memiliki banyak kegiatan yang membuatnya sibuk. Pada akhirnya semua pria tentu ingin berkomitmen, namun selagi ia masih bisa memuaskan hobi mahalnya, atau bergaul dengan sebanyak mungkin manusia, kesempatan itu akan ia manfaatkan sebaik-baiknya.
Ia hanya melakukannya untuk seks
Ada sebagian pria yang memilih melajang karena ingin menaklukkan wanita. Mereka ingin meruntuhkan hati seorang wanita yang terkenal sulit dikejar, wanita yang lebih tua darinya, wanita lajang yang populer, dan lain sebagainya. Hati-hati, jika Anda merasakan sesuatu yang tidak sreg saat berdua dengannya, lebih baik tak usah diteruskan. Jangan sampai Anda hanya menjadi salah satu korbannya.
Si dia masih egois
Mengikat diri dengan satu wanita saja tentu membuatnya harus mengorbankan kepentingannya, waktu dan energinya untuk orang lain. Anda harus menghadiri pertemuan dengan orang-orang yang tak Anda kenal, sementara Anda masih ingin leyeh-leyeh sambil nonton bola di televisi. Coba, dimana letak kesenangan hidup berkomitmen bila hal ini yang harus selalu dihadapi? Suatu saat, si dia tentu tak akan seegois itu lagi, tetapi yang jelas bukan sekarang waktunya.
Dia enggak suka-suka amat dengan Anda
Ia mungkin menganggap Anda orang yang menyenangkan untuk diajak bersenang-senang, namun belum tentu Anda adalah sosok yang diinginkannya untuk hidup bersama selamanya. Anda mungkin akan sulit memahaminya, tetapi bila Anda berpikir sangat sederhana –he’s just not that into you- Anda tentu bisa segera melupakannya. Ayolah, untuk apa sih mengharapkan pria yang tidak menginginkan Anda?
Anda terlalu mendesaknya untuk segera menikah
Jika ingin dia berkomitmen, biarkan dia menemukan momen itu sendiri. Justru bila Anda selalu saja melontarkan topik “kapan kita menikah?”, dia bisa terganggu dengan segala ide tentang menikah itu sendiri. Lagipula, Anda tentu tidak ingin si dia menikahi Anda karena terpaksa, bukan? Pikirkan bila hal ini terjadi pada Anda.
Kombinasi dari berbagai alasan di atas bisa menyebabkan seorang pria bertahan untuk menunda pernikahan. Bila Anda bersabar menunggu waktu yang tepat, bukan tak mungkin ia sendiri yang tak sabar untuk menikahi Anda. Jika yang terjadi kemudian si dia malah nyaman dengan status pacaran tersebut selamanya, berarti dia memang bukan untuk Anda.
Makna Di Balik Hadiah dari Para Pria
KOMPAS.com - Wanita adalah mahluk yang sangat rumit. Hadiah apa pun yang diberikan pasangan untuk kita, seringkali membuat kita bertanya-tanya, "Kenapa sih, dia memberikan hadiah seperti ini?" Padahal, seringkali hadiah yang diberikan oleh pria sebenarnya berdasarkan pertimbangan yang sangat simpel. Oleh karena itu mereka kerap menjadi bingung, apa yang salah dengan hadiah yang diberikannya? Bila hadiah tersebut ternyata tidak sesuai selera Anda, itu kan lain persoalan?
Untuk membantu Anda memahami cara pria menunjukkan kepeduliannya pada Anda, coba lihat hadiah-hadiah yang sering diberikan pria, dan apa yang menjadi dasar pertimbangannya.
Bunga atau cokelat
Hadiah bunga atau cokelat sebenarnya terbilang standar, namun kedua benda ini memang mewakili segala suasana. Dari ucapan ulang tahun, menyampaikan terima kasih, rasa sayang, permohonan maaf, dan lain sebagainya. Pria menganggap hadiah ini juga pasti akan disukai wanita. Wangi bunga mengaktifkan bagian emosional dari otak yang membuat Anda memikirkan hal-hal yang menyenangkan tentang orang yang memberikannya pada Anda, demikian menurut Daniel Amen, MD, psikiater dan penulis Making a Good Brain Great: The Amen Clinic Program for Achieving and Sustaining Optimal Mental Performance. Sedangkan cokelat mengandung phenylethylamines dan bahan kimia lain yang menstimulasi pusat kesenangan dalam otak. Pendek kata, bunga dan cokelat adalah hadiah yang tak pernah gagal!
Pakaian, tas, atau sepatu
Sebuah survei mengenai kebiasaan belanja pria saat Natal menunjukkan bahwa mayoritas pria ingin membelikan pasangannya pakaian. Keinginan ini sungguh berisiko, mengingat pria sebenarnya tak mampu memahami bagaimana selera pasangannya sampai ke detail-detailnya. Namun hal ini sebenarnya berangkat dari motivasi yang sederhana. Mereka ingin, dengan memakai pakaian tersebut pasangannya akan selalu mengingat siapa yang menghadiahkannya. Ia akan sangat senang bila berhasil membelikan Anda tas desainer terkenal yang sudah lama Anda impikan, dan makin bahagia melihat bagaimana raut wajah Anda saat menerimanya.
Perhiasan
Diamond is a girl's best friend! Sebagai hadiah, berlian memberi banyak makna. Berlian adalah untuk selamanya, sahabat terbaik, dan tentu saja, terlihat cantik di tangan kita. Mengingat mahalnya hadiah seperti ini, dan nilai sentimental yang disampaikan, ada kemungkinan hadiah perhiasan juga menunjukkan bahwa si dia berniat serius. Apalagi bila perhiasan tersebut dalam bentuk cincin.
Lingerie
Tentu, suami memberikan hadiah semacam ini karena tahu bahwa Anda tampak begitu seksi memakainya. Hadiah berupa lingerie merupakan tanda keintiman yang manis, yang menunjukkan bahwa pria ini sudah begitu mengenal Anda sehingga tahu akan seperti apa reaksi Anda. Namun hadiah ini sangat rentan mengundang masalah, lagi-lagi, suami pun bisa saja salah menilai selera Anda.
Sesuatu yang dibuatnya sendiri
Pria yang menghadiahkan benda semacam ini sedang menunjukkan sisi dirinya yang belum pernah dilihat orang lain. Ia ingin menunjukkan sesuatu yang sangat personal, yang hanya akan Anda miliki. Sesuatu yang dibuat sendiri itu bisa saja DVD berisi kompilasi video musik favorit Anda, CD berisi lagu-lagu kesukaan Anda, atau lukisan Anda berdua.
Hadiah yang bisa dipakai berdua
Sepintas ia terkesan ogah rugi, karena berharap bisa ikut menggunakan hadiah yang diberikan kepada pasangannya. Namun motivasinya sebenarnya adalah untuk menguatkan ikatan di antara Anda. Benda yang dimaksud misalnya kamera, frame foto keren yang bisa memuat banyak foto, atau sofa yang terlihat nyaman untuk dipakai duduk sambil membaca. Hadiah seperti ini sebenarnya menunjukkan bahwa si dia sangat peduli pada Anda, begitu pendapat Ava Cadell, PhD, penulis 12 Steps to Everlasting Love. Wanita pasti suka menyimpan foto-foto, dan frame foto dapat memuat foto-foto mesra Anda dan pasangan.
Liburan
Liburan singkat di akhir minggu ke Bali atau Singapura (tentu dengan bonus shopping-nya) pasti cukup membuat wanita berbinar-binar. Hadiah semacam ini sangat tidak mungkin gagal; pesannya pun cukup jelas. "Liburan bisa memberikan banyak kenangan, berbagi pengalaman indah (bersama pasangan)," ujar Dr Amen. Jika Anda belum menikah, liburan bersama juga merupakan jalan untuk menempuh ikatan yang lebih dalam. Pada pasangan yang sudah menikah, liburan juga menjadi cara untuk menghabiskan waktu berdua, bebas dari anak-anak dan pekerjaan.
Bagaimana dengan Anda? Hadiah apa yang pernah diberikan pasangan, yang paling Anda sukai?
Pujian yang Dianggap Hinaan oleh Pria
Sebagai kekasih yang perhatian pada pasangannya, Anda tentu ingin sesekali memuji si dia. Namun setelah Anda memujinya, si dia kok malah kesal dan menganggap Anda sedang menghinanya? Bahkan hal-hal kecil yang Anda katakan malah dianggap menyerang dirinya. Mengapa demikian? Apa saja sih jenis pujian yang dibenci pria?
1. “Kamu enggak seperti mantan pacarku.”
Pria tidak suka dibanding-bandingkan, dengan mendengar pasangannya menyebut-nyebut soal mantan kekasihnya. Jadi, meskipun mantan kekasih Anda tak sehebat kekasih Anda yang sekarang, Anda tetap dinilai lebih tertarik padanya. Semakin spesifik komentar yang Anda berikan, kekasih semakin mempercayai apa yang dipikirkannya. Yang penting, hindari pembandingan secara seksual -sekali lagi- meskipun kekasih yang sekarang lebih seksi daripada yang dulu. Dan, jangan berdiskusi mengenai hal tersebut. Tak akan ada gunanya.
2. “Kamu sensitif banget.”
Pria tak ingin dianggap sensitif, tak peduli meskipun mereka sebenarnya memang sensitif. Mereka ingin terlihat seperti pria yang tangguh. Bila dibayangkan, kira-kira seperti sosok Leonardo DiCaprio dalam film Blood Diamond, bukan Leonardo DiCaprio dalam film Titanic. Mengatakan mereka sensitif sama dengan menganggap diri mereka lemah.
3. “Ih, kamu kurus banget!”
Hm... jangan samakan pria dengan kita. Kalau kita yang mendengar pujian semacam itu, wajah kita pasti langsung ceria. Tidak demikian dengan pria. Mereka tidak ingin dianggap kurus; mereka ingin terlihat berotot. Tak perlu menjadi sebesar Ade Rai, cukup lah bila ramping namun berotot seperti Vino Bastian. Bahkan bila Anda hanya mencoba mengatakan bahwa mereka terlihat keren saat melepas pakaian, akan lebih baik jika mengatakan bahwa mereka "sehat". Dengan demikian, begitu Anda keluar dari ruangan, si dia bisa berkaca sambil memandangi otot lengannya dengan bangga.
4. “Aku senang bercinta denganmu, meski aku enggak orgasme."
Banyak wanita yang merasa bahwa yang penting dalam sesi bercinta adalah kebersamaannya. Namun jangan sekali-sekali mengatakan hal ini pada pasangan Anda. Bagi pria, mana mungkin hubungan seks bisa nikmat tanpa orgasme? Jika Anda mengalami sesi bercinta yang hebat, namun tak mencapai puncak, pria akan merasa ia tak mampu membuat pasangannya merasa puas. Penjelasan Anda tentang kebersamaan itu pun tak akan berarti untuknya.
Ada Apa Antara Pria dan Sepak Bola?
Bagi sebagian besar wanita, masih merupakan misteri tersendiri mengapa pria sangat menggilai sepak bola. Pertanyaan-pertanyaan seperti, “Apa sih serunya menyaksikan 22 pria berlarian di lapangan mengejar 1 bola?” atau “Mengapa wajib hukumnya untuk begadang semalam suntuk untuk menyaksikan tim itu bertanding?”, tentu sudah sering Anda dengar. Teruslah membaca untuk mengetahui alasan mengapa si dia bisa uring-uringan seharian “hanya” karena tim kesayangannya gagal menang.
Pria ingin jadi yang terbaik
Bahkan sejak masih kecil pun laki-laki sudah memiliki sifat kompetitif. Baik saat bertanding di lapangan olahraga atau saat bermain dengan teman-temannya. Mengapa? Karena mereka menyukai perasaan menjadi seorang pemenang dan tak ada yang bisa menyamai dirinya. Nah, begitu pula ketika menyangkut pasangan Anda. Ia merasa menjadi pemain ke-12 di lapangan ketika tim kesayangannya sedang bertanding. Adalah hal yang umum jika tiba-tiba ia mengenakan kostum tim kebanggaannya itu (bahkan saat ia menonton sendiri di rumah). Jika pasangan Anda adalah termasuk fans berat, tak ada salahnya untuk mendampingi si dia saat timnya bertanding. Atau setidaknya selalu mendengar hasil akhirnya. Karena, untuk sebagian fans, adalah hal yang sangat menyakitkan ketika timnya gagal (entah itu kalah bertanding, pemain terbaiknya kena kartu merah, atau pelatihnya dipecat). Ia akan membutuhkan dukungan dan teman untuk berbagi, sama seperti kita, para wanita yang butuh penghiburan saat sepatu incaran kita yang hanya ada 1 sudah dibeli orang lain.
Semacam bentuk terapi
Ketika pria melihat pria lain beradu kepala dan tubuh hingga terjatuh-jatuh, ia melihat suatu hal yang berbeda. Mungkin bagi wanita tindakan tersebut sangat menyakitkan dan tidak menyenangkan untuk dilihat. Namun bagi pria, ia mengasosiasikannya dengan keadaan yang sedang ia hadapi di kantor, dengan teman, dengan keluarga, bahkan dengan Anda. Ketika pemain kesayangannya bisa menghadapi “tantangan” untuk beradu badan dengan pria bertubuh kekar di hadapannya, ia pun pasti bisa menghadapi tantangan yang ia miliki di kehidupannya. Jadi, anggap saja menonton sepak bola menjadi semacam terapi untuknya menghadapi hidup, sama seperti Anda saat membaca buku pengayaan diri (self improvement).
Ia ingin didengar
Pernah melihat si dia berlagak bak pelatih saat menonton sepak bola? Misal, “Ayo, Owen, kamu pasti bisa!” atau “Astaga, Ronaldo, kenapa lewat situ?” dan sebagainya. Alasannya sederhana, karena ia ingin didengar. Tugas pelatih adalah untuk “mendesain” langkah permainan dan para pemain mengikuti petunjuknya. Siapa yang lari ke arah mana, siapa yang melempar ke siapa, dan sebagainya. Secara turun-temurun, pelatih dikenal sebagai orang yang sangat berwibawa dan hebat dalam berbicara. Sosok pelatih seringkali diasosiasikan sebagai pribadi yang amat hebat, karena profesi ini harus bisa menjadi motivator, ayah, sahabat, diktator, dan sebagainya dalam waktu bersamaan.
Ketika menyaksikan pertandingan, ia akan menduga-duga apa yang akan dilakukan para pemain, dan mempertanyakan apa yang salah jika timnya kalah. Jika Anda ingin mendorong semangat dan membuatnya merasa hebat, cobalah bertanya padanya (tentu pada saat jeda iklan). Coba tanyakan arti istilah-istilah dalam persepakbolaan, atau tentang seputar pertandingan yang berlangsung. Ia akan merasa senang untuk bisa menjelaskan tentang hal ini kepada orang lain, karena ternyata ada orang yang mau mendengarnya.
Ia suka aksi seru
Seorang rekan Kompas.com mengatakan, “Sepak bola itu lebih menyenangkan kalau kita punya tim yang kita jagokan.” Anda tentu akan menjadi sangat fokus menyaksikan pertandingan ketika Anda menginginkan tim Anda memenangkan pertandingan. Saking fokusnya, Anda akan merasakan bahwa pertandingan berlangsung cepat dan menegangkan. Setiap pemain memiliki peran spesifik dan penting, tujuannya satu; menang! Sepak bola adalah olahraga tim. Para penggemar sepak bola tahu, bahwa dalam setiap pertandingan diperlukan persiapan yang sangat rumit, tak heran jika ia tak bisa melepaskan pandangannya dari layar kaca. Daripada bosan menunggunya tegang saat menyaksikan timnya bertanding, cobalah ikut mendukung tim kesayangannya. Atau, ciptakan game seru dengan mendukung tim lawannya. Misal, siapa yang menang, ia yang akan dilayani di tempat tidur besok malam. Cobalah untuk kreatif bikin suasana seru dengan memanfaatkan keadaan yang ada.
Sepak bola mendukung persahabatan
Ya, tentu Anda pernah mendengar acara “nonton bareng sepak bola”. Kegiatan ini banyak digelar pada musim pertandingan piala dunia atau piala Champions (kejuaraan sepak bola antarklub di Eropa). Dalam acara-acara semacam ini para fans bisa bersatu dan membicarakan hal yang sama, tim kebanggaan mereka. Hal semacam ini bisa membuat seorang penggemar sangat bahagia, tak heran jika si dia betah nongkrong di sana berjam-jam, bahkan saat pertandingan sudah berakhir lama. Acara nonton bareng semacam ini memberikan kesempatan untuk si dia dan teman-temannya menyoraki atau mendukung sosok pemain yang jauh lebih cepat, lebih berotot, lebih kaya, dan lebih beruntung darinya. Pada saat-saat seperti ini, wajar jika Anda merasa tersisihkan dan tak diperhatikan. Tetapi Anda bisa membuatnya merasa menjadi manusia paling beruntung sedunia ketika ia pulang ke rumah dan bertemu Anda, kan?
Girls...You Have to Read This
1. Ingin Mengubah Sifat dan Kebiasaan Cowok
Cewek yang selalu maunya mengubah cowoknya adalah cewek yang bawel, cerewet, banyak bacot, dan full of crap. Kebiasaan yang dalam bahasa Inggrisnya disebut "nagging" ini pada akhirnya akan mengurangi daya tarik kamu secara drastis. Maka dari itu, kalau kamu mau cowok yang rapi, cari cowok yang rapi! Kalau mau cowok yang bersih, cari cowok yang bersih! Kalau mau yang kaya, cari yang kaya! Kalau mau cowok yang nurut, cari yang nurut..
2. Menomorduakan Cowok
Cowok mana sih yang mau aja dinomorduakan, dinomortigakan, atau diberi prioritas yang lebih rendah lagi dalam dunia seorang cewek? Jawabannya hanya ada satu. Cowok lossy! Pada dasarnya cowok memilih lebih baik dia mencari cewek lain lagi di mana dia selalu menjadi nomor satu.
3. Ngambek Tujuh Hari & Tujuh Malam
Kamu pikir cowok suka sama cewek yang sekali marah bisa ngambek tujuh hari dan tujuh malam? Misalnya Prof yang jadi cowoknya sih, kalau kamu mau begitu ya terserah. Mendingan selama kamu lagi ngambek, Prof cari cadangan pengganti kamu. Kecuali pacar kamu adalah seorang cowok lossy, salah-salah begitu ngambek kamu hilang, kesabaran dia pun udah hilang.
4. Menuntut Cowok untuk Membaca Pikiran Cewek
Kalau cowok salah beli hadiah ulang tahun kamu, kamu bilang dia nggak memperhatikan kesukaan kamu. Kalau dia pilih pergi sama temannya garagara kamu bilang terserah dia mau ke mana, kamu bilang dia lebih mementingkan temannya.Kalau dia ajak kamu makan di restoran yang salah, kamu bilang dia nggak tau makanan kesukaan kamu. Kalau dia berkeras traktir kamu melulu, kamu bilang dia ada maunya. Cewek sering protes kalau cowoknya nggak punya ide, tapi cewek sendiri kalau punya ide nggak mau bilang terangterangan.
Mungkin cowok dan cewek nggak jauh berbeda, tapi paling nggak, cowok umumnya nggak ngambek kalau ceweknya salah menebak keinginannya. Karena itu ya cewekcewek, jangan harapkan cowok kamu untuk bisa membaca pikiran kamu. Kemungkinan besar mereka nggak akan pernah bisa!
5. Menyebut Kekurangan Cowoknya di Depan Umum
Cowok yang mau dipermalukan oleh ceweknya di depan umum adalah cowok lossy, dan itu udah nggak ada tawar-menawar lagi. Kalau cowok kamu kabur gara-gara ini, mungkin kamu perlu pasang rem yang pakem di mulut kamu. Yang perlu kamu jaga adalah hal-hal yang sifatnya pribadi. Kalau kamumerasa bahwa kamu sering mempermalukan cowok kamu di depan umum, mungkin ini pertanda tidak puasnya kamu terhadap hubungan kamu berdua. Coba kamu pikir baik-baik dan analisa apa yang kurang, daripada hanya bisa buka mulut dan nggak mengerjakan apa-apa.
6. Berpandangan Bahwa Cowok Harus Selalu Membayar
Hanya ada satu situasi di mana cewek sama sekali nggak keberatan membayar: kalau untuk keperluannya sendiri. Apakah kamu cewek yang seperti ini? Kalau kamu jawab iya, artinya kamu adalah seorang gold digger.
Kalau cewek mau disejajarkan dengan cowok, kenapa nggak traktir cowok sesering cowok traktir cewek? Kenapa cowok harus membayar melulu? Hubungan percintaan yang benar adalag saling memberi dan menerima dan bukan menerima terus atau memberi terus.
7. Terlalu Mementingkan Teman-teman
Cewek Sesekali boleh mementingkan kepentingan sobat-sobat cewek Anda tapi jika kamu sgb cewek terus atau sering berperilaku seperti ini maka jangan salah jika cowok anda meninggalkan anda.
8. Harus Diperlakukan Seperti Ratu Agung
Kalau kamu maunya diperlakukan seperti ratu agung terus-menerus, artinya kamu adalah cewek yang maunya menerima melulu dan jarang mau memberi. Mengapa cewek menuntut untuk disamakan dengan cowok dan secara bersamaan juga minta ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi seperti ratu agung? Mana konsistensinya? Inilah bukti di mana cewek tipe ini hanya mau enaknya saja. Kalau kamu cewek yang selalu minta diperlakukan seperti ratu agung, mungkin kamu perlu segera mulai memperlakukan cowok kamu seperti raja agung sebelum dia kabur.
smoga artikel ini ada manfaatnya buat cowo2 n cewe2 dan cuma diambil hikmah positifnya. bukan utk dijadikan bahan pertengkaran/perdebatan.
sumber artikel
http://panahasmara.blogspot.com
Cewek yang selalu maunya mengubah cowoknya adalah cewek yang bawel, cerewet, banyak bacot, dan full of crap. Kebiasaan yang dalam bahasa Inggrisnya disebut "nagging" ini pada akhirnya akan mengurangi daya tarik kamu secara drastis. Maka dari itu, kalau kamu mau cowok yang rapi, cari cowok yang rapi! Kalau mau cowok yang bersih, cari cowok yang bersih! Kalau mau yang kaya, cari yang kaya! Kalau mau cowok yang nurut, cari yang nurut..
2. Menomorduakan Cowok
Cowok mana sih yang mau aja dinomorduakan, dinomortigakan, atau diberi prioritas yang lebih rendah lagi dalam dunia seorang cewek? Jawabannya hanya ada satu. Cowok lossy! Pada dasarnya cowok memilih lebih baik dia mencari cewek lain lagi di mana dia selalu menjadi nomor satu.
3. Ngambek Tujuh Hari & Tujuh Malam
Kamu pikir cowok suka sama cewek yang sekali marah bisa ngambek tujuh hari dan tujuh malam? Misalnya Prof yang jadi cowoknya sih, kalau kamu mau begitu ya terserah. Mendingan selama kamu lagi ngambek, Prof cari cadangan pengganti kamu. Kecuali pacar kamu adalah seorang cowok lossy, salah-salah begitu ngambek kamu hilang, kesabaran dia pun udah hilang.
4. Menuntut Cowok untuk Membaca Pikiran Cewek
Kalau cowok salah beli hadiah ulang tahun kamu, kamu bilang dia nggak memperhatikan kesukaan kamu. Kalau dia pilih pergi sama temannya garagara kamu bilang terserah dia mau ke mana, kamu bilang dia lebih mementingkan temannya.Kalau dia ajak kamu makan di restoran yang salah, kamu bilang dia nggak tau makanan kesukaan kamu. Kalau dia berkeras traktir kamu melulu, kamu bilang dia ada maunya. Cewek sering protes kalau cowoknya nggak punya ide, tapi cewek sendiri kalau punya ide nggak mau bilang terangterangan.
Mungkin cowok dan cewek nggak jauh berbeda, tapi paling nggak, cowok umumnya nggak ngambek kalau ceweknya salah menebak keinginannya. Karena itu ya cewekcewek, jangan harapkan cowok kamu untuk bisa membaca pikiran kamu. Kemungkinan besar mereka nggak akan pernah bisa!
5. Menyebut Kekurangan Cowoknya di Depan Umum
Cowok yang mau dipermalukan oleh ceweknya di depan umum adalah cowok lossy, dan itu udah nggak ada tawar-menawar lagi. Kalau cowok kamu kabur gara-gara ini, mungkin kamu perlu pasang rem yang pakem di mulut kamu. Yang perlu kamu jaga adalah hal-hal yang sifatnya pribadi. Kalau kamumerasa bahwa kamu sering mempermalukan cowok kamu di depan umum, mungkin ini pertanda tidak puasnya kamu terhadap hubungan kamu berdua. Coba kamu pikir baik-baik dan analisa apa yang kurang, daripada hanya bisa buka mulut dan nggak mengerjakan apa-apa.
6. Berpandangan Bahwa Cowok Harus Selalu Membayar
Hanya ada satu situasi di mana cewek sama sekali nggak keberatan membayar: kalau untuk keperluannya sendiri. Apakah kamu cewek yang seperti ini? Kalau kamu jawab iya, artinya kamu adalah seorang gold digger.
Kalau cewek mau disejajarkan dengan cowok, kenapa nggak traktir cowok sesering cowok traktir cewek? Kenapa cowok harus membayar melulu? Hubungan percintaan yang benar adalag saling memberi dan menerima dan bukan menerima terus atau memberi terus.
7. Terlalu Mementingkan Teman-teman
Cewek Sesekali boleh mementingkan kepentingan sobat-sobat cewek Anda tapi jika kamu sgb cewek terus atau sering berperilaku seperti ini maka jangan salah jika cowok anda meninggalkan anda.
8. Harus Diperlakukan Seperti Ratu Agung
Kalau kamu maunya diperlakukan seperti ratu agung terus-menerus, artinya kamu adalah cewek yang maunya menerima melulu dan jarang mau memberi. Mengapa cewek menuntut untuk disamakan dengan cowok dan secara bersamaan juga minta ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi seperti ratu agung? Mana konsistensinya? Inilah bukti di mana cewek tipe ini hanya mau enaknya saja. Kalau kamu cewek yang selalu minta diperlakukan seperti ratu agung, mungkin kamu perlu segera mulai memperlakukan cowok kamu seperti raja agung sebelum dia kabur.
smoga artikel ini ada manfaatnya buat cowo2 n cewe2 dan cuma diambil hikmah positifnya. bukan utk dijadikan bahan pertengkaran/perdebatan.
sumber artikel
http://panahasmara.blogspot.com
Mayoritas dan Kebenaran
Sekelompok anak kecil sedang bermain di dekat dua jalur kereta api. Jalur yang pertama adalah jalur aktif (masih sering dilewati KA), sementara jalur kedua sudah tidak aktif.
Hanya seorang anak yang bermain di jalur yang tidak aktif (tidak pernah lagi dilewati KA), sementara lainnya bermain di jalur KA yang masih aktif.
Tiba-tiba terlihat ada kereta api yang mendekat dengan kecepatan tinggi. Kebetulan Anda berada di depan panel persimpangan yang mengatur arah KA tersebut. Apakah Anda akan memindahkan arah KA tersebut ke jalur yang sudah tidak aktif dan menyelamatkan sebagian besar anak kecil yang sedang bermain???
Namun hal ini berarti Anda mengorbankan seorang anak yang sedang bermain dijalur KA yang tidak aktif. Atau Anda akan membiarkan kereta tersebut tetap berada di jalur yang seharusnya?
Mari berhenti sejenak dan berpikir keputusan apa yang sebaiknya kita ambil???
Sebagian besar orang akan memilih untuk memindahkan arah kereta dan hanya mengorbankan jiwa seorang anak.
Anda mungkin memiliki pilihan yang sama, karena dengan menyelamatkan sebagian besar anak dan hanya kehilangan seorang anak adalah sebuah keputusan yang rasional dan dapat disyahkan baik secara moral maupun emosional.
Namun sadarkah Anda bahwa anak yang memilih untuk bermain di jalur KA yang sudah tidak aktif, berada di pihak yang benar karena telah memilih untuk bermain di tempat yang aman?
Disamping itu, dia harus dikorbankan justru karena kecerobohan teman-temannya yang bermain di tempat berbahaya.
Dilema semacam ini terjadi di sekitar kita setiap hari. Di kantor, di masyarakat, di dunia politik dan terutama dalam kehidupan demokrasi, pihak minoritas harus dikorbankan demi kepentingan mayoritas.
Tidak peduli betapa bodoh dan cerobohnya pihak mayoritas tersebut. Nyawa seorang anak yang memilih untuk tidak bermain bersama teman-temannya di jalur KA yang berbahaya telah dikesampingkan.
Dan bahkan mungkin tidak akan menyesalkan kejadian tersebut.
Seorang teman yang men-forward cerita ini berpendapat bahwa dia tidak akan mengubah arah laju kereta karena dia percaya anak-anak yang bermain di jalur KA yang masih aktif sangat sadar bahwa jalur tersebut masih aktif.
Akibatnya mereka akan segera lari ketika mendengar suara kereta mendekat. Jika arah laju kereta diubah ke jalur yang tidak aktif maka seorang anak yang sedang bermain di jalur tersebut pasti akan tewas karena dia tidak pernah berpikir bahwa kereta akan menuju jalur tersebut.
Disamping itu, alasan sebuah jalur KA dinonaktifkan kemungkinan karena jalur tersebut sudah tidak aman.
Bila arah laju kereta diubah ke jalur yang tidak aktif maka kita telah membahayakan nyawa seluruh penumpang di dalam kereta.
Dan mungkin langkah yang telah ditempuh untuk menyelamatkan sekumpulan anak dengan mengorbankan seorang anak, akan mengorbankan lagi ratusan nyawa penumpang di kereta tersebut.
Kita harus sadar bahwa HIDUP penuh dengan keputusan sulit yang harus dibuat. Dan mungkin kita tidak akan menyadari bahwa sebuah keputusan yang cepat tidak selalu menjadi keputusan yang benar.
“Ingatlah bahwa sesuatu yang benar tidak selalu populer… dan sesuatu yang populer tidak selalu benar.”
by : zazaz
Hanya seorang anak yang bermain di jalur yang tidak aktif (tidak pernah lagi dilewati KA), sementara lainnya bermain di jalur KA yang masih aktif.
Tiba-tiba terlihat ada kereta api yang mendekat dengan kecepatan tinggi. Kebetulan Anda berada di depan panel persimpangan yang mengatur arah KA tersebut. Apakah Anda akan memindahkan arah KA tersebut ke jalur yang sudah tidak aktif dan menyelamatkan sebagian besar anak kecil yang sedang bermain???
Namun hal ini berarti Anda mengorbankan seorang anak yang sedang bermain dijalur KA yang tidak aktif. Atau Anda akan membiarkan kereta tersebut tetap berada di jalur yang seharusnya?
Mari berhenti sejenak dan berpikir keputusan apa yang sebaiknya kita ambil???
Sebagian besar orang akan memilih untuk memindahkan arah kereta dan hanya mengorbankan jiwa seorang anak.
Anda mungkin memiliki pilihan yang sama, karena dengan menyelamatkan sebagian besar anak dan hanya kehilangan seorang anak adalah sebuah keputusan yang rasional dan dapat disyahkan baik secara moral maupun emosional.
Namun sadarkah Anda bahwa anak yang memilih untuk bermain di jalur KA yang sudah tidak aktif, berada di pihak yang benar karena telah memilih untuk bermain di tempat yang aman?
Disamping itu, dia harus dikorbankan justru karena kecerobohan teman-temannya yang bermain di tempat berbahaya.
Dilema semacam ini terjadi di sekitar kita setiap hari. Di kantor, di masyarakat, di dunia politik dan terutama dalam kehidupan demokrasi, pihak minoritas harus dikorbankan demi kepentingan mayoritas.
Tidak peduli betapa bodoh dan cerobohnya pihak mayoritas tersebut. Nyawa seorang anak yang memilih untuk tidak bermain bersama teman-temannya di jalur KA yang berbahaya telah dikesampingkan.
Dan bahkan mungkin tidak akan menyesalkan kejadian tersebut.
Seorang teman yang men-forward cerita ini berpendapat bahwa dia tidak akan mengubah arah laju kereta karena dia percaya anak-anak yang bermain di jalur KA yang masih aktif sangat sadar bahwa jalur tersebut masih aktif.
Akibatnya mereka akan segera lari ketika mendengar suara kereta mendekat. Jika arah laju kereta diubah ke jalur yang tidak aktif maka seorang anak yang sedang bermain di jalur tersebut pasti akan tewas karena dia tidak pernah berpikir bahwa kereta akan menuju jalur tersebut.
Disamping itu, alasan sebuah jalur KA dinonaktifkan kemungkinan karena jalur tersebut sudah tidak aman.
Bila arah laju kereta diubah ke jalur yang tidak aktif maka kita telah membahayakan nyawa seluruh penumpang di dalam kereta.
Dan mungkin langkah yang telah ditempuh untuk menyelamatkan sekumpulan anak dengan mengorbankan seorang anak, akan mengorbankan lagi ratusan nyawa penumpang di kereta tersebut.
Kita harus sadar bahwa HIDUP penuh dengan keputusan sulit yang harus dibuat. Dan mungkin kita tidak akan menyadari bahwa sebuah keputusan yang cepat tidak selalu menjadi keputusan yang benar.
“Ingatlah bahwa sesuatu yang benar tidak selalu populer… dan sesuatu yang populer tidak selalu benar.”
by : zazaz
2 Orang Baik, 1 Pernikahan yang (Kurang) Bahagia
Ibu saya adalah seorang yang sangat baik, sejak kecil, saya melihatnya dengan begitu gigih menjaga keutuhan keluarga. Ia selalu bangun dini hari, memasak bubur yang panas untuk ayah, karena lambung ayah tidak baik, pagi hari hanya bisa makan bubur. Setelah itu, masih harus memasak sepanci nasi untuk anak-anak, karena anak-anak sedang dalam masa pertumbuhan, perlu makan nasi. Dengan begitu baru tidak akan lapar seharian di sekolah. Setiap sore, ibu selalu membungkukkan badan menyikat panci, setiap panci di rumah kami bisa dijadikan cermin, tidak ada noda sedikikt pun.
Menjelang malam, dengan giat ibu membersihkan lantai, mengepel seinci demi seinci, lantai di rumah tampak lebih bersih dibandingkan sisi tempat tidur orang lain, tiada debu sedikit pun meski berjalan dengan kaki telanjang. Ibu saya adalah seorang wanita yang sangat rajin.
Namun, di mata ayahku, ia (ibu) bukan pasangan yang baik. Dalam proses pertumbuhan saya, tidak hanya sekali saja ayah selalu menyatakan kesepiannya dalam perkawinan, tidak memahaminya. Ayah saya adalah seorang laki-laki yang bertanggung- jawab. Ia tidak merokok, tidak minum-minuman keras, serius dalam pekerjaan, setiap hari berangkat kerja tepat waktu, bahkan saat libur juga masih mengatur jadual sekolah anak-anak, mengatur waktu istrirahat anak-anak, ia adalah seorang ayah yang penuh tanggung jawab, mendorong anak-anak untuk berprestasi dalam pelajaran. Ia suka main catur, membuat kaligrafi, suka larut dalam dunia buku-buku kuno.
Ayah saya adalah seorang laki-laki yang baik, di mata anak-anak, ia maha besar seperti langit, menjaga kami, melindungi kami dan mendidik kami. Hanya saja di mata ibuku, ia juga bukan seorang pasangan yang baik. Dalam proses pertumbuhan saya, kerap kali saya melihat ibu menangis terisak secara diam diam di sudut halaman.
Ayah menyatakannya dengan kata-kata, sedangkan ibu dengan aksi, menyatakan kepedihan yang dijalani dalam perkawinan. Dalam proses pertumbuhan, aku melihat juga mendengar ketidak-berdayaan dalam perkawinan ayah dan ibu, sekaligus merasakan betapa baiknya mereka, dan mereka layak mendapatkan sebuah perkawinan yang baik.
Sayangnya, dalam masa-masa keberadaan ayah di dunia, kehidupan perkawinan mereka lalui dalam kegagalan. Sedangkan aku juga tumbuh dalam kebingungan, dan aku bertanya pada diriku sendiri: Dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia?
Pengorbanan yang dianggap benar
Setelah dewasa, saya akhirnya memasuki usia perkawinan, dan secara perlahan–lahan saya pun mengetahui akan jawaban ini.
Di masa awal perkawinan, saya juga sama seperti ibu, berusaha menjaga keutuhan keluarga, menyikat panci dan membersihkan lantai, dengan sungguh-sungguh berusaha memelihara perkawinan sendiri. Anehnya, saya tidak merasa bahagia, dan suamiku sendiri sepertinya juga tidak bahagia. Saya merenung, mungkin lantai kurang bersih,masakan yang tidak enak. Lalu dengan giat saya membersihkan lantai lagi, dan memasak dengan sepenuh hati. Namun, rasanya kami berdua tetap saja tidak bahagia…
Hingga suatu hari, ketika saya sedang sibuk membersihkan lantai, suami saya berkata:
"Istriku, temani aku sejenak mendengarkan alunan musik!" Dengan mimik tidak senang saya berkata: "Apa tidak melihat masih ada separuh lantai lagi yang belum dipel?"
Begitu kata-kata ini terlontar, saya pun termenung, kata-kata yang sangat tidak asing di telinga, dalam perkawinan ayah dan ibu saya, ibu juga kerap berkata begitu sama ayah. Saya sedang mempertunjukkan kembali perkawinan ayah dan ibu, sekaligus mengulang kembali ketidak-bahagiaan dalam perkawinan mereka. Ada beberapa kesadaran muncul dalam hati saya. "Apa yang kamu inginkan?"
Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu memandang suamiku, dan teringat akan ayah saya… Ia selalu tidak mendapatkan pasangan yang dia inginkan dalam perkawinannya. Waktu ibu menyikat panci lebih lama daripada menemaninya. Terus menerus mengerjakan urusan rumah tangga adalah cara ibu dalam mempertahankan perkawinan.
Ia memberi ayah sebuah rumah yang bersih, namun, jarang menemaninya, sibuk mengurus rumah. Ia berusaha mencintai ayah dengan caranya, dan cara ini adalah mengerjakan urusan rumah tangga. Dan aku juga menggunakan caraku berusaha mencintai suamiku, cara saya juga sama seperti ibu.
Perkawinan saya sepertinya tengah melangkah ke dalam sebuah cerita "Dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia?" Kesadaran saya membuat saya membuat keputusan (pilihan) yang sama. Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu duduk di sisi suami, menemaninya mendengarkan musik, dan dari kejauhan saat memandangi kain pel di atas lantai seperti menatapi nasib ibu.
Saya bertanya pada suamiku: "Apa yang kau butuhkan?"
"Aku membutuhkanmu untuk menemaniku mendengarkan musik. Rumah kotor sedikit tidak apa-apalah, nanti saya carikan pembantu untukmu, dengan begitu kau bisa menemaniku!" ujar suamiku.
"Saya kira kamu perlu rumah yang bersih, ada yang memasak untukmu, ada yang mencuci pakaianmu…. dan saya mengatakan sekaligus serentetan hal-hal yang dibutuhkannya. "
"Semua itu tidak penting!", ujar suamiku. "Yang paling kuharapkan adalah kau bisa lebih sering menemaniku."
Ternyata sia-sia semua pekerjaan yang saya lakukan, hasilnya benar-benar membuat saya terkejut. Kami meneruskan menikmati kebutuhan masing-masing, dan baru saya sadari ternyata dia juga telah banyak melakukan pekerjaan yang sia-sia, kami memiliki cara masing-masing bagaimana saling mencintai, namun, bukannya cara pihak kedua.
Jalan kebahagiaan
Sejak itu, saya menderetkan sebuah daftar kebutuhan suami, dan meletakkanya di atas meja buku, Begitu juga dengan suamiku, dia juga menderetkan sebuah daftar kebutuhanku.
Puluhan kebutuhan yang panjang lebar dan jelas, seperti misalnya waktu senggang menemani pihak kedua mendengarkan musik, saling memeluk kalau sempat, setiap pagi memberi sentuhan selamat jalan bila berangkat.
Beberapa hal cukup mudah dilaksanakan, tapi ada juga yang cukup sulit, misalnya: 'Dengarkan aku, jangan memberi komentar'. Ini adalah kebutuhan suami. Kalau saya memberinya usul, dia bilang akan merasa dirinya akan tampak seperti orang bodoh. Menurutku, ini benar-benar masalah gengsi laki-laki.
Saya juga meniru suami tidak memberikan usul, kecuali dia bertanya pada saya. Kalau tidak saya hanya boleh mendengarkan dengan serius, menurut sampai tuntas. Demikian juga ketika salah jalan.
Bagi saya ini benar-benar sebuah jalan yang sulit dipelajari, namun, jauh lebih santai daripada mengepel, dan dalam kepuasan kebutuhan kami ini, perkawinan yang kami jalani juga kian hari semakin penuh daya hidup.
Saat saya lelah, saya memilih beberapa hal yang gampang dikerjakan, misalnya menyetel musik ringan. Dan kalau lagi segar bugar merancang perjalanan ke luar kota. Menariknya, pergi ke taman flora adalah hal bersama dan kebutuhan kami. Setiap ada pertikaian, kami selalu pergi ke taman flora, dan selalu bisa menghibur gejolak hati masing-masing. Sebenarnya, kami saling mengenal dan mencintai juga dikarenakan kesukaan kami pada taman flora, lalu bersama kita menapak ke tirai merah perkawinan. Kembali ke taman bisa kembali ke dalam suasana hati yang saling mencintai bertahun-tahun silam.
Bertanya pada pihak kedua: "Apa yang kau inginkan", kata-kata ini telah menghidupkan sebuah jalan kebahagiaan lain dalam perkawinan.
Keduanya akhirnya melangkah ke jalan bahagia. Kini, saya tahu kenapa perkawinan ayah ibu tidak bisa bahagia. Mereka terlalu bersikeras menggunakan cara sendiri dalam mencintai pihak kedua, bukan mencintai pasangannya dengan cara pihak kedua.
Diri sendiri lelahnya setengah mati, namun pihak kedua tidak dapat merasakannya. Akhirnya ketika menghadapi penantian perkawinan, hati ini juga sudah kecewa dan hancur.
Karena Tuhan telah menciptakan perkawinan, maka menurut saya, setiap orang pantas dan layak memiliki sebuah perkawinan yang bahagia, asalkan cara yang kita pakai itu tepat, menjadi orang yang dibutuhkan pihak kedua! Bukannya memberi atas keinginan kita sendiri. Perkawinan yang baik, pasti dapat diharapkan.~
by Tum2
Menjelang malam, dengan giat ibu membersihkan lantai, mengepel seinci demi seinci, lantai di rumah tampak lebih bersih dibandingkan sisi tempat tidur orang lain, tiada debu sedikit pun meski berjalan dengan kaki telanjang. Ibu saya adalah seorang wanita yang sangat rajin.
Namun, di mata ayahku, ia (ibu) bukan pasangan yang baik. Dalam proses pertumbuhan saya, tidak hanya sekali saja ayah selalu menyatakan kesepiannya dalam perkawinan, tidak memahaminya. Ayah saya adalah seorang laki-laki yang bertanggung- jawab. Ia tidak merokok, tidak minum-minuman keras, serius dalam pekerjaan, setiap hari berangkat kerja tepat waktu, bahkan saat libur juga masih mengatur jadual sekolah anak-anak, mengatur waktu istrirahat anak-anak, ia adalah seorang ayah yang penuh tanggung jawab, mendorong anak-anak untuk berprestasi dalam pelajaran. Ia suka main catur, membuat kaligrafi, suka larut dalam dunia buku-buku kuno.
Ayah saya adalah seorang laki-laki yang baik, di mata anak-anak, ia maha besar seperti langit, menjaga kami, melindungi kami dan mendidik kami. Hanya saja di mata ibuku, ia juga bukan seorang pasangan yang baik. Dalam proses pertumbuhan saya, kerap kali saya melihat ibu menangis terisak secara diam diam di sudut halaman.
Ayah menyatakannya dengan kata-kata, sedangkan ibu dengan aksi, menyatakan kepedihan yang dijalani dalam perkawinan. Dalam proses pertumbuhan, aku melihat juga mendengar ketidak-berdayaan dalam perkawinan ayah dan ibu, sekaligus merasakan betapa baiknya mereka, dan mereka layak mendapatkan sebuah perkawinan yang baik.
Sayangnya, dalam masa-masa keberadaan ayah di dunia, kehidupan perkawinan mereka lalui dalam kegagalan. Sedangkan aku juga tumbuh dalam kebingungan, dan aku bertanya pada diriku sendiri: Dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia?
Pengorbanan yang dianggap benar
Setelah dewasa, saya akhirnya memasuki usia perkawinan, dan secara perlahan–lahan saya pun mengetahui akan jawaban ini.
Di masa awal perkawinan, saya juga sama seperti ibu, berusaha menjaga keutuhan keluarga, menyikat panci dan membersihkan lantai, dengan sungguh-sungguh berusaha memelihara perkawinan sendiri. Anehnya, saya tidak merasa bahagia, dan suamiku sendiri sepertinya juga tidak bahagia. Saya merenung, mungkin lantai kurang bersih,masakan yang tidak enak. Lalu dengan giat saya membersihkan lantai lagi, dan memasak dengan sepenuh hati. Namun, rasanya kami berdua tetap saja tidak bahagia…
Hingga suatu hari, ketika saya sedang sibuk membersihkan lantai, suami saya berkata:
"Istriku, temani aku sejenak mendengarkan alunan musik!" Dengan mimik tidak senang saya berkata: "Apa tidak melihat masih ada separuh lantai lagi yang belum dipel?"
Begitu kata-kata ini terlontar, saya pun termenung, kata-kata yang sangat tidak asing di telinga, dalam perkawinan ayah dan ibu saya, ibu juga kerap berkata begitu sama ayah. Saya sedang mempertunjukkan kembali perkawinan ayah dan ibu, sekaligus mengulang kembali ketidak-bahagiaan dalam perkawinan mereka. Ada beberapa kesadaran muncul dalam hati saya. "Apa yang kamu inginkan?"
Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu memandang suamiku, dan teringat akan ayah saya… Ia selalu tidak mendapatkan pasangan yang dia inginkan dalam perkawinannya. Waktu ibu menyikat panci lebih lama daripada menemaninya. Terus menerus mengerjakan urusan rumah tangga adalah cara ibu dalam mempertahankan perkawinan.
Ia memberi ayah sebuah rumah yang bersih, namun, jarang menemaninya, sibuk mengurus rumah. Ia berusaha mencintai ayah dengan caranya, dan cara ini adalah mengerjakan urusan rumah tangga. Dan aku juga menggunakan caraku berusaha mencintai suamiku, cara saya juga sama seperti ibu.
Perkawinan saya sepertinya tengah melangkah ke dalam sebuah cerita "Dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia?" Kesadaran saya membuat saya membuat keputusan (pilihan) yang sama. Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu duduk di sisi suami, menemaninya mendengarkan musik, dan dari kejauhan saat memandangi kain pel di atas lantai seperti menatapi nasib ibu.
Saya bertanya pada suamiku: "Apa yang kau butuhkan?"
"Aku membutuhkanmu untuk menemaniku mendengarkan musik. Rumah kotor sedikit tidak apa-apalah, nanti saya carikan pembantu untukmu, dengan begitu kau bisa menemaniku!" ujar suamiku.
"Saya kira kamu perlu rumah yang bersih, ada yang memasak untukmu, ada yang mencuci pakaianmu…. dan saya mengatakan sekaligus serentetan hal-hal yang dibutuhkannya. "
"Semua itu tidak penting!", ujar suamiku. "Yang paling kuharapkan adalah kau bisa lebih sering menemaniku."
Ternyata sia-sia semua pekerjaan yang saya lakukan, hasilnya benar-benar membuat saya terkejut. Kami meneruskan menikmati kebutuhan masing-masing, dan baru saya sadari ternyata dia juga telah banyak melakukan pekerjaan yang sia-sia, kami memiliki cara masing-masing bagaimana saling mencintai, namun, bukannya cara pihak kedua.
Jalan kebahagiaan
Sejak itu, saya menderetkan sebuah daftar kebutuhan suami, dan meletakkanya di atas meja buku, Begitu juga dengan suamiku, dia juga menderetkan sebuah daftar kebutuhanku.
Puluhan kebutuhan yang panjang lebar dan jelas, seperti misalnya waktu senggang menemani pihak kedua mendengarkan musik, saling memeluk kalau sempat, setiap pagi memberi sentuhan selamat jalan bila berangkat.
Beberapa hal cukup mudah dilaksanakan, tapi ada juga yang cukup sulit, misalnya: 'Dengarkan aku, jangan memberi komentar'. Ini adalah kebutuhan suami. Kalau saya memberinya usul, dia bilang akan merasa dirinya akan tampak seperti orang bodoh. Menurutku, ini benar-benar masalah gengsi laki-laki.
Saya juga meniru suami tidak memberikan usul, kecuali dia bertanya pada saya. Kalau tidak saya hanya boleh mendengarkan dengan serius, menurut sampai tuntas. Demikian juga ketika salah jalan.
Bagi saya ini benar-benar sebuah jalan yang sulit dipelajari, namun, jauh lebih santai daripada mengepel, dan dalam kepuasan kebutuhan kami ini, perkawinan yang kami jalani juga kian hari semakin penuh daya hidup.
Saat saya lelah, saya memilih beberapa hal yang gampang dikerjakan, misalnya menyetel musik ringan. Dan kalau lagi segar bugar merancang perjalanan ke luar kota. Menariknya, pergi ke taman flora adalah hal bersama dan kebutuhan kami. Setiap ada pertikaian, kami selalu pergi ke taman flora, dan selalu bisa menghibur gejolak hati masing-masing. Sebenarnya, kami saling mengenal dan mencintai juga dikarenakan kesukaan kami pada taman flora, lalu bersama kita menapak ke tirai merah perkawinan. Kembali ke taman bisa kembali ke dalam suasana hati yang saling mencintai bertahun-tahun silam.
Bertanya pada pihak kedua: "Apa yang kau inginkan", kata-kata ini telah menghidupkan sebuah jalan kebahagiaan lain dalam perkawinan.
Keduanya akhirnya melangkah ke jalan bahagia. Kini, saya tahu kenapa perkawinan ayah ibu tidak bisa bahagia. Mereka terlalu bersikeras menggunakan cara sendiri dalam mencintai pihak kedua, bukan mencintai pasangannya dengan cara pihak kedua.
Diri sendiri lelahnya setengah mati, namun pihak kedua tidak dapat merasakannya. Akhirnya ketika menghadapi penantian perkawinan, hati ini juga sudah kecewa dan hancur.
Karena Tuhan telah menciptakan perkawinan, maka menurut saya, setiap orang pantas dan layak memiliki sebuah perkawinan yang bahagia, asalkan cara yang kita pakai itu tepat, menjadi orang yang dibutuhkan pihak kedua! Bukannya memberi atas keinginan kita sendiri. Perkawinan yang baik, pasti dapat diharapkan.~
by Tum2
Cara Mencintai Pasangan Anda
Mungkin kebanyakan dari kita banyak yang sudah memiliki pasangan, tetapi terkadang kita lupa bagaimana caranya mencintai pasangan kita. Renungan berikut mungkin bisa membantu, yang lagi punya masalah dengan pasangan atau mungkin bagi yang baru memiliki pasangan. Bagi yang belum memiliki pasangan, jangan menyerah! Jangan selalu beranggapan "Nanti jodoh gw pasti dateng koq",
1. Sayangi Dia Dengan Hati, Bukan Dengan Perasaan.
Jika anda meletakkan sesuatu perhubungan berdasarkan perasaan, ia akan gagal karena perasaan sentiasa berubah dari masa ke semasa.
2. Sayangi Dia Seadanya.
Di dunia terdapat hampir 6 billion manusia dengan 6 billion personaliti. Dia sememangnya seorang yang istimewa dan biarkan ianya kekal begitu. Jangan sesekali terfikir untuk mengubah apa-apa tentang dia kerana sekali anda mengubah, selamanya anda akan terus mengubah dirinya. Tentu anda masih ingat, anda terpikat padanya kerana dia adalah dia. Maka, tiada alasan untuk anda mengubah dia untuk menjadi seseorang yang lain.
3. Sayangi Dia Sepenuh Hati.
Sesungguhnya dia telah banyak bekorban untuk anda. Dengan kelebihan yang ada padanya, dia berpeluang untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang lebih sempurna tapi demi cinta, dia telah memilih diri anda. Maka, jangan sesekali cuba untuk mempermain-mainkan keluhuran cintanya.
4. Hormati Pendirian dan Keputusan Dia.
Jangan anda merayu dan jangan mencipta alasan supaya dia menerima cinta anda kerana kelak, yang anda akan dapat darinya hanyalah cinta simpati dan bukannya cinta setulus hati.
5. Yakinkan Diri Anda Akan Keistimewaan Dia.
Dia adalah satu-satunya di dunia ini dan jangan mengharapkan kesempurnaan dari dia kerana dia telah cukup sempurna semenjak anda mula terpikat padanya.
6. Percaya Akan Dirinya.
Sentiasa bersangka baik padanya jika kita juga mahukan sebegitu darinya. Pastikan anda akan sentiasa meletakkan diri anda di tempatnya sebelum melakukan apa-apa. Jika anda sendiri tidak dapat menerimanya, apatah lagi dia.
7. Jangan Berjanji Menyayangi Dia Untuk Selama-lamanya.
Karena selama-lamanya bagi anda mungkin akan berakhir keesokkan harinya, tapi berjanjilah untuk menyayangi dirinya seolah-olah setiap hari itu adalah hari yang terakhir untuk anda berdua.
8. BERCINTA Dengannya.
Adalah seperti memberi hati anda kepadanya untuk dilukai tapi kepercayaan itu penting. Percayalah kepadanya, niscaya dia akan melindunginya sepenuh jiwa dan raga.
9. Jangan Sesekali Meninggalkan Dia Tanpa Sembarang Alasan.
Dia bukan hanya akan setakat menangis kecewa dan kemudiannya meneruskan hidup seperti biasa, ketahuilah bahawa jiwanya akan mati secara perlahan.
10. Jangan Cepat Berbangga Dengan Diri Anda.
Memenangi hatinya bukanlah satu kejayaan yang mutlak tetapi anugerah itu hanya layak anda perolehi setelah anda berjaya menyayanginya sehingga ke akhir hayat. Ketahuilah, dia memilih anda adalah kerana dia percaya bahawa anda adalah seorang yang jujur dan akan menepati janji. Anda telah bersusah payah dan berusaha sedaya upaya untuk memenangi cintanya, maka dengan itu haruslah juga anda berusaha untuk terus menyintai dirinya dengan apa jua keadaan sekalipun.
by : yummi.yummy
1. Sayangi Dia Dengan Hati, Bukan Dengan Perasaan.
Jika anda meletakkan sesuatu perhubungan berdasarkan perasaan, ia akan gagal karena perasaan sentiasa berubah dari masa ke semasa.
2. Sayangi Dia Seadanya.
Di dunia terdapat hampir 6 billion manusia dengan 6 billion personaliti. Dia sememangnya seorang yang istimewa dan biarkan ianya kekal begitu. Jangan sesekali terfikir untuk mengubah apa-apa tentang dia kerana sekali anda mengubah, selamanya anda akan terus mengubah dirinya. Tentu anda masih ingat, anda terpikat padanya kerana dia adalah dia. Maka, tiada alasan untuk anda mengubah dia untuk menjadi seseorang yang lain.
3. Sayangi Dia Sepenuh Hati.
Sesungguhnya dia telah banyak bekorban untuk anda. Dengan kelebihan yang ada padanya, dia berpeluang untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang lebih sempurna tapi demi cinta, dia telah memilih diri anda. Maka, jangan sesekali cuba untuk mempermain-mainkan keluhuran cintanya.
4. Hormati Pendirian dan Keputusan Dia.
Jangan anda merayu dan jangan mencipta alasan supaya dia menerima cinta anda kerana kelak, yang anda akan dapat darinya hanyalah cinta simpati dan bukannya cinta setulus hati.
5. Yakinkan Diri Anda Akan Keistimewaan Dia.
Dia adalah satu-satunya di dunia ini dan jangan mengharapkan kesempurnaan dari dia kerana dia telah cukup sempurna semenjak anda mula terpikat padanya.
6. Percaya Akan Dirinya.
Sentiasa bersangka baik padanya jika kita juga mahukan sebegitu darinya. Pastikan anda akan sentiasa meletakkan diri anda di tempatnya sebelum melakukan apa-apa. Jika anda sendiri tidak dapat menerimanya, apatah lagi dia.
7. Jangan Berjanji Menyayangi Dia Untuk Selama-lamanya.
Karena selama-lamanya bagi anda mungkin akan berakhir keesokkan harinya, tapi berjanjilah untuk menyayangi dirinya seolah-olah setiap hari itu adalah hari yang terakhir untuk anda berdua.
8. BERCINTA Dengannya.
Adalah seperti memberi hati anda kepadanya untuk dilukai tapi kepercayaan itu penting. Percayalah kepadanya, niscaya dia akan melindunginya sepenuh jiwa dan raga.
9. Jangan Sesekali Meninggalkan Dia Tanpa Sembarang Alasan.
Dia bukan hanya akan setakat menangis kecewa dan kemudiannya meneruskan hidup seperti biasa, ketahuilah bahawa jiwanya akan mati secara perlahan.
10. Jangan Cepat Berbangga Dengan Diri Anda.
Memenangi hatinya bukanlah satu kejayaan yang mutlak tetapi anugerah itu hanya layak anda perolehi setelah anda berjaya menyayanginya sehingga ke akhir hayat. Ketahuilah, dia memilih anda adalah kerana dia percaya bahawa anda adalah seorang yang jujur dan akan menepati janji. Anda telah bersusah payah dan berusaha sedaya upaya untuk memenangi cintanya, maka dengan itu haruslah juga anda berusaha untuk terus menyintai dirinya dengan apa jua keadaan sekalipun.
by : yummi.yummy
Belajar Mencintai Seseorang Yang Tidak Sempurna Dengan Cara Yang Sempurna
Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai,
Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat,
Itulah kesempatan.
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan. Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itupun adalah kesempatan.
Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut,
Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.
Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi,
Itu adalah pilihan.
Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu Dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan.
Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita.
Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan.
Pilihan yang kita lakukan.
Berbicara tentang pasangan jiwa, Ada suatu kutipan dari film yang Mungkin sangat tepat :
"Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil"
Pasangan jiwa bisa benar-benar ada.
Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang Yang diciptakan hanya untukmu.
Tetapi tetap berpulang padamu Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak... Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, Adalah pilihan yang harus kita lakukan.
Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna
Love will find u here...
True love ends only when we die...Cause love exists in heart until death do us apart
by : misscuex
Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat,
Itulah kesempatan.
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan. Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itupun adalah kesempatan.
Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut,
Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.
Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi,
Itu adalah pilihan.
Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu Dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan.
Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita.
Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan.
Pilihan yang kita lakukan.
Berbicara tentang pasangan jiwa, Ada suatu kutipan dari film yang Mungkin sangat tepat :
"Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil"
Pasangan jiwa bisa benar-benar ada.
Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang Yang diciptakan hanya untukmu.
Tetapi tetap berpulang padamu Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak... Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, Adalah pilihan yang harus kita lakukan.
Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna
Love will find u here...
True love ends only when we die...Cause love exists in heart until death do us apart
by : misscuex
Kebahagiaan dan Kesedihan di Mata Orang Bijak
Tak akan tergoda orang bijak oleh kebahagiaan
Suatu kesalahan adalah untuk menjadi budak dan membebani diri sendiri untuk mendapatkan kebahagiaan hingga akhirnya terjatuh dan terluka, sehingga akhirnya malah merusak tujuan utamanya, kebahagiaan itu sendiri
Semakin dikejar akan semakin jauh dari tujuan, ketika kita menjadi budak perjuangan kita
Terlalu banyak kita mengejar ke luar, melihat kepada objek2 dan fenomena2 bahkan ke dalam diri kita sendiri untuk mencari apa itu kebahagiaan hanya untuk menemukan sebuah kenyataan bahwa kelelahan kita dalam mencari kebahagiaan itu adalah kenapa kita tidak pernah bisa berbahagia
Suatu kesalahan adalah untuk mempertahankan kebahagiaan
Karena dunia fisik ini selalu berubah dan tidak akan selalu berubah sesuai keinginan kita, akan selalu ada awal dan akhir di dalamnya sebagaimana kebahagiaan itu sendiri muncul hanya untuk tenggelam
Tidakkah dunia selalu mengajarkan hal itu kepada kita?
Sehingga saat kita menggenggamnya erat2, kebahagiaan itu akan mati di tangan kita sendiri
Mereka yang terus menerus melekat untuk mempertahankan kebahagiaannya dan menginginkan kebahagiaannya selalu ada sekalipun kenyataan sudah tak demikian adanya hanya memiliki dua pilihan : hidup dalam fantasinya atau menderita selamanya
Tak akan goyah orang bijak oleh kesedihan
Orang bijak tau bagaimana dunia akan selalu berubah
Orang bijak tau bahwa pengejaran akan kebahagiaan, keinginan berlebihan untuk mendapatkan suatu titik tujuan hanyalah siksaan bagi hidupnya belaka yang akan berakhir juga dalam kesia - siaan
Mereka yang tidak terlalu banyak terbawa nafsu dalam perjuangannya tak akan pernah merasakan apa itu derita
Mereka yang tidak banyak mengejar mimpi tau bagaimana caranya untuk menapak di dalam kenyataan, karena mereka sadar, mereka terbangun dan mampu serta mau untuk melihat apa yang terjadi
Orang bijak mengenali dunia tidaklah lebih daripada sumber kesedihan ketika masih melekat ke dalamnya
Mereka membiarkannya berlalu, mereka bisa membuka tangan mereka untuk menerimanya apa adanya, apapun yang terjadi
Karena orang bijak tidak melekat kepada fenomena dan objek apapun yang diinginkan agar terjadi kepada mereka
Orang bijak menyadari keinginan berlebihan adalah sumber daripada segala macam kemelekatan, sumber dari segala macam penderitaan untuk mencintai ataupun membenci, yang disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidakmauan melihat dunia tak berjalan sesuai dengan yang diinginkan
by : BePe a.k.a me
Suatu kesalahan adalah untuk menjadi budak dan membebani diri sendiri untuk mendapatkan kebahagiaan hingga akhirnya terjatuh dan terluka, sehingga akhirnya malah merusak tujuan utamanya, kebahagiaan itu sendiri
Semakin dikejar akan semakin jauh dari tujuan, ketika kita menjadi budak perjuangan kita
Terlalu banyak kita mengejar ke luar, melihat kepada objek2 dan fenomena2 bahkan ke dalam diri kita sendiri untuk mencari apa itu kebahagiaan hanya untuk menemukan sebuah kenyataan bahwa kelelahan kita dalam mencari kebahagiaan itu adalah kenapa kita tidak pernah bisa berbahagia
Suatu kesalahan adalah untuk mempertahankan kebahagiaan
Karena dunia fisik ini selalu berubah dan tidak akan selalu berubah sesuai keinginan kita, akan selalu ada awal dan akhir di dalamnya sebagaimana kebahagiaan itu sendiri muncul hanya untuk tenggelam
Tidakkah dunia selalu mengajarkan hal itu kepada kita?
Sehingga saat kita menggenggamnya erat2, kebahagiaan itu akan mati di tangan kita sendiri
Mereka yang terus menerus melekat untuk mempertahankan kebahagiaannya dan menginginkan kebahagiaannya selalu ada sekalipun kenyataan sudah tak demikian adanya hanya memiliki dua pilihan : hidup dalam fantasinya atau menderita selamanya
Tak akan goyah orang bijak oleh kesedihan
Orang bijak tau bagaimana dunia akan selalu berubah
Orang bijak tau bahwa pengejaran akan kebahagiaan, keinginan berlebihan untuk mendapatkan suatu titik tujuan hanyalah siksaan bagi hidupnya belaka yang akan berakhir juga dalam kesia - siaan
Mereka yang tidak terlalu banyak terbawa nafsu dalam perjuangannya tak akan pernah merasakan apa itu derita
Mereka yang tidak banyak mengejar mimpi tau bagaimana caranya untuk menapak di dalam kenyataan, karena mereka sadar, mereka terbangun dan mampu serta mau untuk melihat apa yang terjadi
Orang bijak mengenali dunia tidaklah lebih daripada sumber kesedihan ketika masih melekat ke dalamnya
Mereka membiarkannya berlalu, mereka bisa membuka tangan mereka untuk menerimanya apa adanya, apapun yang terjadi
Karena orang bijak tidak melekat kepada fenomena dan objek apapun yang diinginkan agar terjadi kepada mereka
Orang bijak menyadari keinginan berlebihan adalah sumber daripada segala macam kemelekatan, sumber dari segala macam penderitaan untuk mencintai ataupun membenci, yang disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidakmauan melihat dunia tak berjalan sesuai dengan yang diinginkan
by : BePe a.k.a me
Super-Conscious : The Hidden Potential of Human Beings
Manusia memiliki 3 area kesadaran, yaitu : Conscious, Sub-Conscious, dan Super-Conscious.
Conscious merupakan istilah untuk kesadaran biasa, atau area dimana kita aktif dalam kesadaran sehari-hari. Sub-Conscious adalah alam bawah sadar, dimana tersimpan seluruh pengalaman empiris, termasuk pengalaman yang bersifat traumatis. Super-Conscious merupakan area yang relatif baru mulai dikenal secara populer, dimana di daerah ini terletak kecerdasan tinggi, termasuk kemampuan-kemampuan yang bersifat supernormal. Ketiga area kesadaran ini memiliki sifat-sifat yang sangat berbeda, serta fungsi yang sangat berbeda pula, dimana ketiganya saling melengkapi, membentuk fenomena manusia secara utuh.
Di sisi lain, berdasarkan sudut pandang dari salah satu keilmuan otak manusia, dinyatakan bahwa otak manusia terdiri dari 2 bagian fungsi besar, yaitu otak analitis dan otak kreatif, atau biasa disebut juga sebagai otak kiri dan otak kanan. Kedua otak ini saling bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang kita sebut sebut sebagai pemikiran. Pada faktanya, pemikiran tersebut ternyata dominan dipengaruhi oleh area-area kesadaran kita, yaitu : 80% dipengaruhi oleh Sub-Conscious, dan 20% dipengaruhi oleh Conscious. Sehingga sangat jelas kini bagi kita bahwa manusia selalu berpikir 80% didasarkan oleh pengalamannya, atau dengan kata lain, manusia adalah mahluk yang bersifat empiris ! Ketika anda pernah merasakan bahwa api bersifat panas, maka seterusnya anda akan berpendapat bahwa api selalu bersifat panas ! Dengan kata lain, jebakan empiris akan menyebabkan seseorang kehilangan kemampuannya untuk menggunakan otak kreatifnya, atau otak yang dapat berkreasi tanpa batas ! Pemikiran empiris ini dapat berasal dari berbagai sumber, yang diistilahkan sebagai External Agents, ia dapat berupa informasi dari orang lain (guru, orang tua, teman, dl.), atau media (koran, majalah, buku), dan masih banyak hal lagi yang dapat bersifat sebagai External Agents bagi anda !
Berapakah umur rata-rata orang Indonesia ? Mungkin sebagian anda menjawab 65 - 70 tahun ? Kenapa, anda seringkali mendengar "joke" yang mengatakan bahwa umur yang wajar adalah 60 tahun, jika anda berumur 65 tahun maka sesungguhnya anda beruntung karena sudah mendapatkan bonus 5 tahun ! Ini adalah contoh dari External Agents yang akan membuat Sub-Conscious anda menganggapnya sebagai kebenaran, dan akan berusaha membuatnya menjadi kenyataan ! Pernahkah anda mendengar, suatu suku di Himalaya memiliki umur rata-rata yang sangat tinggi, dan umur 60 tahun hanyalah ukuran bahwa seseorang mulai masuk ke jenjang kedewasaan ! Apakah anda menyadari betapa dahsyatnya nilai empiris yang tersimpan di Sub-Conscious suku ini ?
Pernahkah anda berjalan sendiri di tempat yang gelap dan sunyi, kemudian terdengar suara ketukan sepatu yang membuat tubuh anda gemetar, membuat jantung anda berdegup kencang, dan membuat keringat dingin anda bercucuran ? Dan ketika terdengar sosok suara yang anda kenal "Hei ... tunggu, kok cepet-cepet jalannya sih ?", maka dalam seketika seluruh metabolisma anda menjadi normal kembali ? Ini hanyalah contoh bahwa metabolisma tubuh dapat berubah dalam seketika, hanya karena Sub-Conscious berpendapat ".. telah terjadi sesuatu ....!" atau " ... akan terjadi sesuatu ...!"
Pernahkah anda mendengar kisah seorang penderita kanker, setelah 15 tahun hidup bersama kanker tanpa ia mengetahuinya, dan tiba-tiba karena sesuatu hal secara tidak sengaja seorang Dokter memeriksa kesehatannya, dan menyatakan ia menderita penyakit kanker, lalu apa yang terjadi ? Hanya perlu waktu 3 bulan saja, pasien tersebut segera mengalami kemerosotan kesehatan yang sangat drastis ... dan akhirnya meninggal dunia ! Apakah yang sesungguhnya terjadi ? Pada Sub-Conscious pasien telah tertanam nilai (yang didapat dari External Agents), bahwa kanker adalah penyakit yang mematikan, sehingga ketika ia mengetahui hal tersebut, maka dalam 3 bulan pasien tersebut secara tidak sadar telah mengubah metabolisme tubuhnya ke arah Self-Destruction atau penghancuran diri sendiri ! Dalam kasus ini, mungkin saja si Pasien tetap dapat bertahan hidup 3 - 5 tahun lagi, jika saja ia tidak mengetahui bahwa ia mengidap kanker ! Tentu saja seorang Dokter tidak dapat disalahkan, tetapi inilah fenomena dari perilaku Sub-Conscious !
Super-Conscious merupakan area kesadaran yang berkaitan dengan kemampuan "Supernormal", dan area yang berkaitan dengan berbagai "Kecerdasan Tinggi" manusia. Super-Conscious inilah yang dapat menjelaskan, bagaimana seseorang selalu mengalami "nasib beruntung", atau "selalu sial", dimana semua ini merupakan gejala dari efek "Subtle Energy" yang dihasilkan oleh Super-Conscious tersebut.
Super-Conscious merupakan area kesadaran yang hanya dapat berhubungan dengan area Sub-Conscious, sehingga sesuatu tindakan yang tidak bijaksana jika seseorang selalu memberikan masukan kepada Sub-Conscious, hal-hal yang bersifat negatif (rasa pesimis, rasa khawatir, rasa tidak mampu, dsb.). Karena justru Super-Conscious akan melakukan proses "broadcast" energi-energi yang sesuai dengan pengertian dari Sub-Conscious tersebut !
Berdasarkan penjelasan di atas, maka konsep yag paling mendasar, adalah bagaimana seseorang dapat melakukan pemrograman ulang terhadap pengertian-pengertian empiris yang telah tertanam di Sub-Conscious-nya. Hal ini berarti, bahwa kita harus memahami "bahasa" yang dipahami oleh Sub-Conscious, dan "kondisi" yang memungkinkan pemrograman ulang tersebut !
Alpha adalah salah satu wilayah gelombang pemikiran manusia, disamping 3 wilayah lainnya, yaitu : Beta, Theta, dan Delta. Gelombang Alpha adalah wilayah sugestif yang mudah dicapai, sehingga setiap orang relatif dapat memasuki wilayah tersebut pada saat-saat yang diperlukan ! Terutama saat dimana seseorang akan melakukan "manipulasi" dan "sugesti" terhadap alam bawah sadar (Sub-Conscious).
Kini cukup jelas, apakah anda dapat "memotong" besi menggunakan gulungan kertas koran ? Jawabannya tentu tidak ! (Jika anda menggunakan pemikiran empiris), tetapi dengan melakukan "manipulasi" dan "sugesti" yang tepat di gelombang Alpha, maka Sub-Conscious anda akan memahami, dan memicu Super-Conscious anda untuk menghasilkan "Subtle Energy" yang dapat merapuhkan besi tersebut, sehingga dengan mudah dapat anda patahkan dengan menggunakan gulungan kertas koran !
Pertanyaan yang sama ! Apakah seseorang dapat 100% terhindar dari penyakit ? Apakah orang yang tidak berpendidikan dapat menjadi kaya ? Apakah anda dapat mencapai cita-cita anda ? Apakah berjalan di bara api dapat membuat anda cidera ?
Jawabannya terserah anda ! Andalah yang berhak untuk menentukan apakah anda akan menggunakan otak empiris anda atau menggunakan otak kreatif anda, atau menggunakan keduanya ?
sumber :http://1710purnomo.blogspot.com
Conscious merupakan istilah untuk kesadaran biasa, atau area dimana kita aktif dalam kesadaran sehari-hari. Sub-Conscious adalah alam bawah sadar, dimana tersimpan seluruh pengalaman empiris, termasuk pengalaman yang bersifat traumatis. Super-Conscious merupakan area yang relatif baru mulai dikenal secara populer, dimana di daerah ini terletak kecerdasan tinggi, termasuk kemampuan-kemampuan yang bersifat supernormal. Ketiga area kesadaran ini memiliki sifat-sifat yang sangat berbeda, serta fungsi yang sangat berbeda pula, dimana ketiganya saling melengkapi, membentuk fenomena manusia secara utuh.
Di sisi lain, berdasarkan sudut pandang dari salah satu keilmuan otak manusia, dinyatakan bahwa otak manusia terdiri dari 2 bagian fungsi besar, yaitu otak analitis dan otak kreatif, atau biasa disebut juga sebagai otak kiri dan otak kanan. Kedua otak ini saling bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang kita sebut sebut sebagai pemikiran. Pada faktanya, pemikiran tersebut ternyata dominan dipengaruhi oleh area-area kesadaran kita, yaitu : 80% dipengaruhi oleh Sub-Conscious, dan 20% dipengaruhi oleh Conscious. Sehingga sangat jelas kini bagi kita bahwa manusia selalu berpikir 80% didasarkan oleh pengalamannya, atau dengan kata lain, manusia adalah mahluk yang bersifat empiris ! Ketika anda pernah merasakan bahwa api bersifat panas, maka seterusnya anda akan berpendapat bahwa api selalu bersifat panas ! Dengan kata lain, jebakan empiris akan menyebabkan seseorang kehilangan kemampuannya untuk menggunakan otak kreatifnya, atau otak yang dapat berkreasi tanpa batas ! Pemikiran empiris ini dapat berasal dari berbagai sumber, yang diistilahkan sebagai External Agents, ia dapat berupa informasi dari orang lain (guru, orang tua, teman, dl.), atau media (koran, majalah, buku), dan masih banyak hal lagi yang dapat bersifat sebagai External Agents bagi anda !
Berapakah umur rata-rata orang Indonesia ? Mungkin sebagian anda menjawab 65 - 70 tahun ? Kenapa, anda seringkali mendengar "joke" yang mengatakan bahwa umur yang wajar adalah 60 tahun, jika anda berumur 65 tahun maka sesungguhnya anda beruntung karena sudah mendapatkan bonus 5 tahun ! Ini adalah contoh dari External Agents yang akan membuat Sub-Conscious anda menganggapnya sebagai kebenaran, dan akan berusaha membuatnya menjadi kenyataan ! Pernahkah anda mendengar, suatu suku di Himalaya memiliki umur rata-rata yang sangat tinggi, dan umur 60 tahun hanyalah ukuran bahwa seseorang mulai masuk ke jenjang kedewasaan ! Apakah anda menyadari betapa dahsyatnya nilai empiris yang tersimpan di Sub-Conscious suku ini ?
Pernahkah anda berjalan sendiri di tempat yang gelap dan sunyi, kemudian terdengar suara ketukan sepatu yang membuat tubuh anda gemetar, membuat jantung anda berdegup kencang, dan membuat keringat dingin anda bercucuran ? Dan ketika terdengar sosok suara yang anda kenal "Hei ... tunggu, kok cepet-cepet jalannya sih ?", maka dalam seketika seluruh metabolisma anda menjadi normal kembali ? Ini hanyalah contoh bahwa metabolisma tubuh dapat berubah dalam seketika, hanya karena Sub-Conscious berpendapat ".. telah terjadi sesuatu ....!" atau " ... akan terjadi sesuatu ...!"
Pernahkah anda mendengar kisah seorang penderita kanker, setelah 15 tahun hidup bersama kanker tanpa ia mengetahuinya, dan tiba-tiba karena sesuatu hal secara tidak sengaja seorang Dokter memeriksa kesehatannya, dan menyatakan ia menderita penyakit kanker, lalu apa yang terjadi ? Hanya perlu waktu 3 bulan saja, pasien tersebut segera mengalami kemerosotan kesehatan yang sangat drastis ... dan akhirnya meninggal dunia ! Apakah yang sesungguhnya terjadi ? Pada Sub-Conscious pasien telah tertanam nilai (yang didapat dari External Agents), bahwa kanker adalah penyakit yang mematikan, sehingga ketika ia mengetahui hal tersebut, maka dalam 3 bulan pasien tersebut secara tidak sadar telah mengubah metabolisme tubuhnya ke arah Self-Destruction atau penghancuran diri sendiri ! Dalam kasus ini, mungkin saja si Pasien tetap dapat bertahan hidup 3 - 5 tahun lagi, jika saja ia tidak mengetahui bahwa ia mengidap kanker ! Tentu saja seorang Dokter tidak dapat disalahkan, tetapi inilah fenomena dari perilaku Sub-Conscious !
Super-Conscious merupakan area kesadaran yang berkaitan dengan kemampuan "Supernormal", dan area yang berkaitan dengan berbagai "Kecerdasan Tinggi" manusia. Super-Conscious inilah yang dapat menjelaskan, bagaimana seseorang selalu mengalami "nasib beruntung", atau "selalu sial", dimana semua ini merupakan gejala dari efek "Subtle Energy" yang dihasilkan oleh Super-Conscious tersebut.
Super-Conscious merupakan area kesadaran yang hanya dapat berhubungan dengan area Sub-Conscious, sehingga sesuatu tindakan yang tidak bijaksana jika seseorang selalu memberikan masukan kepada Sub-Conscious, hal-hal yang bersifat negatif (rasa pesimis, rasa khawatir, rasa tidak mampu, dsb.). Karena justru Super-Conscious akan melakukan proses "broadcast" energi-energi yang sesuai dengan pengertian dari Sub-Conscious tersebut !
Berdasarkan penjelasan di atas, maka konsep yag paling mendasar, adalah bagaimana seseorang dapat melakukan pemrograman ulang terhadap pengertian-pengertian empiris yang telah tertanam di Sub-Conscious-nya. Hal ini berarti, bahwa kita harus memahami "bahasa" yang dipahami oleh Sub-Conscious, dan "kondisi" yang memungkinkan pemrograman ulang tersebut !
Alpha adalah salah satu wilayah gelombang pemikiran manusia, disamping 3 wilayah lainnya, yaitu : Beta, Theta, dan Delta. Gelombang Alpha adalah wilayah sugestif yang mudah dicapai, sehingga setiap orang relatif dapat memasuki wilayah tersebut pada saat-saat yang diperlukan ! Terutama saat dimana seseorang akan melakukan "manipulasi" dan "sugesti" terhadap alam bawah sadar (Sub-Conscious).
Kini cukup jelas, apakah anda dapat "memotong" besi menggunakan gulungan kertas koran ? Jawabannya tentu tidak ! (Jika anda menggunakan pemikiran empiris), tetapi dengan melakukan "manipulasi" dan "sugesti" yang tepat di gelombang Alpha, maka Sub-Conscious anda akan memahami, dan memicu Super-Conscious anda untuk menghasilkan "Subtle Energy" yang dapat merapuhkan besi tersebut, sehingga dengan mudah dapat anda patahkan dengan menggunakan gulungan kertas koran !
Pertanyaan yang sama ! Apakah seseorang dapat 100% terhindar dari penyakit ? Apakah orang yang tidak berpendidikan dapat menjadi kaya ? Apakah anda dapat mencapai cita-cita anda ? Apakah berjalan di bara api dapat membuat anda cidera ?
Jawabannya terserah anda ! Andalah yang berhak untuk menentukan apakah anda akan menggunakan otak empiris anda atau menggunakan otak kreatif anda, atau menggunakan keduanya ?
sumber :http://1710purnomo.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)